RSUDZA Dapat Menangani Semua Kasus Kanker
TAK perlu menunggu waktu lama lagi, rumah sakit rujukan utama di Provinsi Aceh yakni Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh akan memiliki pusat layanan onkologi untuk penanganan dan pengobatan penyakit kanker.
Sebagai rumah sakit rujukan uta ma di provinsi ujung paling barat Indonesia itu, ketersediaan sarana penunjang medis merupakan hal mut lak yang terus menjadi perhatian serius pihak manajemen RSUDZA bersama Pemerintah Aceh.
Ketersediaan sarana penunjang medis yang mumpuni juga meru pakan salah satu kebutuhan dan prioritas utama manajemen guna mem berikan pelayanan paripurna bagi pasien di bumi Iskandar Muda tersebut.
“Alhamdulillah semua penanganan kanker dapat ditangani oleh tim dokter pakar kanker yang ada di RSUDZA, kecuali untuk terapi radiasi yang saat ini pembangunan gedungnya sedang dimulai sehingga nantinya RSUDZA akan mempunyai pusat layanan kanker terpadu,” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUDZA, Dr. dr. Endang Mutiawati, Sp.S (K) di usai memimpin rapat rutin saat disambangi tim Tabloid RSUDZA Lam Haba.
Ia menuturkan untuk penanganan kanker semua sudah dapat ditangani tim dokter dan tenaga medis di rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut dengan tetap mengacu pada standar pelayanan yang diberikan sesuai dengan pedoman nasional dan juga standar pelayanan internasional.
Alhamdulillah semua penanganan kanker dapat ditangani oleh tim dokter pakar kanker yang ada di RSUDZA, kecuali untuk terapi radiasi yang saat ini pembangunan gedungnya sedang dimulai sehingga nantinya RSUDZA akan mempunyai pusat layanan kanker terpadu,”
Dr. dr. Endang Mutiawati, Sp.S (K)
Wadir Pelayanan RSUDZA
Setiap pasien yang akan men dapatkan penanganan kanker (terapi anti kanker/chemoterapi) akan dilakukan pemeriksaan darah yang dilakukan melalui poliklinik RSUDZA, hasil pemeriksaan darah yang didapat diperlihatkan kembali kepada dokter untuk dianalisa apakah bisa mendapat obat chemoterapi atau tidak.
“Artinya, semua penanganan kanker yang dilakukan untuk setiap pasien mengacu pada standar pelayanan kanker RSUZA yang mengacu pada standar nasional maupun internasional,” kata spesialis saraf ini.
Lebih lanjut Endang menjelaskan dalam penanganan kanker tersebut ada yang dilakukan dengan memasukkan atau kemotrapi sesuai hasil screening tes dan persetujuan dari dokter termasuk dengan kondisi pasien dalam melaksanakan proses pemulihan kanker.
Setiap pasien akan dilakukan penanganan sesuai hasil screening, bagi mereka yang sensitif pakek sinar, maka penanganan dilakukan dengan masukkan obat kimia atau disebut kemotrapi guna mematikan sel kanker yang berkembang pada pasien tersebut.
Kemudian untuk yang jenis penyinaran, maka untuk sementara ini pasien akan dirujuk ke rumah sa kit di luar Aceh sebab rumah sakit mi lik pemerintah daerah tersebtu saat ini sedang memacu pembangunan Pusat Pelayanan Onkologi yang memberikan keuntungan besar kepada pasien di Aceh, yakni pelayanan dapat dilaksanakan langsung di Aceh tanpa harus ke provinsi tetangga atau ibukota negara.
“Penanganan kanker terutama penggunaan radio aktif seperti pelayanan onkologi memiliki prosedur yang ketat sehingga pelayanan kanker tetap mengaku pada standar operasional yang ada,” katanya.
Endang juga mengatakan dalam penanganan kanker tetap mengikuti protokol yang ada sehingga berbagai tindakan tetap pada ranah yang telah ditetapkan dan semua penanganan yang dilakukan di RSUDZA ditangani oleh tim dokter yang handal dan mumpuni.
Sebagai rumah sakit rujukan utama dan juga pendidikan, beragam tindakan medis dan penanganan kasus kesehatan banyak ditangani oleh RSUDZA termasuk dengan pelayanan kanker.
“Insya Allah, RSUDZA dapat menangani semua kasus kanker yang ada, ini juga tidak terlepas dari sumber daya manusia yang handal dimiliki rumah sakit ini,” katanya.
Ia menyebutkan RSUDZA telah memiliki dokter spesialis yang tersebar pada setiap sub divisi penanganan kanker diantaranya ahli bedah kanker dua orang, bagian bedah dua orang, obgyn dua orang, THT 2 orang, penyakit dalam satu orang dan anak satu orang.
“Semua penanganan kanker akan dilakukan sesuai hasil diagnosa dan persetujuan dokter,” kata dr. Endang seraya menegaskan pernyataannya tersebut.
Sebagai orang yang menggawangi bidang pelayanan, dirinya mengaku selalu melakukan pemantauan dan peninjauan langsung di seluruh instalasi termasuk penanganan kanker.
Peninjauan langsung yang kerap dia lakukan tersebut merupakan wujud dan komitmen manajemen dan juga Pemerintah Aceh dalam “Memberikan Pelayanan Lebih Dari Yang di Harapkan” sesuai dengan Motto dari rumah sakit RSUDZA.
Dalam peninjauan tersebut, diri nya juga melakukan pengecekan terhadap berbagai sarana penunjang yang perlu segera disediakan dan juga memperbaiki terhadap berbagai pelayanan yang telah diberikan selama ini kepada seluruh masyarakat di Tanah Rencong.
Tak ada keinginan besar dari dirinya dan juga manajemen selain memberikan pelayanan terbaik dan tetap mengedepankan keselamatan pasien dalam setiap tindakan medis yang dilakukan tim dokter dan tenaga medis di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin.
Pusat pelayanan radio onkologi yang akan dihadirkan di rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu bertujuan melakukan terapi radiasi/ penyinaran untuk penderita tumor yang selama ini terpaksa harus ke provinsi tetangga.
Menurut dia dengan berbagai kelebihan yang dimiliki seperti sarana penunjang yang meliputi fasilitas dan juga sumber daya manusia yang mumpuni, maka masyarakat di provinsi ujung paling barat Indonesia tak perlu ragu dan khawatir terhadap pelayanan kesahatan yang diberikan RSUDZA.
Pembenahan layanan yang diikuti dengan ketersediaan sarana penunjang canggih yang terus di lengkapi di RSUDZA merupakan bentuk komitmen dari memberikan pe layanan paripurna kepada seluruh masyarakat Aceh. (danisha)