Pelayanan RSUDZA Ditangani Perawat Berkompeten

Setiap bidang layanan ditangani oleh tenaga­tenaga terampil dan berkompeten. Komitmen itulah yang diterapkan oleh manajemen Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh dalam memberikan layanan paripurna kepada masyarakat di Tanah Rencong. Sebagai rumah sakit rujukan utama dan juga pendidikan utama di Provinsi Aceh, kompetensi setiap tenaga kesehatan khususnya perawat menjadi perhatian utama dari manajemen, baik itu berupa peningkatan kemampuan dan juga penilaian terhadap kompetensi yang dimiliki.

“RSUDZA merupakan rumah sakit rujukan utama dan pendidikan utama dan sudah menjadi kewajiban perawat yang bekerja di rumah sakit ini harus lebih tinggi kemampunya,” kata Direktur RSUDZA, dr Fachrul Jamal, Sp.An, KIC kepada Kru Tabloid RSUDZA Lam Haba di ruang kerjanya. Ia menuturkan, pelayanan kesehatan merupakan suatu layanan yang sangat penting karena pelayanan keperawatan yang diberikan tidak pernah berhenti dari jam ke jam yang diberikan oleh rumah sakit termasuk di dalammnya tenaga perawat. Menurut orang nomor satu di rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu, dengan menjadi rumah sakit rujukan utama maka kompetensi perawat harus lebih tinggi mengingat kasus­kasus yang ditangani lebih kompleks dari berbagai daerah dan juga didukung dengan sarana prasarana yang lebih canggih.

“Kompentisi perawat di RSUDZA harus mempunyai tingkat tertinggi untuk Aceh, karena kasus serta jenis kasus yang ditangani jauh lebih kompleks dan lebih sulit dan melayani kasus­kasus yang dirujuk dari daerah,” katanya. Manajemen tidak ingin pelayanan yang diberikan tidak paripurna, sehingga perawat­perawat yang ditempatkan di setiap bidang di rumah sakit plat merah milik Pemerintah Aceh itu telah memiliki standar masing­masing dan kemampuan yang dimiliki telah terukur. “Artinya, sebelum menempatkan perawat pada bidang tertentu maka akan diberikan pembekalan terlebih dahulu, bukan serta merta begitu direkrut ataupun bekerja, bisa bekerja pada unit yang telah ditetapkan,” katanya. Menurut dia, pembekalan awal tersebut merupakan bagian dari memberikan pengetahuan dasar terhadap pelayanan yang akan diberikan kepada pasien tempat dia akan bertugas serta pembekalan langkah­langkah antisipasi baik untuk penanganan pasien darurat dan juga kondisi darurat.

Dalam mempekerjakan pe ra wat baru, pihaknya juga sangat ketat dan juga memilih tenaga terampil serta memberikan pembekalan sebeum dipekerjakan pada bidang­bidang layanan, dan juga ilmu cara­cara pencegahan infeksi baik pada dirinya, pasien dan juga lingkungan rumah sakit saat memberikan pelayanan kepada pasien. Selain itu pihaknya juga memberikan pelatihan penanggulangan keadaan kedaruratan, pasien darurat dan juga pencegahan terhadap risiko tejadinya kebakaran dan kecelakaan kerja. “Semua perawat termasuk dengan petugas yang ada di RSUDZA dibekali ilmu­ilmu dasar untuk penggulangan gawat darurat,” katanya.

Tak sampai di situ, manajemen Rumah Sakit Zainoel Abidin juga memberikan kesempatan kepada perawat untuk mengembangkan kemampuannya dalam bidangnya melalui pendidikan dalam dan luar negeri serta pelatihan lainnya dalam mengasah kemampuannya. “Semua perawat diberikan kesempatan untuk meningkatkan kemampuannya termasuk perawat untuk pendidikan lanjutan penanggulangan gawat darurat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat (IGD), pendidikan mahir bedah di unit bedah sentral, ketrampilan dan pendidikan untuk penanggulangan kegawatan jantung dan lainnya,” katanya.

Fachrul Jamal yang juga dokter spesialis anastesi tersebut mengatakan setiap perawat yang ditempatkan di setiap bidang layanan di Rumah Sakit Zainoel Abidin memiliki kompetensi mumpuni. “Setiap perawat memiliki kompetensi mumpuni di bidangnya. Mereka yang punya kemampuan tinggi dan ditempatkan di tempat tertentu juga mendapatkan tunjangan lebih, dibanding tempat biasa,” kata Fachrul Jamal yang juga Ketua Asosiasi Rumah Sakit Daerah Seluruh Indonesia (ARSADA) Aceh ini. Ia menambahkan, pihaknya juga melakukan penilaian terhadap kemampuan perawat yang bekerja di rumah sakit tersebut dan mereka yang dinilai tidak mampu bekerja optimal pada bidang tersebut maka akan ditempatkan di bidang lainnya. Fachrul meyakini dengan tersedianya tenaga profesional dan juga memiliki kompetensi serta trampil, akan mewujudkan pelayanan terbaik kepada masyarakat di Tanah Rencong yang menggunakan layanan kesehatan di RSUDZA. (if)