Baksos dan Simposium Dokter Ortopedi di Aceh

GUBERNUR Aceh, Irwandi Yusuf yang diwakili Asisten III Setda Aceh, Saidan Nafi, membuka kegiatan Symposium Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Indonesia dengan tema “What Do You want to Know about Elbow and Shoulder Problems and Clinical Ethics” Kegiatan simposium tersebut berlangsung di Hotel Hermes Palace Banda Aceh, Kamis (9/11). Turut hadir Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Othopedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI), dan Pengurus Perhimpunan PABOI Cabang Aceh.

Gubernur menyebutkan, penyakit ortopedi dan traumatogi tak lepas dari sistem kerangka tubuh dan tulang.

Biasanya penyakit ini terjadi karena bawaan, usia dan pola hidup yang tidak sehat dan juga karena kecelakaan.

“Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) saja ada 5 pasien per hari yang berkaitan dengan traumatologi,” kata gubernur dalam sambutannya yang dibacakan Asisten III Setda Aceh, Saidan Nafi.

Menurutnya, dari data yang ada, di rumah sakit pemerintah itu, jumlah antrian bagi penderita penyakit ini mencapai 105 orang. Hal itu terjadi karena kurangnya jumlah dokter spesialis ortopedi dan traumatogi di Aceh.

Kondisi tersebut diperparah dengan angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di jalan raya yang tinggi di Aceh. Hal itu menjadikan para ahli ortopedi di Aceh sangat banyak menangani kasus kecelakaan.

Salah satu yang membutuhkan penanganan kasus itu adalah siku dan bahu.

Penanganannya tentu rumit, karena banyak anyaman saraf di bagian bahu tersebut.

“Pertemuan ini sangat penting sebagai bagain dari peningkatan kapasitas dokter untuk saling berbagi ilmu,” jelasnya.

Pemerintah Aceh, kata gubernur, sangat mendukung kegiatan tersebut dan berharap forum ilmiah seperti itu dapat lebih sering dilaksanakan. Apalagi, kata Saidan, Aceh memiliki keistimewaan dalam penanganan kesehatan bagi masyarakat.

“Kami berharap transformasi pengetahuan dapat terus berjalan agar keahlian dokter semakin meningkat sehingga pelayanan masyarakat semakin baik,” harapnya.

Apa yang dilakukan oleh para ahli kesehatan itu, lanjutnya, diharapkan bisa menyukseskan program pembangunan kesehatan yang dicanangkan Pemerintah Aceh melalui Aceh Hebat.

Sebelumnya, Perhimpunan Dokter Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (PABOI) Pusat, pada Selasa (7/11) membedah sepuluh warga miskin di Pidie.

Kegiatan ini merupakan puncak Bakti Sosial (Baksos) dalam rangka kegiatan Continuing Orthopaedic Education (COE) ke-65 tahun 2017 di Pidie.

Ketua PABOI Pusat, Prof Dr dr Zairin Noor MD PhD, Selasa (7/11) mengatakan, sejak berdiri 1936 lalu, PABOI telah memberikan kontribusi besar terhadap masyarakat dalam melayani berbagai kasus persoalan tulang serta bedah tulang.

“Hari ini kita menyelenggarakan baksos operasi bedah terhadap sepuluh warga miskin di Pidie,” kata Zairin didampingi ketua Panitia Pelaksana dr Ikhsan SpOT M.Kes.

Dari ke sepuluh warga miskin yang dibedah oleh ahli tulang (ortopedi) itu masing-masing lima orang operasi bedah biasa, tiga orang operasi ganti sendi pinggul (total hip arthroplasty), dan dua orang operasi bedah kaki pengkor (CTEV). Ia menyebutkan, pengabdian ini terus berlangsung di berbagai daerah lainnya di Indonesia. (*)