Keluar Masuk Sekolah Mencari Pendonor Darah
KEBUTUHAN darah untuk pasien di Banda Aceh dan sekitarnya, makin meningkat saja.
Berbagai langkah ditempuh oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Banda Aceh, sebagai lembaga nirlaba yang menjadi salah satu pemasok kebutuhan darah. “Kami membutuhkan rata-rata 100-300 kantong darah setiap hari, untuk memenuhi kebutuhan pasien. Kebutuhan itu untuk memenuhi permintaan masyarakat di Banda Aceh dan sekitarnya,” kata H. Qamaruzzaman Hagny, Ketua PMI Banda Aceh, awal pekan ini.
Untuk memenuhi tingkat kebutuhan darah tersebut, pihak PMI Banda Aceh telah melakukan berbagai langkah, termasuk menggencarkan sosialisasi pendonoran darah kepada masyarakat. “Kerjasama secara kontinyu terus kami lakukan dengan berbagai pihak dalam sosialisasi, baik dengan instansi pemerintah, swasta, TNI, Polri, Universitas, Ormas dan lain sebagainya,” katanya.
Hal ini kita lakukan sebagai upaya menggalakkan donor darah sejak dini. Aksi ini dinilai cukup berhasil karena sudah ada beberapa SMA yang sukarela menggelar donor darah massal dengan pendonornya dari kalangan pelajar.
Salah satu fokus sosialisasi pendonoran darah itu adalah menyasar pendonor pemula, misalnya mahasiswa atau pelajar. Dalam kaitan ini, pihak PMI mendatangi atau keluar masuk sekolahsekolah. “Hal ini kita lakukan sebagai upaya menggalakkan donor darah sejak dini. Aksi ini dinilai cukup berhasil karena sudah ada beberapa SMA yang sukarela menggelar donor darah massal dengan pendonornya dari kalangan pelajar,” ujar Qamaruzzaman.
Ketua KONI Banda Aceh ini juga menuturkan, tingkat kebutuhan darah, khususnya di RSUD dr Zainoel Abidin terbilang tinggi, yakni mencapai 75 kantong darah. Kebutuhan yang tinggi ini dianggap sangat realistis sebab RSUDZA merupakan rumah sakit rujukan tertinggi di Aceh.
“Setiap harinya membutuhkan!! tidak kurang dari 50 sampai 75 kantong darah. Nah kerja sama dengan RSUDZA udah berlangsung puluhan tahun, PMI sediakan stok darah dengan cara melakukan mobil unit dan donor darah massal, sekaligus memproses darah yang sehat sesuai standar WHO. Sedangkan RSUDZA menyediakan Bank Darah, tempat penyimpanan untuk memudahkan pasien,” papar mantan anggota DPRK Kota Banda Aceh itu.
Ditambahkan, PMI siapkan stok darah dengan mendroping darah secukupnya menurut permintaan. Namun untuk menghindari terjadinya benturan di lapangan, kita berharap agar Bank Darah tidak melakukan penyadapan darah diluar RSUZA, pinta lelaki supel itu.(rd)