Poliklinik Eksekutif, Pasien Bebas Pilih Dokter

dr Fakhrul Jamal
dr Fakhrul Jamal

PELAYANAN prima oleh jajaran Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, yang tentu saja dibarengi dengan tenaga medis dan paramedis serta didukung peralatan yang mumpuni akhirnya terwujud di RSUDZA Banda Aceh.

Konsep layanan prima itu direalisasikan dalam bentuk poliklinik eksekutif.

Poliklinik eksekutif itu diresmikan operasionalnya oleh Gubernur Aceh Zaini Abdullah, yang ikut didampingi Wali Nanggroe Malik Mahmud serta Direktur RSUDZA dr Fakhrul Jamal.

Pasien yang berobat di Klinik Eksekutif boleh memilih dokter sesuai keinginan masing-masing. Poliklinik eksekutif di RSUZA dibuka ingin jika SDM yang dimiliki rumah sakit kelas IIA tersebut, hanya untuk kualifikasi biasabiasa saja, tapi harus unggul di berbagai bidang layanan yang dimiliki rumah sakit.

RSUZA kini memiliki dokter ahli sebanyak 167 orang, dokter umum sebanyak 65 orang, dokter gigi sepuluh orang dan perawat 686 orang.

Menurut Marwan dalam mengoptimalkan pelayanan, peningkatan kemampuan SDM tidak hanya dilakukan pada tenaga medis, dokter dan perawat, tetapi pada semua bidang yang berhubungan langsung dengan penunjang kegiatan rumah sakit termasuk hingga level pimpinan.

“Artinya, semua yang terlibat kita berikan pelatihan sehingga sebuah bagian berjalan secara terpadu dan semuanya berjalan dengan cepat, baik dalam memberikan pelanyanan prima kepada setiap pasien, hingga pengurusan administrasi,” katanya.

Ia menjelaskan seiring dengan raihan Sertifikat Paripurna yang disandang RSUZA dari komite akreditasi rumah sakit (Kars), maka ketersediaan sumber daya manusia mumpuni di berbagai sektor menjadi faktor ikut berperan penting dalam memberikan layanan prima kepada setiap masyarakat yang memanfaatkan fasilitas kesehatan di rumah sakit tersebut. “Kita selalu mempersiapkan SDM yang mampu melayani pasien dengan baik dan mereka mendapat pelayana dengan ramah oleh setiap petugas. Ini juga bagian yang menjadi komitmen dari sebuah metode penyembuah pasien yang diterapkan RSUZA,” katanya.

Marwan menjelaskan ada beragam pelatihan yang telah digelar pihak manajemen rumah sakit tersebut dalam meningkatkan sumber daya manusia di lingkungan rumah sakit umum milik provinsi itu seperti Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk individu yang bukan tenaga kesehatan.

BHD melatih seseorang apabila dalam suatu keadaan ditemukan korban dalam kondisi darurat medis ataupun tidak adanya nafas dan nadi tidak berdenyut. Maka harus segera dilakukan tindakan terhadap korban tersebut. Pelatihan itu juga mengajarkan bagaimana cara membantu tahap pertama terhadap orang yang tiba-tiba jatuh pingsan atau tidak sadarkan diri sambil menunggu bantuan dari tenaga kesehatan.

Pelatihan selanjutnya adalah hand hygiene, APAR (Alat Pemadam Api Ringan), food service, matrikulasi pegawai baru, pelatihan Ponek, kegiatan workshop tentang manajeman dan penggunaan obat, pelatihan mission vision values meaning (MVVM), komunikasi skill, sosialisasi dan simulasi.

Selanjutnya pelatihan penanggulangan dan evakuasi bencana kebakaran untuk case managerm, pelatihan transfer pasien, pelatihan triage, pelatihan nyeri, transfusi darah, VCTPITC, kegiatan in house training food service bagi ahli gizi.

Ia mengatakan pihak manajemen akan senantiasa memberikan dukungan maksimal dalam rangka meningkatkan SDM, sehingga seluruh tenaga bisa meningkatkan keahliannya serta ketrampilannya sesuai dengan perkembangan zaman, sehingga berdampak pada peningkatan produktivitas, efektivitas dan efisiensi kerja yang akhirnya dapat meminimalkan biaya dalam beragam aktivitas.(if) Poliklinik Eksekutif, Pasien Bebas Pilih Dokter mulai Senin hingga Sabtu.

Untuk hari Senin sampai Jumat, jadwal bukanya mulai pukul 16.0020.00 WIB.

Sedangkan hari Sabtu yaitu mulai pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan pukul 14.00 sampai 20.00 WIB. Pada poliklinik eksekutif terdapat beberapa klinik seperti poliklinik spesialis penyakit dalam, poliklinik orthopedi, poliklinik spesialis penyakit dalam, poliklinik obsgin, poliklinik anak, saraf, jantung, mata, THT, kulit, paru dan poliklinik rehabilitasi medik.

Dokter spesialis yang bertugas di sana mendapat giliran sesuai jadwal yang ditentukan.

Direktur Rumah Sakit Zainal Abidin, Banda Aceh, dr Fakhrul Jamal, mengatakan, poliklinik eksekutif ini dikelola secara swadana dengan tujuan untuk memberikan kemudahan bagi pasien yang berobat.

Menurut dr Fakhul, poliklinik eksekutif dibuka untuk memberi alternatif bagi warga Aceh yang ingin berobat.

Poliklinik ini sebenarnya hampir sama dengan klinik swasta. Bedanya hanya pada jumlah dokter ahli yang lebih banyak dan alat yang digunakan jauh lebih lengkap. “Poliklinik eksekutif dijalankan oleh dokter terbaik dengan alat kesehatan mutakhir. Sekarang, masyarakat Aceh tak perlu lagi jauhjauh ke Malaysia, karena poliklinik eksekutif berstandar internasional,” kata Fachrul Jamal.

Meski sudah ada poliklinik eksekutif, pasien di RSUZA juga masih dilayani saat berobat pada pagi hari.

Bedanya, pagi hari pasien ditangani oleh dokter yang sudah ditunjuk. Sedangkan di poliklinik eksekutif boleh pilih sendiri dokter sesuai keinginan.“Pagi tetap seperti biasa dan praktek di poliklinik pada sore hari juga ada dokter ahli,” ungkapnya.Peresmian Poliklinik Eksekutif ini dilakukan oleh Gubernur Aceh, dr. H Zaini Abdullah pada Rabu (28/10) sore. Prosesi acara peresmian itu diakhiri dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti poliklinik eksekutif oleh Gubernur Aceh didampingi Wali Nanggroe Malik Mahmud Al-Haytar dan Direktur RSUDZA. Setelah itu, Gubernur meninjau sejumlah klinik di tempat tersebut. Turut hadir perwakilan DPR Aceh, perwakilan Kodam Iskandar Muda, Polda Aceh, dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Gubernur Zaini Abdullah saat meresmikan Poliklinik Eksekutif RSUDZA, meminta semua jajaran di rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu agar memberikan pelayanan yang sama kepada seluruh pasien.

Gubernur juga menyatakan sangat mendukung keberadaan poliklinik itu. “Saya berharap manajemen RSUDZA dapat mengelolanya secara maksimal agar menjadi kebanggaan masyarakat Aceh. Apalagi, selama ini masih banyak masyarakat kita yang berobat ke luar negeri karena berbagai alasan, terutama terkait pelayanan,” pungkas Gubernur Zaini Abdullah.(if)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *