Terus Belajar untuk Lebih Baik Lagi
RUANG tunggu di loket pendaftaran pasien Rawat Jalan dan Poliklinik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, pada pagi Rabu (15/11/2017) itu tampak lengang. Seorang petugas cleaning service terlihat sedang bersih-bersih. Tak banyak pasien yang antre untuk mendapatkan nomor antrean, padahal biasanya kunjungan berkisar 500-600 pasien/hari untuk berobat. Bahkan saking membeludaknya, jumlah pendaftar ‘luber’ bak air bah hingga ke depan poliklinik dan bagian utama pintu masuk RSUDZA.
“Sejak sistem pendaftaran digital secara online diberlakukan, antrean yang berjam-jam dapat dipangkas dan pelayanan kini lebih efisien.” ungkap Noviana, A.Md, Staf Medical Record (rekam medis) di loket pendaftaran pasien Rawat Jalan RSUDZA, Banda Aceh.
Kini, ruang gerak dan deretan kursi ruang tunggu di loket pendaftaran sudah terasa leluasa. Suara panggilan mesin antrean pun mulai berkurang, dan menambah kenyamanan pasien dan pengunjung.
Perempuan kelahiran Beureu’eh, Kecamatan Mutiara, Pidie, 22 Desember 1989, ini terlihat bersemangat ketika diminta untuk berbagi cerita terkait terobosan inovasi berbasis elektronik, atau registrasi online bagi pasien yang akan berobat ke Rumah Sakit berplat merah milik Pemerintah Aceh itu.
Novi, begitu ibu dua anak ini kerap disapa, mengaku jika ia amat bersyukur karena kepadatan antrean yang menjadi problem yang sering dikeluhkan para pengunjung RSUDZA, kini mulai teratasi dengan hadirnya aplikasi sistem registrasi (pendaftaran) online, yang dilaunching oleh Wakil Gubernur (Wagub) Aceh, Nova Iriansyah pada Selasa (31/10) lalu.
Melalui pendaftaran online di http://rsudza.acehprov.go.id/ registrasi, pengguna tinggal memasukkan nomor rekam medis. Selanjutnya pasien diminta mengisi kolom seperti Nomor Rekam Medik, Nomor Induk Kependudukan, nomor Handphone yang aktif, tujuan poliklinik dan tanggal kunjungan.
Lalu setelah mendapat nomor antrean, pasien datang ke rumah sakit untuk mendapatkan layanan sesuai yang tertera dalam nomor antrian tersebut.
Menurut Novi, sistem registrasi online memberikan kemudahan bagi pasien Rawat Jalan karena sudah bisa mendaftar lewat aplikasi online.
Masyarakat tidak perlu repot-repot datang ke rumah sakit untuk mendaftarkan diri dan mendapatkan layanan di Poliklinik Rawat Jalan. Reservasi online bisa dilakukan dimana saja, hanya bermodalkan koneksi internet dan berlangsung selama 24 jam.
“Inovasi baru ini bertujuan untuk menyiapkan rekam medis lebih awal,” terang anak sulung dari empat bersaudara itu.
Pendaftaran online merupakan salah satu cara manajemen RSUDZA untuk mengurai antrian pendaftaran rawat jalan secara manual. Bagi Novi, reservasi online sangat membantu pihaknya dan petugas rekam medik dalam menyiapkan berkas sehingga waktu tunggu di Poli bisa dipercepat.
Dedikasi Noviana, alumni Akademi Kebidanan (Akbid) Yayasan Harapan Bangsa, Banda Aceh, ini tak perlu diragukan lagi. Meskipun dirinya masih tercatat sebagai pegawai kontrak, namun soal disiplin waktu tidak bisa ditawar-tawar.
“Kesuksesan seseorang dalam membagi waktu tentu tidak lepas dari kata disiplin,” ujar staf di Instalasi Rekam Medis ini.
Noviana, A.Md sebelumnya bertugas di bagian Adminission Center atau di Loket Rawat Inap RSUDZA.
Alumni SMA Unggul Sigli ini juga pernah ditempatkan di Loket Eksekutif.
Sedari kecil, sang orang tua Novi yang berprofesi s e b a g a i g u r u memang menginginkan putri sulungnya ini melanjutkan pendidikan di bagian kesehatan.
“Orang tua saya berharap ada anggota dari keluarga kami yang kuliah di bidang kesehatan, dan akhirnya saya menikmati pekerjaan saya ini,” kenang Novi.
Baginya, waktu adalah ‘hadiah’ yang diberikan Allah SWT untuk setiap insan. Namun tidak semuanya mampu menggunakan dengan baik, hanya sebagian kecil saja orang di dunia ini yang dapat mengelola waktunya dengan tertib sehingga dapat meraih sukses.
Perempuan murah senyum ini mengaku terinspir a s i dengan sebuah kalimat: “Tidak akan berhenti sampai hari ini, yakin hari esok lebih baik!”.
Untaian kalimat ini menjadi falsafah hidupnya, yang juga bermakna selalu berupaya untuk disiplin diri dan memberi yang terbaik dalam menorehkan tinta emas masa depan.
“Artinya, jangan puas dengan segala kebaikan dan kesuksesan yang kita dapati hari ini, melainkan harus terus belajar dan berusaha untuk lebih baik lagi,” ungkap Noviana.
Ya, falsafah hidup adalah fondasi untuk membangun masa depan. Yesterday is a history, today is a gift and to-morrow is a mystery. Hari yang telah berlalu adalah sejarah bagi diri kita.
Hari ini adalah karunia hidup, sedangkan hari esok masih merupakan misteri. Maka bila kita ingin menata hidup untuk masa depan, mulailah dengan menata hidup hari ini.
Karena apa yang kita lakukan pada hari ini akan menjadi masa depan kita. Tak jarang, ucap Novi, hal yang kelihatan sepele ternyata mampu memberikan perubahan – perubahan besar, baik dalam pola berpikir, maupun dalam prilaku kita.
Karena setiap hari, kita mengingatkan diri sendiri, bahwa ketika matahari terbit, bukan hanya pertanda bahwa pagi sudah tiba, tetapi terlebih petanda bahwa kita masih hidup.
“Untuk bersyukur, belajar dari hari kemarin dan memberikan yang terbaik semampu kita,” tutup perempuan murah senyum itu. (rid)