Wadir SDM RSUDZA Kemampuan Staf Terus Ditingkatkan

dr. Isra Firmansyah, Sp.A
Wadir Pengembangan SDM RSUDZA

SELAMA ini masyarakat di Aceh beranggapan berobat ke luar negeri, jauh lebih baik dibanding rumah sakit yang dimiliki di daerahnya. Padahal jika disadari, peralatan yang dimiliki dan sumber daya manusia yang ada di rumah sakit luar negeri tak jauh beda dengan rumah sakit di dalam negeri, khususnya Banda Aceh.

“Seharusnya, masyarakat sudah harus berpikir dua kali untuk berobat ke luar negeri, sebab RSUDZA juga memiliki peralatan dan SDM yang sama handal dengan rumah sakit luar negeri. Solusi berobat tak perlu lagi mesti keluar negeri, artinya, tidak perlu lagi biaya besar untuk berobat,” kata Wadir Pengembangan SDM RSUDZA Aceh, dr Isra Firmansyah, Sp.A, saat ditemuai di ruang kerjanya.

Sebagai sebuah rumah sakit rujukan dan pendidikan, RSUDZA kini dilengkapi berbagai alat medis moderen untuk mendiagnosa serta penanganan medis keluhan pasien.

Sertifikat bintang lima yang diperoleh ini tidak terlepas dari peralatan yang dimiliki dan pelayanan yang dilakukan RSUDZA selama ini,

Tak hanya itu, RSUDZA Banda Aceh, juga terus meningkatkan kemampuan sumber daya manusia di berbagai bidang. Semua itu guna memberikan pelayanan dengan kualitas terbaik kepada masyarkat.

“Alat dan tenaga medis yang kita miliki saat ini juga sama dengan rumah sakit luar negeri dan bahkan terkadang ada dokter yang sudah memiliki kemampuan lebih,” kata dr Isra Firmansyah, Sp A.

Saat ini, pelayanan yang dilakukan di RSUDZA sudah berstandar nasional semua. Padahal tidak semua rumah sakit di Tanah Air barhasil meraih akreditasi paripurna.

“Sertifikat bintang lima yang diperoleh ini tidak terlepas dari peralatan yang dimiliki dan pelayanan yang dilakukan RSUDZA selama ini,” katanya.

Untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan, manajemen RSUDZA setiap tahunnya menggelar berbagai pelatihan dan pendidikan, baik dan dan luar negeri dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia handal dalam berbagai bidang layanan di rumah sakit.

“Baik tenaga administrasi, perawat, bidan, dokter dan seluruh tenaga di lingkungan RSUDZA wajib mendapat pelatihan dan pendidikan yang bertujuan meningkatkan kemampuan daalam memberikan pelayana prima kepada masyarakat,” katanya.

Gubernur Aceh dr H Zaini Abdullah menyalami tim dari JCI, dalam acara kick off pencanangan Akreditasi Internasional RSUDZA.

Ia menyebutkan pihaknya juga sudah menyiapkan layanan terintegrasi secara online terhadap data SDM yang ada di lingkungan RSUDZA. Data terintegrasi tersebut bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja dan juga memenuhi berbagai kebutuhan di lingkungan rumah sakit. “Semua terkait SDM dapat dicek dengan cepat di sistem dan ini akan sangat membantu dan mempercepat layanan sebab ketersediaan SMD yang mumpuni akan berdampak tehadap layanan,” katanya.

Isra juga mengatakan rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut, kini juga sudah memiliki banyak tenaga spesialis yang siap untuk melaksanakan berbagai tindakan medis terhadap pasien yang berobat kerumah sakit tersebut.

RSUDZA kini memiliki sebanyak 165 dokter spesialis yang berada di garda terdepan untuk terwujudnya pelayanan maksimal kepada masyarakat Aceh.

Peningkatakan sumber daya manusia yang terus dilakukan setiap tahunnya kepada 693 perawat dan 237 dokter, baik untuk pelatihan dalam dan luar negeri guna meningkatkan kemampuan sesuai bidang yang dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan.

Selain bidang SDM, penyediaan alat medis yang canggih, peningkatan sarana dan sarana pelayanan kesehatan dan juga status akreditasi paripurna yang kini menuju berstandar internasional, menjadikan RSUDZA tidak jauh beda dengan rumah sakit luar negeri.(ifl)