‘Merdeka dari Gigi Berlubang’ dengan Teratur Memeriksa’
PERSATUAN Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) didukung penuh oleh Pepsodent kembali menggelar kegiatan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh pada tanggal 27 – 29 November 2017 Tahun ini BKGN hadir semakin luas di 62 lokasi yang tersebar di beberapa kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Dimulai sejak tanggal 12 September 2017 lalu, BKGN 2017 telah menjangkau lebih dari 75.000 pasien yang jumlahnya terus bertambah dengan pelaksanaan di Fakultas Kedokteran Gigi Unsyiah yang juga menjadi penutup rangkaian kegiatan BKGN 2017.
Tahun ini, BKGN mengusung tema ‘Merdeka dari Gigi Berlubang’ dengan mengajak keluarga Indonesia memeriksakan kesehatan gigi secara teratur serta memilih asupan camilan bertekstur dan bernutrisi seimbang yang merupakan komitmen kami dalam memberikan perlindungan terbaik untuk kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Dekan FKG Universitas Syiah Kuala, Dr. drg. Zaki Mubarak, MS dalam sambutannya pada pembukaan BKGN 2017 di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG Unsyiah menyatakan dukungan penuh Unsyiah dalam kegiatan BKGN yang setiap tahunnya selalu memberi kesempatan pada masyarakat luas untuk melakukan pemeriksaan serta perawatan gigi gratis.
“Setiap tahun, BKGN menjadi momen untuk mengingatkan keluarga Indonesia memeriksa kesehatan gigi secara rutin. Selama 3 hari pelaksanaan, kami mempersiapkan 108 tenaga kesehatan gigi yang terdiri dari para dosen, dokter gigi residen dan tenaga bantuan dari mahasiswa FKG Unsyiah untuk mengakomodir antusiasme masyarakat Aceh mendapatkan perawatan kesehatan gigi gratis dalam kegiatan BKGN 2017 yang bermanfaat ini,” tuturnya. Sementara Mirza Roesli selaku Head of Oral Care PT. Unilever Indonesia Tbk menjelaskan tentang upaya Pepsodent yang konsisten dalam menekan jumlah penderita gigi berlubang di Indonesia.
“BKGN merupakan agenda rutin tahunan kami, di mana setiap tahun kami mengangkat tema untuk pesan edukatif kesehatan gigi yang berbeda,” jelasnya. Konsumsi camilan di Indonesia terindikasi mengalami peningkatan sebesar 4 persen setiap tahunnya. Camilan manis dan lengket seperti cokelat, pastry dan permen yang paling digemari anak-anak berisiko memunculkan permasalahan gigi berlubang. “Mengonsumsi camilan yang terlalu banyak mengandung karbohidrat dan gula terutama yang lengket dapat menurunkan derajat keasaman mulut. Setelah mengonsumsi makanan yang manis, derajat keasaman mulut turun hingga di bawah pH kritis 5,5 dalam hitungan menit dan tetap rendah hingga 1 jam setelahnya.
Bila terjadi terus menerus kondisi ini menyebabkan hilangnya mineral (email) pada gigi dan mengakibatkan terjadinya gigi berlubang,” jelas drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc, Division Head for Health & Wellbeing and Professional Institutions Yayasan Unilever Indonesia yang turut hadir dalam pembukaan BKGN 2017.Agar kesehatan gigi maksimal, masyarakat dianjurkan untuk memilih asupan camilan dengan makanan bertekstur seimbang yang berserat, berkadar air serta berkalsium tinggi seperti produk susu dan turunannya.
Menurut drg. Mirah, tekstur lembut dari ragam camilan yang marak dijumpai saat ini membuat anak kurang berlatih mengunyah, sebaliknya makanan yang berserat akan lebih lama dikunyah. Gerakan mengunyah merangsang aliran kelenjar ludah yang merupakan pembersih alami rongga mulut dan menetralisasi keasaman di dalamnya. Edukasi mengenai pentingnya memilih asupan camilan yang seimbang ini diharapkan dapat diterima oleh masyarakat melalui rangkaian acara BKGN 2017. Selain hadir di FKG seluruh Indonesia, BKGN 2017 memperluas kesempatan masyarakat Indonesia mendapatkan perawatan kesehatan gigi melalui PDGI cabang yang jumlah keikutsertaannya terus meningkat setiap tahunnya.
Tahun ini BKGN hadir di lebih banyak titik PDGI cabang, yaitu di 35 lokasi berbeda yang memiliki tingkat prevalensi permasalahan gigi dan mulut tinggi. Berdasarkan Riskesdas 2013, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan merupakan dua provinsi dengan prevalensi tinggi diatas 35 persen. Berdasarkan data tersebut, beberapa PDGI cabang seperti Bantaeng, Bone, Bulukumba, Gowa, dan Banjarmasin yang berada di dua provinsi tersebut turut berpartisipasi melaksanakan kegiatan BKGN 2017 yang juga mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Bebas Karies di tahun 2030.
Sekaligus menutup rangkaian BKGN 2017, kegiatan ini telah menjangkau 75.973 pasien yang mendapatkan pemeriksaan dan perawatan kesehatan gigi gratis. Jumlah ini tercatat 10.000 lebih banyak dari tahun lalu yang menjangkau hampir 60.000 pasien. Sebanyak 28.323 pasien mendapatkan perawatan melalui 22 FKG dan 47,650 pasien melalui 40 PDGI cabang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Jumlah ini masih terus bertambah melalui pelaksanaan BKGN di Aceh yang dimulai hari ini hingga 3 hari ke depan. Rangkaian kegiatan BKGN 2017 merupakan komitmen penuh dari Pepsodent yang selama lebih dari 72 tahun melindungi senyum cermerlang Indonesia yang merupakan identitas bangsa. Program BKGN juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDG) No. 3 untuk menjaga dan mempromosikan kesehatan termasuk kesehatan gigi dan mulut.
Kegiatan BKGN sejalan dengan Unilever Sustainable Living Plan (USLP) untuk mendorong 1 miliar orang di seluruh dunia untuk mengambil tindakan dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan tubuhnya termasuk kesehatan gigi dan mulut. Masyarakat dapat memanfaatkan BKGN 2017 untuk mendapatkan perawatan gigi gratis seperti pencabutan dan penambalan gigi yang tidak melibatkan perawatan saraf gigi, pembersihan karang gigi, dan fissure sealant.“Semoga rangkaian BKGN 2017 ini dapat menjadi langkah yang baik untuk mengajak masyarakat secara rutin datang ke dokter gigi agar merdeka dari gigi berlubang,” tutup Mirza Roesli. (*)