Pasien Apresiasi Layanan Islami

Pelayanan di Poliklinik Mata RSUDZA
Pelayanan di Poliklinik Mata RSUDZA

PRIA beranjak tua, Rudi Fachri (60), warga Gampong Ilie, Ulee Kareng, Banda Aceh ini, sudah beberapa pekan menjalani perawatan di ruang rawat VIP Geurutee 2 RSUDZA akibat pendarahan.

Didampingi istri dan anaknya, Rudi yang masih terbaring lemas di tempat tidur, dalam nada lirih namun jelas, menyambut baik pelayanan bernuansa islami yang kini diadopsi RSUDZA.

Menurutnya, konsep itu sangat identik dengan mayoritas masyarakat di Serambi Mekkah yang umat islam.

Sebagai daerah yang melaksanakan syariat Islam, kata Rudi, maka sudah sewajarnya RSUDZA untuk mengaplikasikan nilai-nilai islam dalam seluruh pelayanan di rumah sakit.

Katanya, saat ini, pelayanan diberikan pegawai sudah lebih bersahaja, dokter dan perawan pun sangat ramah – ramah dan sabar dalam merawat pasien.

Cukup baik ada ustad yang bersedia memberikan nasehat kepada saya. Mengingatkan dan memberikan ceramah untuk selalu dekat kepada Allah,
Dedi Saputra
Pasien RSUDZA

Untuk ke depan, baik Rudi maupun anak dan istrinya berharap agar pelayanan islami dapat diterapkan di semua lini rumah sakit. Dengan begitu, pasien yang datang untuk berobat mendapatkan ketenangan secara spiritual.

Hal senada juga dilontarkan pemuda Dedi Saputra (29), salah seorang pasien yang juga sedang dirawat di RSUDZA Banda Aceh.

Pria yang bekerja di Lapas Meulaboh, Aceh Barat ini mengaku cukup senang dengan pelayanan Islami yang diberikan rumah sakit.

Apalagi setiap pasien selalu diingatkan dan dibimbing oleh dokter dan perawat serta rohaniawan yang datang ke ruang perawatan untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan memohon kesembuhan hanya kepadaNYA. “Cukup baik ada ustad yang bersedia memberikan nasehat kepada saya. Mengingatkan dan memberikan ceramah untuk selalu dekat kepada Allah,” kata dia.

Dirinya mengaku sudah lama mengetahui bahwa RSUDZA menerapkan layanan islami apalagi di layar layar televise di seluruh koridor rumah sakit diputar video tentang layanan islami.

“Saya tidak terkejut lagi saat didatangi ustad, karena sering saya lihat videonya di putar saat di ruang tunggu poliklinik,” terangnya.

Dedi pun berharap, agar pelayanan islami di RSUDZA bisa lebih ditingkatkan di semua lini pelayanan. Apalagi masyarakat memang sangat rindu dengan segala sesuatu yang bernuansa religi, termasuk di saat diberikan cobaan sakit. (sl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *