Bukan Masanya Lagi Untuk ‘Tidak Ngeh’ Pada Makanan Rumah Sakit
MANUSIA sesuai kodratnya, membutuhkan berbagai zat gizi untuk menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh. Zat gizi adalah bahan kimia yang terdapat dalam bahan pangan yang dibutuhkan tubuh untuk menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan.
Tidak hanya orang sehat yang membutuhkan gizi melainkan juga pasien yang berada di rumah sakit. Kebutuhan gizi pada pasien tersebut diatur dalam bentuk diet untuk membantu mempercepat kesembuhan pasien sehingga masa perawatan dapat diperpendek.
Pengaturan gizi pasien tersebut bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan atau mempertahankan status nutrisi pasien tetapi juga untuk meningkatkan atau mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit/ cedera, khususnya infeksi serta membantu kesembuhan pasien.
Rumah sakit memegang peran sentral dalam melayani kebutuha ngizi pasien, yang tentu saja disesuaikan dengan keadaan pasien dan berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan status metabolisme tubuhnya.
Kita merasa bangga ketika mengetahui jika Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) telah memiliki standar makanan yang telah sesuai dengan standar makanan secara umum dan standar makanan secara khusus, yang disesuaikan dengan pengaturan gizi pada pasien.
Bagaimanapun semua pihak menyadari jika terapi gizi menjadi salah satu factor penunjang utama penyembuhan. Atas dasar itu, harus diperhatikan agar pemberian makanan kepada pasien, tidak melebihi kemampuan organ tubuh untuk melaksanakan fungsi metabolisme.
Dengan kata lain, pemberian diet pasien harus dievaluasi dan diperbaiki sesuai dengan perubahan keadaan klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun rawat jalan.
Secara umum, dapur gizi di RSUDZA telah memenuhi kriteria itu. Tak ada lagi alasan untuk mengedepankan stigma ‘tidak ngeh’ pada makanan rumah sakit. Karena itu semua sesuai standar gizi serta standar higin yang dijaga secara ketat oleh tim yang ditunjuk.
Tim dapur dan gizi RSUDZA setiap hari menyiapkan makanan yang bertujuan untuk memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi untuk mencegah dan mengurangi kerusakan tubuh, baik itu makanan biasa atau makanan untuk diet khusus, mulai dari diet pasien diabetes melitus hingga diet gout artritis, penyakit yang disebabkan oleh metabolisme abnormal purin yang ditandai dengan meningkatnya kadar asam urat dalam darah.
Pengaturan gizi pasien tersebut bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan atau mempertahankan status nutrisi pasien tetapi juga untuk meningkatkan atau mempertahankan daya tahan tubuh dalam menghadapi penyakit/ cedera. Khususnya infeksi serta membantu kesembuhan pasien dari penyakit/cederanya, dengan memperbaiki jaringan yang aus atau rusak serta memulihkan keadaan homeostasis yaitu keadaan seimbang dalam lingkungan internal tubuh yang normal atau sehat.
Pada umumnya rumah sakit memiliki standar makanan untuk pasien, yaitu standar makanan secara umum dan standar makanan secara khusus. Standar makanan ini disesuaikan dengan pengaturan gizi pada pasien.
Terlepas standardisasi dan pengaturan makanan pasien yang telah sesuai ketentuan, kita berharap agar komitment untuk terus memberikan yang terbaik bagi pemenuhan gizi pasien di RSUDZA akan terus dilakukan secara berkelanjutan.
Di sisi lain, masyarakat juga makin punya ekspektasi tinggi terhadap pelayanan pemenuhan kebutuhan gizi di rumah sakit. Itulah yang harus terus diantisipasi oleh lembaga perawatan kesehatan, termasuk RSUDZA tentunya.