Pemerintah Aceh Alokasikan Rp 22 Miliar
PEMERINTAH Aceh tahun ini akan melanjutkan pembangunan Rumah Sakit Kanker (Gedung Oncology Center) yang berlokasi di gedung lama Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Selain pembangunan RS Kanker, pemerintah juga akan membangun empat ruang operasi di Gedung RSUDZA yang baru.
Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif, mengatakan, pagu anggaran untuk kelanjutan pembangunan gedung oncology center (RS Kanker) yang dialokasikan pada Pergub APBA 2018 sekitar Rp 22 miliar. Sedangkan untuk kelanjutan pembangunan ruang operasi dialokasikan Rp 10 miliar.
Pelaksanaan pembangunan gedung Oncology Center, katanya, telah diprogramkan tahun lalu. Dalam perjalanan terjadi putus kontrak, karena pemenang tendernya masuk dalam daftar black list dan pekerjaannya harus dihentikan.
Sedangkan pembangunan tambahan 4 ruang operasi harus terhenti, rekanannya tidak cukup waktu untuk menyelesaikannya, sehingga pada akhir tahun putus kontrak lagi. Dua tahun sebelumnya juga terjadi seperti itu.
Dukung Penuh Wakil Ketua I DPRA Sulaiman Abda, Ketua Pansus I DPRA Sulaiman Ali, dan anggota, Musanif, Abdurrahman, Irwansyah, Saifuddin, Ghufran Zainal Abidin, HT Ibrahim, Akar Rasyid yang meninjau lokasi gedung RS Kanker (Oncology Center) RSUDZA itu menyatakan memberikan dukungan penuh dan sangat berharap tahun depan bisa dioperasionalkan.
Tim Pansus I meminta LPSE/ULP untuk selektif dalam penetapan pemenang tender.
“Menangkan perusahaan yang layak untuk dimenangkan. Bukan karena ada kolusi atau titipan dari pejabat tinggi,” kata Ang gota Pansus I, HT Ibrahim dan Abdurrahman.
Direktur RSUZA, Dr dr Az haruddin SpBO K-Spine FICS kepada Tim Pansus I DPRA saat meninjau lokasi RS Kanker menyatakan, “Kehadiran RS Kan ker sangat ditunggu masyarakat. Pasalnya, jumlah pasien kanker di Aceh kian hari makin bertambah,” jelasnya.
Dikatakan, selain pembangunan RS Kanker, pemerintah juga tahun ini memprogramkan pembangunan empat gedung operasi di Kompleks RSUZA yang baru. Empat gedung operasi ini juga sangat dibutuhkan, mengingat jumlah antrean pasien yang akan menjalani operasi terus bertambah.
“Jika empat ruang operasi dapat secepatnya selesai, maka antrean panjang pasien operasi bisa segera teratasi,” tutur Azharuddin.
Direktur RSUDZA itu menjelaskan, tahun ini Kemenkes akan memberikan bantuan mesin Sinar X melalui sumber dana alokasi khusus (DAK) bidang kesehatan senilai Rp 85 miliar.
Alat itu, akan ditempatkan di RS Kanker Oncology Center.
“Semakin cepat gedung RS Kanker selesai dikerjakan, semakin baik. Karena bila selesai tahun ini, mesin radio terapi Sinar X bantuan Kemenkes bisa segera difungsikan,” ujar Azharuddin sambil menambahkan jika RS Kanker itu sudah beroperasi, maka pasien sudah bisa berobat di Banda Aceh. (*)