RSUDZA Terapkan Pelayanan Bernuansa Islami

Pemeriksaan pasien di Poliklinik Mata
Pemeriksaan pasien di Poliklinik Mata

SUASANA islami begitu terasa saat memasuki komplek Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.

Sambutan hangat dari pegawai dan lantunan suara merdu qari dan qariah melalui pengeras suara terkoneksi di seluruh rumah sakit.

Itulah aura yang langsung menyergap pengunjung RSUDZA sebagai wujud dari konsep pelayanan islami yang kini diterapkan di rumah sakit yang memiliki misi memberikan pelayanan kesehatan individu yang menyenangkan dan mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan ini.

Sejak 27 Juli 2015 lalu, rumah sakit plat merah itu memang telah bertranformasi menjadi rumah sakit peduli ibadah.

Yaitu, sebuah konsep untuk mendulang pahala beribadah saat berada di rumah sakit. Artinya, RSUDZA tidak hanya terfokus kepada kesehatan secara fisik dan psikologis saja akan tetapi dilakukan melalui pendekatan agama.

Bahkan seluruh pegawai, telah menandatangi komitmen untuk menjadikan pekerjaan di rumah sakit sebagai ibadah serta jalan untuk meraih ampunan, ridha dan surga Allah SWT.

Komitmen bersama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Zainoel Abidin sebagai rumah sakit peduli ibadah yang ditandatangi Direktur RSUZA Banda Aceh, dr Fachrul Jamal Sp AN KIC bersama seluruh kepala unit pelayanan terpampang di sejumlah titik rumah sakit, mulai dari lobi.

Beberapa waktu lalu, dr Fachrul Jamal menyampaikan, konsep pelayanan islami akan terus diupayakan berlangsung di semua lini pelayanan.

RSUDZA tidak hanya terfokus kepada kesehatan secara fisik dan psikologis saja akan tetapi dilakukan melalui pendekatan agama. Bahkan seluruh pegawai, telah menandatangi komitmen untuk menjadikan pekerjaan di rumah sakit sebagai ibadah serta jalan untuk meraih ampunan, ridha dan surga Allah SWT.

Dimulai dari seluruh pegawai rumah sakit untuk berkomitmen bersama menerapkan nilai – nilai akhlak islami yang diaplikasikan dalam berinteraksi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sesuai isi butir komitmen pertama, sejenak azan berkumandang dari Masjid Ibnu Sina di Komplek RSUZA, seluruh aktifitas pelayanan di poliklinik serta unit supporting dihentikan.

Seluruh pegawai juga diharuskan untuk menghentikan seluruh kegiatan non medis, seperti rapat, seminar dan kegiatan non emergensi saat azan berkumandang dari Masjid Ibnu Sina di Komplek RSUDZA, untuk melaksanakan fardu berjamaah. Termasuk seluruh peserta didik seperti residen, dokter muda dan pendidikan profesi lain.

Para pegawai juga dituntut untuk memotivasi dan membantu pasien yang dirawat di RSUDZA dan keluarga untuk melaksanakan shalat fardu dan ibadah lainnya.

Dalam konteks pelayanan syariah tersebut, kata dr Fachrul Jamal, manajemen RSUDZA setiap hari mendatangkan lima ustadz dan ustadzah untuk melakukan pendekatan non medis (religius) kepada para pasien di unit unit ruang rawatan.

Beberapa ustad dan ustadzah dengan seragam berwarna hijau bertuliskan ‘Pelayanan Islami RSUDZA’ setiap harinya bertugas mendatangi satu per satu ruangan tempat pasien dirawat.

Kehadiran mereka bukan untuk menggantikan tugas dokter maupun perawat, namun untuk memberikan bimbingan dan penguatan secara agama kepada pasien agar tabah menghadapi ujian.

Para petugas rohani tersebut juga mengajarkan praktik ibadah kepada pasien, seperti tayamum, cara shalat, serta memberikan nasehat agama.(sl)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *