Ancaman Hepatitis A Terhadap Mahasiswa

“Yarqan”, yaitu penyakit yang datang bagi manusia, dan pada bahasa Aceh dinamai Yarqan itu penyakit Mambang Kuneng dan Penyakit Simpang. Bermula yarqan itu dua bagai, pertama: safrawiyy. Kedua, sawdawiyy. Maka alamat yarqan safrawiyy itu kuning kemihnya dan kuning biji mata putih bagi kedua matanya dan kurang kuat tubuhnya (Kitab Al-Rahmah Fi Al-Tibb Wa’l-Hikmah, ditulis dalam bahasa Arab oleh Imam ibn(u) Al-Muqriyydialih bahasakan ke dalam bahasa Melayu, dengan memakai tulisan Jawi dan disesuaikan dengan kondisi tempat berdomisili oleh Tgk. Chik Kuta Karang (Ulama Aceh). Kitab ini menjelaskan teori penyakit dan tindakan medis dari zaman Yunani kuno sampai Kerajaan Aceh Darussalam.

Kutipan kalimat diatas menjelaskan definisi dari penyakit kuning/hepatitis yang terekam dari masa lalu, masyarakat aceh sendiri kini menyebut penyakit ini sebagai “Saket Kuneng”.

Definisi
Penyakit Hepatitis A merupakan infeksi virus akut yang menyerang jaringan hati, Virus Hepatitis A (VHA) termasuk dalam klasifikasi virus RNA dan merupakan famili picornaviridae berukuran 2732 nanometer, genus hepatovirus, mempunyai 1 serotype dan 4 genotype. Virus ini dilaporkan hanya menyerang manusia dan beberapa hewan primata, diketahui dapat stabil dalam suhu ruangan dan mampu bertahan lebih 1 bulan.

Epidemiologi
Virus hepatitis A telah menginfeksi manusia lebih dari 2000 tahun. Dahulu, infeksi ini dikenal dengan Epidemic Jaundice, Catarrhal Jaundice, Hepatitis Epidemic, dan Campaign Jaundiece. Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan Infeksi kasus baru Hepatitis A terjadi sebanyak 1,4 juta kasus setiap tahunnya, di Indonesia infeksi VHA masih merupakan masalah kesehatan yang sangat meresahkan masyarakat, hal ini terkait dengan kurangnya higienitas individu dan buruknya sanitasi lingkungan, diperparah infeksi ini sering muncul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB).

Kelompok masyarakat yang sangat rentan terinfeksi penyakit ini salah satunya adalah mahasiswa. Munculnya kasus massal infeksi Hepatitis A di beberapa center pendidikan di Indonesia, turut dilaporkan pada: Korban KLB Hepatitis di Institut Pertanian Bogor (IPB) Berjumlah 28 Orang (Kompas. com 11/12/ 2015), Universitas Gajah Mada (UGM) pada tahun 2008 sebanyak 129 warga menjadi korban, diantaranya 7 orang tenaga pendidik dan 122 mahasisiwa (ugm.ac.id,01/08/2008), Universitas Parahyangan (Unpar) sebanyak 48 mahasiswa pada tahun 2011, (detik.com,02/11/ 2011).

Dr.Yusuf Fauzi,Sp.PDKGEH (Konsultan Gastroentero-Hepatologi RSUDZA) dalam Studi berjudul Prevalence of Hepatitis A, B, C infection after Tsunami in Banda Aceh yang dipresentasikan di forum Asian Pacific Association for the Study of the Liver (APASL) Manila 2006 menjelaskan, kontaminasi makanan dan minuman akibat perubahan higienitas dan sanitasi lingkungan pasca tsunami meningkatkan penularan infeksi HVA, dijumpai prevalensi penderita Hepatitis A satu tahun paska tsunami di Banda aceh meningkat 3 kali lipat dibandingkan sebelum Tsunami. Ditahun kedua paska tsunami prevaleni hepatitis A berangsur turun ke titik normal kembali.

Pemaparan kasus diatas dapat menjelaskan hubungan rendahnya higienitas dan sanitasi lingkungan terhadap tingginya resiko kelompok mahasiswa untuk terinfeksi VHA, serta ke-rentan terjadinya wabah. Diperlukan upaya berkesinambungan meliputi pengenalan, tindakan pencegahan dan upaya memperoleh pengobatan, dalam usaha mengurangi angka kesakitan dan memutuskan mata rantai penularan infeksi tersebut.

Mekanisme Penularan
Infeksi Virus Hepatitis A (VHA) masuk ke dalam saluran cerna melalui makanan atau minuman yang telah tercemar tinja penderita VHA, disebut mekanisme Fecal-oral (tinja ke mulut). Virus VHA melalui peredaran darah akan mencapai hati untuk selanjutnya menginvasi dan memperbanyak diri didalam sel hati (Hepatosit).

Pada cairan tubuh, Virus hepatitis A terkonsentrasi pada sebagian besar pada kotoran (feses), serum, dan air liur. Virus dalam jumlah banyak dapat ditemukan didalam tinja penderita sejak 3 hari sebelum muncul gejala hingga 1-2 minggu setelah munculnya gejala kuning pada penderita. Kontaminasi tinja ini tejadi melalui kontak makanan, minuman, dan alat saji (piring, gelas, sendok, dll) dengan tangan penderita setelah penderita buang air besar (BAB) dengan tidak mencuci tangan sampai bersih atau menggunakan sabun.

Kejadian luar biasa/ massal dapat terjadi dengan pola Common Source/ sumber yang sama seperti tercemarnya sumber air minum, dapur umum asrama, pesta/kenduri, dll. Mekanisme penularan diatas merupakan faktor utama bagi mahasiswa untuk tertular infeksi VHA bila dihubungkan dengan kesibukan mahasiswa yang kerap membuat mahasiswa makan diluar/ jajan dimana saja tanpa memperhatikan kebersihan makanan.

