Hygiene Respirasi/Etika Batuk

ETIKA BATUK YANG BENAR DAN AMAN
ETIKA BATUK YANG BENAR DAN AMAN

PENYAKIT infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan dunia, termasuk di Negara-negara berkembang yang salah satunya Indonesia. Kondisi lingkungan dan budaya yang ada di negara kita juga sangat mempengaruhi tingginya angka kejadian infeksi.

Dalam kehidupan seharihari tanpa sadar reflek batuk dan bersin sering terjadi, hal ini fisiologis dan normal. Tetapi efeknya menjadi tidak normal apabila kita tidak menyadari atau mengetahui, hingga menyebabkan infeksi.

Kebersihan pernafasan dan etika batuk adalah dua cara penting untuk mengendalikan penyebaran infeksi di sumbernya.

Semua pasien, pengunjung dan petugas kesehatan harus dianjurkan untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan pernafasaan untuk mencegah sekresi pernafasan.

Etika batuk yang perlu kita ketahui bersama, karena dari hal penularan yang terkecil kita ketahui dan pahami maka kita telah bertindak dalam proses pencegahan infeksi yang saat ini sedang digalakkan. Dahulu kita mengenal atau terbiasa saat batuk kita akan menutup mulut kita dengan telapak tangan. Tujuan kita baik tetapi belum tentu benar dan justru cara ini akan menjadi media penyebaran infeksi yang cepat. Dengan menutup telapak tangan tanpa sadar kita telah memindahkan bakteri dari telapak tangan kita ke orang lain melalui bersentuhan atau bersalaman.

Secara standar yang benar etika batuk adalah dengan menutup mulut dengan tissue, tetapi terkadang kita tidak sadar, saat kita reflek bersin atau batuk menyerang kita. Karena saat batuk, justru tissue belum kita siapkan di kantong atau di tas.

Hal ini juga disosialisasikan oleh Komite PPIRS (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit), sebagai upaya untuk meminimalkan proses transmisi bakteri ke orang lain dan lingkungan.

Rasional tindakan menutup batuk dengan lengan atas bahwa lengan atas jarang atau bahkan tidak dominan kontak dengan reservoir.

Bila menutup dengan telapak tangan langsung kita tahu bahwa telapak tangan adalah dominan menyentuh, memegang bahkan bersalaman dengan orang lain, meskipun kita tidak sakit tetapi flora normal yang keluar akan berubah menjadi tidak norml dan akan membuat proses kolonisasi kemudian bisa menjadi infeksi.

Pengunjung dengan gejala infeksi saluran pernafasan selama terjangkitnya penyakit menular harus diawasi pemakaian APD seperti masker, agar tidak menularkan infeksi. Selain itu harus diberikan informasi tertulis untuk menggunakan masker bagi setiap pengunjung yang batuk Pengumpulan sputum untuk pengunjung yang batuk harus dilakukan dalam ruang terbuka, sputum collecrion booth, dan ini sudah disediakan di Rung Pelayanan TB Terpadu di RUUDZA lama atau ruangan dengan pengaturan sistem ventilasi yang benar.

Udara dalam booth dialirkan ke udara bebas di tempat yang bebas lalu lintas manusia.

Banda Aceh, 17 Juni 2016 Komite PPIRS