Bahaya di Balik Headset
SAAT ini alat mendengar music pribadi (earphone, head phone) yang terhubung dengan pon sel pintar, iPods, pemutar re kaman audio (audio player re cor ding), komputer, tablet dan banyak lagi merupakan pemandangan seharihari yang terpasang di kedua telinga anakanak,remaja dan orang dewasa sambil melakukan berbagai aktivitas.
Kemajuan teknologi alat mendengar musik pribadi (earphone, headphone) Teknologi terkini memungkinkan earphone yang berisi loudspeaker portable terpasang dengan baik sesuai dengan diameter liang telinga sehingga tidak ada suara yang bocor keluar dan secara efektif menghantarkan suara sepenuhnya masuk ke sistem pendengaran, loudspeaker mini tersebut me nempatkan sumber suara lebih dekat ke gendang telinga sehing ga meningkatkan intensitas (volume) sebanyak sembilan dB (desibel).
Alat pemutar rekaman audio terbaru mempunyai memori penyimpan data yang besar dan sumber daya (baterai) yang tahan lama, sehingga memungkinkan pemakai earphone atau headphone dapat mendengar lebih banyak lagu dan mendengar lebih lama tanpa gangguan maupun berkurangnya kualitas suara.
Pada earphone kualitas rendah biasanya seal penutup telinga kurang kedap menyebabkan berbagai suara lingkungan atau latar belakang (background noise) masih jelas terdengar sehingga pemakainya cenderung menaikkan volume. Dampak penggunaan alat mendengar musik pribadi (earphone, headphone) Tanpa disadari loudspeaker portabel mini yang terpasang dapat menyebabkan kerusakan pendengaran. Mendengar melalui earphone atau headphone dengan volume tinggi dalam waktu lama dapat mengakibatkan gangguan pendengaran yang menetap seumur hidup bagi anakanak dan remaja.
Awal tahun 2015 Organisasi kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa 1,1 mi liar orang muda mempunyai risiko kehilangan pendengaran karena alat audio pribadi dan kebisingan suara di tempattempat hiburan seperti diskotik, konser musik yang tingkat kebisingan dapat mencapai 120 dB selama berjamjam.
Dilaporkan satu dari lima remaja Amerika Serikat sudah menderita gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran di kalangan remaja saat ini adalah sekitar 30% lebih tinggi dibandingkan tahun 1980an dan 1990an.
Menurut U.S. National Institutes of Health (NIH), paparan bising yang berulanggulang lebih dari 85 dB (setara dengan alat pengering rambut) dapat menyebabkan kerusakan permanen organ pendengaran yang terjadi dalam hitungan menit setelah mendengar suara bising yang keras.
Kerusakan Organ Pendengaran Akibat Suara Keras Suara keras yang melebihi ambang dengar, berulangulang dan berlangsung lama menyebabkan kerusakan telinga dalam terutama koklea (rumah si put), tepatnya pada selsel sensor bunyi (sel rambut luar).
Gejala Gangguan Pendengaran
Tanda awal gangguan pendengaran yang paling mudah dikenali pada remaja adalah suara berdenging (tinitus).
Gejala lainnya dapat berupa: suara berdering, menderu, men desis atau berdengung di telinga, kesulitan me mahami perca kapan di tempattempat yang ra mai atau tempat dengan kondisi akustik yang buruk (stasiun kereta, ruang resepsi) dan mendengarkan TV atau radio dengan volume yang lebih tinggi dibandingkan sebelumnya.
Kekerasan (intensitas) Bunyi yang Berbahaya
Umumnya alat pemutar rekaman audio terkini dapat menghasilkan suara sampai 120 dB, setara dengan tingkat suara di sebuah konser rock; pada kondisi tersebut gangguan pendengaran terjadi dalam waktu satu jam dan 15 menit setelah paparan bising. Seseorang hanya diperkenankan berada pada lingkungan bising 100 dB tanpa alat pelindung pendengaran selama 15 menit. Mendengarkan suara 90 dB selama tiga jam dapat merusak organ pendengaran, hal ini seper ti mendengar suara 155 dB (suara jet lepas landas) selama 30 detik. Mendengarkan music dengan volume maksimal hanya diperkenankan se kitar lima menit sehari.
Jenis bunyi Kekerasan bunyi (desibel) Pengaturan Volume yang Aman untuk Pendengaran
Para ahli mengatakan cara terbaik dan praktis untuk melindungi telinga adalah menerapkan prinsip “60/60” yang artinya menjaga volume pada pemutar rekaman music di bawah 60 persen (skala volume enam dari volume maksimum 10) dan lamanya mendengar earphone atau headphone maksimal 60 menit/ hari. Semakin keras intensitas suara (volume), semakin singkat durasi waktu yang diperbolehkan. Cara lain yang lebih praktis adalah bila pada saat memakai earphone kita tidak dapat mendengar suara lain di lingkungan kita berarti tingkat kekerasan bunyi sudah terlalu tinggi. Untuk melindungi anakanak dan remaja terhadap kerusakan pendengaran, beberapa produk audio telah dilengkapi dengan fitur parental control setting yang akan mengunci volume pada tingkat yangaman untuk pendengaran dan hanya dapat dibuka dengan password.
Memilih Alat Mendengar Musik Pribadi yang Aman
Saat ini telah tersedia earphone atau headphone dengan tambahan fitur noisecancelling, yang dapat mengurangi atau menghilangkan kebisingan latar belakang. Fitur ini dapat mengurangi volume sekitar 50 % namun pemakainya masih dapat mendengarkan musik dengan volume yang aman dalam waktu yang cukup lama dengan kualitas suara yang lebih lembut dan jernih.
(ekaubit, sumber halocipto)
TIPS
- Pilihan terbaik adalah Ear muff (sejenis headphone) yang dilengkapi dengan fitur noise cancelling yang menurunkan volume sampai 50 persen.
- Patuhi ketentuan ”60/60”.
- Periksa pendengaran (audio metri) bila ada gejala berdenging yang menetap pada pemakai earphone.
- Edukasi anak dan remaja tentang bahaya mendengar suara keras.