Perawat Harus Terus Kembangkan Potensi Diri

LEBIH lanjut Dekan Fakultas Keperawatan Unsyiah, Dr. Hajjul Kamil S.Kp, M.Kep berharap kepada se mua perawat yang sudah memasuki dunia kerja, khususnya di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) agar terus mengembangkan potensi dirinya, perlihatkan soft skill yang baik, taat aturan, pahami dan dukung akan harapan serta tujuan institusi dalam mencapai tujuan, dan penuhi hak­hak penerima pelayanan sebagai kewajiban dari tanggung jawab  dan tanggung gugat perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien, keluarga dan masyarakat. Selain itu, dirinya juga berpesan agar perawat untuk meningkatkan kualitas diri.

Dr. Hajjul selalu mengingatkan kepada teman­teman praktisi agar tidak “terjebak” dengan rutinitas dan “cuek” terhadap perubahan di lingkungannya, karena si kap itu tidak baik untuk peningkatan kualitas diri.  Menurutnya, banyak hal yang bisa dilakukan oleh para perawat untuk meningkatkan kualitas diri, misalnya dengan mengikuti pendidikan formal berkelanjutan maupun pendidikan informal bersertifikat, seperti pelatihan­pelatihan dan short course sesuai dengan bidang peminatan.

Cara yang lain untuk meningkatkan kapasitas diri adalah dengan terlibat aktif dalam organisasi profesi dan badan kelengkapan peminat, seperti perkumpulan, himpunan atau ikatan, sehingga dapat mencegah sedini mungkin ketinggalan informasi terhadap  trend dan isu yang berkembang tentang kesehatan dan keperawatan baik pada level lokal, nasional maupun internasional. Ia melanjutkan, sepengetahuannya, di RSUDZA dalam 2 tahun terakhir ini cukup banyak melakukan terobosan dalam bentuk kegiatan terprogram dalam upaya pengembangan sumber daya manusia untuk peningkatan kompetensi, termasuk dukungan dana yang disediakan.

“Saya yakin dan percaya bahwa program-­program tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan kompetensi karyawan, termasuk perawat dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan, keselamatan pasien dan efektif biaya,” ucapnya.  Misalnya, pendidikan formal keperawatan berkelanjutan maupun pendidikan informal keperawatan bersertifikat seperti in­house atau out­house training dan short course baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan bidang peminatan dan kepentingan pengembangan RSUDZA ke depan tentunya. Oleh sebab itu, diperlukan juga Peer Group Sharing pengetahuan dan ketrampilan yang didapatkan oleh perawat yang mengikuti in­house atau dan short course di dalam dan di luar negeri kepada teman sejawat perawat yang lain. “Ini juga bertujuan untuk memaksimalkan hasil bagi RSUDZA agar berbanding lurus dengan kemanfaatan dan biaya besar yang telah dikeluarkan”, demikian ujarnya. (sl)