Layanan Onkologi Terpadu RSUDZA Mulai 2019
DUNIA medis terus mengalami perkembangan pesat dari waktu ke waktu. Berbagai peralatan canggih berhasil diciptakan untuk bisa mengobati pasien yang terus bertambah dengan berbagai keluhan penyakit.
Tapi berbagai peralatan canggih dari luar negeri terus didatangkan ke Indonesia guna mempercepat penanganan pasien. Termasuk dalam penanganan pasien kanker yang menggunakan peralatan lebih canggih.
Bahkan perkembangan teknologi nuklir kian dinilai efektif dalam mengobati kanker. Sejumlah rumah sakit mulai menggunakan teknik radioterapi paling canggih berupa Intensity Modulated Radiation Therapy (IMRT) yang dapat meminimalkan efek samping pengobatan kanker.
Teknologi ini diciptakan di luar negeri dengan biaya yang tak sedikit. Bahkan untuk menyimpannya harus dalam bungker bawa tanah.
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh pun mulai melirik alat canggih tersebut seiring dengan pembangunan Gedung Pusat Onkologi (Oncology Centre). Memang pembangunan ini sempat mengalami masalah dan dihentikan pada Oktober 2017.
Penghentian ini berdasarkan rekomendasi yang dikeluarkan Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Aceh. Tapi kini proses pembangunan sudah dilanjutkan lagi dengan menggandeng kontraktor baru yang sudah menang tender.
Wakil Direktur (Wadir) Penunjang RSUDZA Banda Aceh, dr. Fachrul Rizal MM.Kes mengatakan, Gedung Pusat Onkologi sekarang dalam tahap pembangunan dengan total anggaran Rp 22 miliar. Karena proses pembangunan tahun lalu bermasalah hingga harus dihentikan sementara.
“Sekarang ini kita bekerja sama dengan tim TP4D Kejati Aceh untuk mengawasi maupun mengevaluasi proses pembangunan Gedung Onkologi,” ujarnya.
Pengawasan ini, kata Dr. Fakhrul Rizal, karena dananya agak besar, Rp 22 miliar. Ini pembangunan tahap pertama, untuk tahun depan akan dilanjutkan lagi. Gedung yang dibangun tersebut lima lantai.
Ini baru tahap pertama, karena tahap yang lalu bermasalah tidak mampu menyelesaikannya sehingga terbengkalai.
“Kalau ini kita bangun kembali dan sudah ada pemenangnya oleh PT Boriandy Putra. Kalau diprediksi 3 tahun akan selesai, tapi kita kan tergantung dari dana sehingga harus dibangun secara bertahap,” ujarnya.
Dikatakan Dr Fakhrul Rizal, fasilitas yang bakal dimiliki di Gedung Pusat Onkologi RSUDZA termasuk memilik alat-alat baru dan tak semua rumah sakit di Indonesia memilikinya. Selama ini RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta yang cukup terkenal sudah menggunakan fasilitas ini.
Karena ini baru yang memang luar biasa dan termasuk alat yang cukup canggih. Alat onkologi untuk radioterapi pasien yang diagnosa menderita kanker ini wajib di kemoterapi dan dilakukan radioterapi penyinaran.
“Alat ini memang kapasitas nya luar biasa, dan termasuk kemampuannya. Alat yang akan digunakan RSUDZA tersebut harus didatangkan dari luar negeri. Alat tersebut lagi dirakit di Los Angeles, Amerika Serikat. Insya Allah bulan Oktober ini sampai ke RSUDZA dan pemasangan selama 40 hari.
Awal Desember 2018 diharapkan bisa dilakukan pengobatan di dalam gedung tersebut,” terangnya.
Dikatakan dr Fachrul Rizal, untuk lanjutan pembangunan kontruksi Gedung Pusat Onkologi dilakukan rekanan PT Boriandy Putra.
Sedangkan untuk pengadaan peralatan itu dari PT. Murti Indah Sentosa. Jadi pihaknya berkoordinasi dengan tim tehnik dari PT Murti Indah Sentosa untuk pembangunan bungkernya.
“Nanti ada dua bungkernya, karena nanti alat itu harus diletakkan di bungker, tidak boleh di atas.
Karena efek radiasinya luar biasa,” jelasnya.
Menurut dr Fachrul Rizal, selama ini kan pasien-pasien onkologi atau pasien kanker dari Aceh harus rujuk ke Medan dan Jakarta.
Makanya ia sangat bersyukur sekali Pemerintah Aceh mau mengaloaksikan dana untuk pembangunan Gedung Pusat Onkologi.
“Kita sangat apresiasi atas kepedulian Pemerintah Aceh yang sangat peduli terhadap keseha tan masyarakat Aceh. Karena keberadaan gedung tersebut bisa dilayani khususnya pasien-pasien penderita kanker. Memang kanker ini penyakit yang luar biasa meningkat di Indonesia, termasuk di Aceh.
Jumlah pasien kanker tiap tahunnya meningkat,” katanya.
Selama ini, kata dr Fachrul Rizal, warga Aceh penderita kanker dirujuk ke RSUP Adam Malik di Medan, Sumatera Utara. Ada yang berobat ke Jakarta dan luar negeri.
Makanya diharapkan tahun depan 2019 sudah bisa digunakan alat tersebut untuk terapi pada pasien-pasien penderita kanker.
Ini menjadi kabar gembira bagi pasien kanker di Aceh, bahwa mulai tahun depan tak perlu lagi berobat ke luar Aceh maupun luar negeri. “Karena sudah bisa ditangani di RSUDZA. Harapan kita memang terus mengupayakan agar RSUDZA bisa menyediakan peralatan, sarana dan prasarana untuk kepentingan orang Aceh,” jelasnya.
Dikatakan dr Fachrul Rizal, keberadaan alat-alat baru dan canggih ini lebih memudahkan lagi dalam memberikan pelayanan maksimal kepada pasien-pasien di Aceh. Keberadaan alat ini juga bisa menjadi pemasukan bagi RSUDZA.
Karena pasien dari luar Aceh bisa datang berobat ke Aceh. Sebab alat yang ada di RSUDZA lebih canggih dari perlatan yang dimiliki di RSU lain. “Jadi harapan kita bisa menjadi pemasukan buat rumah sakit dan keuangan Aceh. Karena pasien-pasien dari provinsi lain yang datang berobat ke sini,” terangnya.
Menurut dr Fachrul Rizal, harga untuk peralatan yang ditempatkan di Gedung Pusat Onkologi ini mencapai Rp 60 miliar. Dari harga tersebut sudah termasuk tujuh paket dan item-item lainnya.
Diharapkan kepada Pemerintah Aceh mengalokasikan dana untuk kelanjutan proyek pembangunan RSUDZA, khususnya bagian onkologi. “Karena pasien kanker terus meningkat tiap tahunnya. Kita juga sangat berterima kasih kepada Pemerintah Aceh yang selama ini sudah sangat peduli terhadap kesehatan masyarakat Aceh,” ujarnya. (mha)