Gejala dan Tanda
Masa inkubasi (awal infeksi sampai timbul gejala) HVA 14-28 hari, bahkan sampai 50 hari. gejala dan tanda dapat timbul bervariasi diantaranya pada dewasa berupa demam, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, gangguan saluran perncernaan (tidak nafsu makan, mual, muntah dan kembung) gejala ini biasanya hilang seiring dengan munculnya tanda kuning, tanda kuning pada mata dan kulit, dan kencing berwarna seperti teh dapat dijumpai pada 70% pasien, tanda ini biasanya berlangsung 2-8 minggu.

Pengobatan
Konsultasi sesegera mungkin dengan dokter sangat diperlukan bila ditemukan gejala dan tanda seperti tersebut diatas. Diperlukan informasi dari penderita berupa hasil wawancara, pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk menentukan diagnosa. Infeksi VHA dapat sembuh spontan/dengan sendirinya tanpa pengobatan khusus, penderita dapat berobat jalan bila gejala klinis ringan. Penanganan khusus/ rawat inap diperlukan bila penderita HVA telah mengalami komplikasi, seperti dehidrasi (kekurangan cairan tubuh) karena mual dan muntah berat, kelelahan berat, dan asupan makanan dan minuman yang tidak adekuat.

Berapa serius dampak Infeksi HVA terhadap produktifitas Mahasiswa?
Center for Disease Control and Prevention (CDC) melalui kampanyenya 2 september 2015 yang lalu menjelaskan, hampir semua orang yang terinfeksi Hepatitis A dapat sembuh sepenuhnya, dan tidak akan terjadi kerusakan hati permanen. Gejala biasanya berlangsung kurang dari 2 bulan, meskipun bebepapa orang dapat berlangsung selama 6 bulan.

Berdasarkan keterangan tersebut dan pengalaman klinis, dibutuhkan waktu istirahat yang berarti bagi mahasiswa untuk dapat melanjutkan studi akademik, hal ini menjadi hambatan terhadap produktifitas mahasiwa untuk sesaat dan target waktu pendidikan kedepannya.

Ketakutan terbesar adalah munculnya kesakitan massal/KLB baik di universitas dan sekitarnya, ataupun asrama. Keadaan ini akan menghasilkan ketakutan yang bermakna terhadap warga universitas, berpeluang besar terhentinya proses belajar-mengajar dan jatuhnya roda perekonomian di lingkungan universitas tersebut.

Pencegahan (Merubah kebiasan)
Merubah gaya hidup (life style) dan meningkatkan higienitas merupakan langkah pertama dalam memerangi infeksi HVA. Kebiasaan yang perlu diperbaiki oleh mahasiswa adalah tidak jajan di sembarang tempat, menjaga ketahanan/imunitas tubuh dengan tidak bergadang, teratur berolahraga dan teratur mencuci tangan (akan dijelaskan selanjutnya). Kesadaran oleh pihak penyedia/penjual makanan dalam menjaga higienitas makanan sangat dibutuhkan, diantaranya, Pertama; mencuci tangan (Hand Wash).

WHO tahun 2009 telah mengeluarkan standar 6 langkah (Six Step) mencuci tangan dengan baik dan benar, standar ini (mencuci tangan menggunakan sabun dan membilas dengan air mengalir) merupakan cara efektif untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dan sangat mudah diaplikasikan oleh pedagang, yakni;

  1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan memakai air yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak tangan secara lembut,
  2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian, jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih,
  3. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan,
  4. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian,
  5. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan,
  6. Bersihkan kedua pergelangan tangan secara bergantian dengan cara memutar, kemudian diakhiri dengan membilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir lalu keringkan memakai handuk atau tisu.

Secara umum standar ini dapat diaplikasikan pada 5 saat kritis, yaitu:

  1. Sebelum makan,
  2. sebelum mengolah dan menghidangkan makanan,
  3. setelah buang air besar dan air kecil,
  4. setelah mengganti popok bayi, dan
  5. sebelum menyusui bayi.

Kedua: pengelolaan makanan yang benar:

  1. Menjaga kebersihan,
  2. memisahkan makanan matang dan mentah,
  3. memasak makanan sampai matang suhu diatas 85°C,
  4. menyimpan makanan dilemari pendingin, makanan tidak dibiarkan terlalu lama disuhu ruangan,
  5. mencuci alat saji dengan menggunakan sabun dan air mengalir.

(Imunisasi)
Imunisasi dibagi menjadi 2, yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif. Imunisasi pasif berupa pemberian Imunoglobulin atau antibodi dari luar. Tindakan ini dapat memberikan perlindungan segera tetapi bersifat sementara. Imunoglobulin diberikan segera setelah kontak atau untuk pencegahan sebelum kontak. Efek proteksi dapat dicapai bila Imunoglobulin diberikan dalam waktu 2 minggu setelah terpajan.

Imunisasi aktif ialah pemberian vaksin Hepatisis A yang telah dilemahkan, diberikan sebelum terpajan, dalam 2 dosis dengan interval pemberian 6-18 bulan. Keuntungan dari imunisasi aktif/ Vaksin VHA ini adalah efektifitas tinggi (angka proteksi 94-100%), efek proteksi terbentuk dalam 1 bulan setelah pemberian dosis awal pada 90-100% individu dan hampir semua individu mencapai antibodi protektif satu bulan setelah pemberian dosis kedua.

Salam Sehat Selalu.
Tahniah RSUDZA.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *