Anjungan RSUDZA Layaknya Rumah Sakit Mini

PELAKSANAAN Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-7 saat ini sedang berlangsung di Kota Banda Aceh, setelah dibuka secara resmi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI, Prof Dr Muhadjir Effendy yang mewakili Presiden Joko Widodo, di Stadion Harapan Bangsa Lhoong Raya, Banda Aceh, Minggu (5/8/2018) malam.

Persiapan demi persiapan untuk ikut serta mendukung dan menyukseskan kegiatan yang mengangkat kem bali akan khazanah kebudayaan di Bumi Iskandar Muda tersebut juga telah dilakukan dengan matang oleh seluruh instansi dan pemangku kepentingan.

Termasuk Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang terdepan dalam memberikan pelayanan publik di bidang kesehatan.

Sebagai rumah sakit rujukan utama di Provinsi Aceh, tentu apa yang akan ditampilkan di stan RSUDZA akan berbeda dibanding dengan anjungan SKPA lainnya.

Mereka ingin menampilkan serta memberikan pelayanan yang lebih dan berbeda sehingga menjadi salah satu jawaban kenapa masyarakat harus datang dan singgah di anjungan milik Rumah Sakit Zainoel Abidin.

“Pada kegiatan PKA ke-7 ini, anjungan milik RSUDZA seakan-akan menjadi rumah sakit mini,” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUDZA, Dr. dr.

Endang Meutiawati, Sp.S (K) saat disambangi awak Tabloid RSUDZA Lamhaba di sela-sela kesibukannya mengawal pelayanan di rumah sakit plat merah milik Pemerintah Aceh tersebut.

Sebagai orang yang diberi tanggungjawab dalam keikutsertaan even budaya terbesar empat tahunan yang berlangsung di Tanah Rencong yakni Pekan Kebudayaan Aceh ke-7 tersebut, dokter spesialis saraf tersebut terus melakukan pemantapan terhadap berbagai kegiatan yang akan diisi pada anjungan rumah sakit itu.

Tentu event nan akbar yang digelar di Banda Aceh tersebut akan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Manajemen RSUDZA untuk mengabarkan kepada seluruh masyarakat Aceh khususnya dan luar umumnya terhadap berbagai layanan dan perkembangan pelayanan kesehatan yang kini sudah dimiliki di rumah sakit tersebut.

“Ada dua agenda besar yang akan kami persembahkan kepada seluruh pengunjung dan masyarakat Aceh selama berlangsungnya kegiatan PKA ke-7 yang berlokasi di Blangpadang, Banda Aceh yakni kegiatan layanan langsung dan layanan tidak langsung,” katanya.

Layanan langsung yang dimaksudkan dirinya tersebut adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang dapat langsung diberikan dan diikuti oleh masyarakat yang datang ke anjungan RSUDZA selama pelaksanaan kegiatan tersebut di Blangpadang Banda Aceh.

Di kegiatan tersebut, RSUDZA telah menjadwalkan tim dokter yang mumpuni untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berupa pemeriksaan kesegatan secara gratis yang langsung ditangani oleh dok ter spesialis yang ada di rumah sakit setempat.

“Kami telah mengatur jadwal pe la yanan kesehatan yang akan ditangani langsung oleh dokter spesialis.

Bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi dengan dokter spesialis dapat memanfaatkan kesempatan ini selama PKA-7 berlangsung, selebihnya dapat memanfaatkan layanan di RSUDZA sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan untuk berobat pada fasilitas kesehatan tingkat III atau rujukan utama,” katanya.

Lebih rinci ia menjelaskan, konsultasi dan pemeriksaan gratis yang akan digelar di “mini rumah sakit” atau anjungan RSUDZA seperti kulit dan kelamin, konsultasi herbal, auto refraksi dan konsultasi dengan sejumlah dokter spesialis lainnya.

“Bagi yang ingin mengetahui secara detail terhadap jadwal dokter dan beragam informasi terkait rumah sakit RSUDZA maka jangan lupa mengunjungi anjungan kami. Kami terus berupaya memberikan yang terbaik kepada seluruh masyarakat Aceh,” katanya.

Selain konsultasi kesehatan yang ditangani oleh dokter spesialis, Rumah Sakit yang saat ini tengah berupaya meraih akreditasi Rumah Sakit Syariah dari Majelis Upaya Kesehatan Islam Seluruh Indonesia (MUKISI) juga akan menampilkan peragaan persalinan islami.

Peragaan persalinan islami yang dimaksud tersebut adalah sebuah proses persalinan yang menerapkan prinsip islami diantaranya berdoa sebelum memulai kegiatan, menyiapkan pakaian bagi ibu bersalin yang lebih menutup aurat dan perlengkapan pendukung lainnya yang juga tetap mengaju pada standar prosedur operasional (SOP) yang telah ditetapkan dalam pelayanan kesehatan.

Ia menuturkan pelayanan persalinan syariah tersebut diluncurkan di RSUDZA pada 8 Juni 2017. Pelayanan persalinan model Syariah yang diluncurkan tersebut merupakan wujud dan komitmen manajemen rumah sakit untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Terobosan yang dilakukan manajemen rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut merupakan bagian untuk memberikan rasa aman, nyaman kepada ibu bersalin, keluarga maupun masyarakat yang menggunakan fasilitas rumah sakit yang tidak bertentangan dengan nilai dan prinsip Islam.

Dr. Endang Meutiawati juga meng atakan dalam kegiatan pelayanan lang sung tersebut, RSUDZA juga akan mengadakan kegiatan donor darah yang langsung ditangani oleh Instalasi Transfusi Darah (ITD) rumah sakit tersebut guna memenuhi kebutuhan darah di fasiltias kesehatan rujukan utama tersebut.

“Setiap hari RSUDZA membutuhkan lebih kurang sekitar 100 kantong darah. Kami mengajak seluruh masyarakat yang berkunjung ke arena PKA untuk ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan donor darah ini sebab setitik darah yang anda sumbangkan dapat menolong orang lain,” katanya.

Pihaknya menargetkan dalam kegiatan tersebut dapat mengumpulkan 200 kantong darah guna memenuhi keperluan darah bagi pasien di rumah sakit rujukan utama milik Pemerintah Aceh tersebut.

Selanjutnya, untuk kegiatan pelayanan tidak langsung berupa pemutaran vidio pelayanan kanker, pe layanan thalasemia, cangkok ginjal, pendaftaran Online, fasilitas ruang rawat inap, pelayanan eksekutif, Akreditasi, MRI, CT- SCAN, OK HYBRID, Rehab Jantung, pelayanan unggulan dan pelayanan islami.

Selain itu juga ada leaflet/brosur yang akan dibagikan kepada para pengunjung terkait informasi jenis penyakit, alur berobat dan akses rujukan daerah yang tak lain merupakan bagian dari untuk memberikan pemahaman secara prima kepada masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang kini ada dan berjalan di RSUDZA.

Beragam kegiatan yang digelar di anjungan RSUDZA selama sepuluh hari di Blangpadang Banda Aceh, meru pakan bagian dari promosi dan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat Aceh terkait dunia kesehatan.

Meski tak semua peralatan kesehatan dibawa ke sana, anjungan RSUDZA mewakili RSUDZA sebagai mini rumah sakit tersebut, karena berbagai layanan kesehatan yang dilakukan di sana di ulas dan dapat dilihat langsung oleh masyarakat. (ifd)