Tampil Perfect dan Bekerja Ikhlas
“DI SETIAP momen, saya selalu berupaya melakukan segala sesuatu dengan fokus dan ikhlas. Saya on target dengan apa-apa yang saya kerjakan. Do the best you can, not being the best .” Begitulah sepenggal sikap batin dokter Nanda Earlia, saat ditemui dan berbincang di ruang kerjanya, Rabu (10/8) pagi.
Dokter cantik, kelahiran Sigli, 19 Juni 1975 ini, menyebutkan, pelayanan atau merawat pasien sampai sembuh butuh kesabaran dari sang dokter. Sebab menurut wanita paruh baya ini, selain membantu menyembuhkan, seorang dokter juga memiliki tugas menjaga rasa optimisme pasien.
Idealisme inilah yang terus dipegang teguh oleh alumni SMAN 3 Banda Aceh yang senantiasa menjaga penampilan saat dalam kesehariannya.
Ya… berbincang dengan pengasuh mata kuliah Tropical Dermatologi Unsyiah ini, kian menambah cakrawala pengetahuan kita tentang pelayanan medis, tak terkecuali juga terkait kesehatan kulit, yang hampir setiap orang pasti mendambakan kulit yang sehat, segar dan bersinar.
Program Keselamatan Pasien atau IKP merupakan never ending process, karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi tinggi untuk bersedia melaksanakan program ini secara berkelanjutan. Bagaimanapun, keselamatan pasien adalah prioritas
Bernama lengkap dr. Nanda Earlia, SP.KK, FINSDV. Saat ini, perempuan ramah ini menjabat sebagai Kepala Bidang Pelayanan Medis di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Wanita cerdas berpembawaan tenang ini, juga dipercayai sebagai Sekretaris Komite Mutu dan Keselamatan Pasien (KMKP).
Nanda mengungkapkan, salah satu program KMKP di RSUD dr. Zainoel Abidin adalah melakukan pencatatan semua insiden keselamatan pasien, seperti Kondisi Potensial Cedera (KPC), Kejadian Tidak Cedera (KTC), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), dan Kejadian Sentinel. “Program Keselamatan Pasien atau IKP merupakan never ending process , karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi tinggi untuk bersedia melaksanakan program ini secara berkelanjutan. Bagaimanapun, keselamatan pasien adalah prioritas,” papar Nanda Dijelaskannya, insiden keselamatan pasien (IKP) merupakan setiap kejadian yang berpotensi atau mengakibatkan harm/cedera yang tidak seharusnya terjadi. “Jadi, pelaporan insiden merupakan hal penting, karena pelaporan akan menjadi awal proses pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama terulang kembali,” imbuh pemilik Nayla Skin Center tersebut.
Untuk itu, kata Nanda, diperlukan dukungan dan motivasi, khususnya dari pihak manajemen rumah sakit dan seluruh pihak terkait untuk memberikan reward dan feedback dalam bentuk perbaikan dan pembelajaran, kepada unit kerja terkait. Khususnya yang telah memberikan laporan sehingga kejadian yang sama tidak terulang di kemudian hari. “Sistem pelaporan insiden keselamatan pasien dijamin keamanannya, bersifat rahasia, anonim (tanpa identitas) dan tidak mudah diakses oleh yang tidak berhak,” ujarnya.
Nah, pelaporan insiden tersebut, terang Nanda, ditujukan untuk menurunkan insiden dan mengoreksi sistem dalam rangka meningkatkan keselamatan pasien dan tidak untuk menyalahkan orang ( no blame culture ).
Dokter Nanda berharap, petugas rumah sakit yang menemukan insiden dapat melaporkan kepada atasan langsung untuk dilakukan grading.” Bagi unit yang mengetahui tetapi tidak melaporkannya, pihak manajemen rumah sakit tidak akan tinggal diam.
Pemberlakuan punishment kepada unit yang tidak melapor akan menjadi pilihan tepat,” tegas ibu dari M. Neza Maulana dan Nayla Fitria.
Senyum sang dokter sontak mengembang, ketika ditanyai solusi dalam menghadapi stress atau letih dalam beraktivitas. Apalagi sudah menjadi rahasia umum jika pekerja medis kerap dituntut untuk tampil sempurna dalam melayani pasien.
Kuncinya adalah ikhlas bekerja, kata dokter Spesialis Kulit & Kelamin ini.
“Kalau kita bekerja dengan ikhlas pasti gak terasa letih. Menurut saya ikhlas memainkan peran esensial dan sebagai radar motivator yang terpancar dari hati kita,” pungkas Nanda Earlia, membeberkan solusi.(rid)