Skrining Dini Diabetes Melitus

lh05-24

Oleh: Ridhalul Ikhsan, Residen Ilmu Penyakit Dalam

DIABETES Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia dan intoleransi glukosa yang terjadi, karena kelenjar pankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat.

Atau juga karena tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif atau kedua-duanya.

World Health Organization (WHO) merumuskan bahwa DM merupakan suatu kumpulan masalah anatomi dan kimiawi dari sejumlah faktor, dimana didapati defisiensi insulin absolut atau relatif dan gangguan fungsi insulin.

Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1, yang dikenal sebagai insulin-dependent atau childhood onset diabetes, ditandai dengan kurangnya produksi insulin. DM tipe 2, yang dikenal dengan non-insulin-dependent atau adult-onset diabetes, disebabkan ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin secara efektif yang kemudian mengakibatkan kelebihan berat badan dan kurang aktivitas fisik. Sedangkan diabetes gestasional adalah hiperglikemia yang diketahui pertama kali saat kehamilan.

Global status report on non communicable diseases tahun 2014 yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa, prevalensi DM di seluruh dunia diperkirakan sebesar 9%. Proporsi kematian akibat penyakit DM dari seluruh kematian akibat penyakit tidak menular adalah sebesar 4%. Kematian akibat DM terjadi pada negara dengan pendapatan rendah dan menengah dengan proporsi sebesar 80%. Pada Tahun 2030 diperkirakan DM menempati urutan ke-7 penyebab kematian di dunia.

Indonesia merupakan negara yang berada di urutan keempat dengan prevalensi diabetes tertinggi di dunia setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Bahkan, jumlah pengidap diabetes terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terutama untuk DM tipe 2.

WHO memperkirakan, jumlah penderita DM tipe 2 di Indonesia akan meningkat signifikan hingga 21,3 juta jiwa pada 2030 mendatang.

Penyakit DM merupakan penyakit degeneratif yang sangat terkait dengan pola makan.

Pola makan merupakan suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.

Perubahan gaya hidup dalam hal konsumsi makanan khususnya di kota besar dipicu oleh perbaikan/ peningkatan di sektor pendapatan (ekonomi), kesibukkan kerja yang tinggi, dan promosi makanan ala barat fast food maupun health food yang populer di Amerika dan Afrika. Namun tidak diimbangi dengan pengetahuan dan kesadaran gizi yang mengakibatkan budaya makan berubah menjadi tinggi lemak jenuh dan gula, rendah serat dan rendah zat gizi mikro serta jadwal makan yang tidak teratur.

Pola makan bukan saja terkait dengan nilai dan kualitas makanan, tetapi juga keteraturan asupan makanan yang dikonsumsi. Diabetes UK (2010) menganjurkan pola makan yang teratur 3 kali sehari bahkan lebih dengan jumlah asupan kalori yang seimbang dan dengan jadwal yang teratur. Keteraturan makan sangat penting dalam mengkondisikan sekresi insulin yang teratur dan konsisten.

Guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya skrining dini diabetes dan juga dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, untuk itu pada tanggal 16 september 2016 lalu diadakan bakti sosial oleh Dokter Spesialis dan PPDS Ilmu Penyakit Dalam RSUD Zainoel Abidin.

Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Bagian SMF Penyakit Dalam dr. M. Riswan, Sp.PD, KHOM, FINASIM.

Kegiatan ini dilakukan di Mesjid Agung Al- Makmur Lamprit. Jumlah peserta yang melakukan pemeriksaan gula darah sebanyak 100 peserta dan sebanyak 215 orang yang melakukan pemeriksaan tekanan darah.

Semoga dengan dilakukannya kegiatan ini, dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya skrining dini Diabetes Melitus.

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat mendeteksi dan memulai terapi DM sedini mungkin. Untuk memperkecil angka komplikasi, agar kualitas hidup dapat dipertahankan atau menjadi lebih baik.(if)