Setetes Darah Sangat Berarti Bagi Kami

Terlahir ke dunia…..
Di antara berjuta juta manusia….
Ada kebanggaan…kesedihan…harapan…
kejenuhan…juga ketegaran…
Satu satu berlalu…..
Berbaur dalam garis kehidupan…
Anugrah Yang Maha Kuasa.

Detak Jantung berdegap
Menggerakkan denyut denyut nadi
Berpacu…..melawan hidup….menentang maut
Suatu cobaan telah kuterima
Beban yang berkepanjangan
…….Belum selesai……

Namun singkat namanya…THALASSEMIA
Denting jam berdetak……
Menyita hari hari hidupku
Di pembaringan…..di jalanan….
Di tengah kesibukan…..
Yang setiap saat kubutuhkan…
Kukuatkan jiwa dan raga…..
Lewat kesetiaan jarum jarum kebajikan,
Yang bersiratkan merah darah…..
Setetes darah orang orang bijak,

Selama ini aku berangan angan….
Ada suatu yang dapat manaklukan….
Beban yang melekat di pundakku,
Namun…selama ini pula
Belum nyata datang……belum nyata…
yang ada hanya harapan
yang tak pernah menyajikan apa apa…..
Diantara Firman Mu ya Tuhanku
Kukembalikan aku Bahwa aku adalah milik Mu…
Dan kuyakini Firman Mu….bahwa…
Dari engkaulah beban yang ada di pundaku ini….
Dan dari Engkau jualah mukjizat yang kudambakan

Kepada dunia…….
Lihatlah mereka…saudaraku….
Penderita Thalassaemia
Mereka butuh ketegaran, dan tetesan darah…karena…
Setetes darah sangat berarti buat kami
Kepada sahabatku….saudaraku…..
Mari….marilah…
Jalurkan tangan terbuka dengan muka tengadah Bacalah….yaaa..Tuhan kami…..
Jangan Engkau pikulkan beban yang berat….
yang tak sanggup kami memikulnya…..
Maafkanlah kami…..
Ampuni kami….dan….
Rahmati kami…..
Engkau penolong kami
Hilangkan ketakutan kami….
Wahai Tuhannya manusia, sembuhkanlah penyakit kami
Engkau maha Penyembuh
tiada kesembuhan melainkan….
kesembuhan Mu…..ya Tuhan kami
kesembuhan Mu yang tidak……
meninggalkan penyakit………
…..AMIN……..

Karya: Diah Rahayu Utami
(Penderita Thalassemia yang meninggal tanggal 29-8-1990
pada usia 25 tahun)


DARAH adalah ‘panglima’ bagi detik demi detik kehidupan yang kita lalui.

Terhentinya aliran darah, secara harfiah terhenti juga denyut roda kehidupan setiap makhluk Allah di muka bumi ini. Tak ada lagi tawa dan tangis yang tersisa ketika darah tak lagi mampu menjalankan fungsinya untuk tubuh kita.

Betapa nestapa tiada bertepi, ketika insan manusia dilanda prahara soal darah. Penderita Thalassemia, gagal ginjal hingga pasien operasi sekalipun, menanti darah bak menanti setets air di padang pasir. Bagi mereka darah bukan sekadar intan berlian, namun lebih dari itu, menjadi sebuah ‘garansi’ nyawa yang tak ternilai harganya.

Berikut sebuah puisi dari jerit hati yang tercekat seorang penderita Thalassemia.