Perawat Itu Tempat Pasien Mengadu

WADIR Pelayanan Medis RSUDZA Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT­(K) Spine FICS,  berharap kepada seluruh perawat di RSUDZA untuk terus mengasah kemampuan dan meningkatkan profesionalitas. Apalagi mengingat harapan pasien dan keluarga pasien, serta manajemen kepada perawat selaku garda terdepan dalam pelayanan pasien lebih profesional dan santun dalam bersikap dan berkomunikasi. Perawat itu adalah tempat pasien mengadu.  Artinya kalau ada keluhan akan disampaikan terlebih dahulu kepada perawat. Ia mencontohkan, ada pasien habis operasi dan sudah dapat obat, tapi masih sakit, keluhan itu tentunya terlebih dahulu akan disampaikan lewat perawat.

Tidak mungkin langsung menghubungi dokter. Ners adalah ujung tombak, jadinya harus betul-betul berkomunikasi dengan baik kepada pasien dan keluarga. “Kita rindu ada Ners ketika pada jam -jam tertentu, misalnya pada malam hari saat jam tidur, ada pasien belum matikan lampu dan tidak bisa tidur didatangi. Tanyakan kenapa belum bisa tidur? Apa yang bisa kami bantu? Jadi perhatian itu yang kita harapkan dan dirasakan oleh masyarakat, meski kita anggap nilainya kecil,” jelasnya. Jadi, mudah-mudahan, RSUDZA sudah mengarah kepada yang demikian. Disamping terus memberikan pe layanan berkualitas dan memuaskan bagi masyarakat.

Tentunya, karena SDM yang ada di RSUDZA memang banyak, maka diharapkan semua memiliki pemahaman yang sama. Bahkan akreditasi  juga mengharuskan seperti itu. Ia melanjutkan, tenaga medis memiliki sebuah filosofi bahwa seorang dokter atau Ners dalam merawat pasien itu ada istilahnya bagaimana Bila Pasien Itu Saya (BPIS). Dengan begitu, maka timbul rasa empati dalam memberikan pelayanan kepada pasien. “Kita harus beranggapan bagaimana bila yang dirawat itu ibu atau bapak kita, kalau suami kita. Jadi empati itu akan muncul dengan sendirinya. “Jadi kita berharap, mari kita berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat, karena disamping profesi adalah melayani masyarakat, ini juga adalah ibadah,” demikian ujar dokter Azharuddin. (sl)