Layanan Terintegrasi Buat Si Sakit
BERBAGAI terobosan untuk terwujudnya pelayanan maksimal, terus dilakukan oleh manajemen RSUDZA Banda Aceh. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk pelayanan terinte-grasi secara digital.
Penerapan teknologi informasi kini menjadi pilihan utama untuk mendukung pelayanan prima kepada seluruh pasien yang berobat pada berbagai unit di RSUDZA milik Pemerintah Aceh yakni Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin, Banda Aceh. “Kita saat ini sudah menggunakan sistem informasi rumah sakit secara terpadu yang terhubung dengan semua unit, sehingga berbagai tindakan berjalan lebih cepat. Ini juga bagian dari penunjang pelayanan kesehatan,” kata Wakil Direktur Bidang penunjang Medis RSUZA, dr Nurnikmah, M.Kes, di ruang kerjanya.
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menyiapkan PACS (Picture Archieving Communication System) dan DR (Digital Recognizer) yang bertujuan untuk keterpaduan teknologi informasi yang dapat diakses secara cepat dengan semua unit yang ada di rumah sakit tersebut.
“Tim dari Kementerian Kesehatan telah melakukan survei terhadap rumah sakit RSUDZA, dalam kaitan pelayanan dengan sistim telemedicine. Telemedicine adalah suatu sistem yang memanfaatkan teknologi internet yang memungkinkan pelayanan kesehatan jarak jauh yang tentunya sangat berguna untuk daerah pelayanan kesehatan terpencil untuk berkonsultasi dengan RSUZA,” katanya.
Kita saat ini sedang menyiapkan sistem teknologi terpadu yang terhubung dengan semua unit, sehingga berbagai tindakan berjalan lebih cepat. Ini juga bagian dari penunjang pelayanan kesehatan.
dr Nurnikmah, M.Kes
Wakil Direktur Bidang penunjang Medis RSDUZA
Ia mengatakan semua informasi nantinya akan terintegrasi dalam satu sistem, dokter dapat mengetahui secara cepat diagnosa pasien, pasien pun dapat mengambil langsung obat di apotek karena resepnya sudah ditulis langsung melalui perangkat IT.
Diakui, saat ini RSUZA memang sudah memiliki sistim teknologi informasi yang sudah terkoneksi dengan semua unit layanan medis di RSUDZA yaitu melalui hospital information system (HIS).
Saat ini, setiap hari rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu melayani 800 resep perhari dari non poliklinik. Namun untuk pasien di poliklinik bisa mencapai 1.000 sampai 1.200 orang per harinya.
Pihaknya juga terus meningkatkan berbagai layanan dan sarana penunjang lainnya guna mendukung pelayanan secara maksimal kepada seluruh pasien baik melalui jalur BPJS kesehatan maupun yang berobat melalui layanan eksekutif.
Menurut dia sarana penunjang yang memadai akan membantu mengoptimalkan diagnosa pasien yang dilayani oleh setiap tenaga medis di rumah sakit milik pemerintah di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.
RSUDZA saat ini sudah memiliki perangkat penunjang medis yang canggih, seperti radiologi, USG, CT-SCAN 64 slice, MRI dan memiliki laboratarium terlengkap, unit transfusi darah, alat pendeteksi darah, alat untuk sterilisasi alat operasi, instalasi gizi dan laundry. “Khusus untuk laundry kita juga siap menerima cucian baju milik keluarga pasien dengan harga yang sangat terjangkau.
Masyarakat tidak perlu khawatir sebab dalam mencuci kami juga punya SOP,” katanya.
Rumah sakit terbesar di Aceh itu, saat ini memiliki 564 tempat tidur yang terdiri dari kelas utama 40 tempat tidur, kelas I 96 tempat tidur, kelas II 103 tempat tidur, kelas III 251 tempat tidur, isolasi 26 tempat tidur, HCU 6 tempat tidur dan intensif 42 tempat tidur.
Ia menambahkan setiap bulan rumah sakit tersebut membutuhkan darah sebanyak 2.000 kantong. Untuk memenuhi darah tersebut pihak RSUDZA bekerja sama dengan PMI dan ada juga sukarelawan atau keluarga pasien yang langsung mendatangi unit transfusi darah di RSUZA untuk mendonorkan darahnya termasuk juga kalangan mahasiswa. (if)