Layanan Prima Buat Si Sakit
MEMBERI lebih dari yang diharapkan. Itulah motto yang disematkan pada rumah sakit umum di provinsi ujung paling barat Indonesia itu yang kini sukses meraih sertifikat Akreditasi Paripurna, Predikat Akreditasi Paripurna yang diraih Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, bukanlah sebagai simbul semata atau hanya sebatas sloganistis. Akan tetapi adalah hasil kerja keras dari rangkaian usaha mewujudkan berbagai layanan yang dimiliki rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu, untuk melayani secara maksimal masyarakat yang membutuhkan jasa layanan.
Prestasi yang diraih tersebut, merupakan kerja keras semua pihak selama 24 bulan dari berbagai bidang. Mulai dari pelayanan, keuangan hingga administasi. Tepatnya pada tanggal 10 Desember 2015, rumah sakit yang berada di kawasan jalan protokol Tgk Daud Beureueh, nomor 108, Banda Aceh itu, berhasil meraih sertifikat paripurna dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (Kars). “Ada 15 Atas keberhasilan meraih award tersebut, kita patut memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran manajemen rumah sakit. Award ini harus pula menjadi motivasi untuk semakin membudayakan kualitas mutu pelayanan dan perlindungan keselamatan pasien,” Harus Jadi Motivasi Tingkatkan Kualitas Pelayanan kualitas mutu pelayanan dan perlindungan keselamatan pasien. “Kebanggaan atas perolehan akreditasi Paripurna ini juga menjadi milik masyarakat Aceh,” terang dokter lulusan USU Medan itu.
Gubernur juga menegaskan bahwa pelayanan kesehatan tidak hanya sebatas memberi pelayanan gratis kepada masyarakat, tapi juga memberi kemudahan terhadap akses untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik.
“Ini yang musti diimplementasikan dan di berbagai kesempatan saya juga selalu minta kepada rumah sakit di Aceh, baik milik pemerintah maupun swasta agar mengutamakan pelayanan kepada pasien dan masyarakat,” ujar Zaini Abdullah.
Pemerintah Aceh, kata Doto Zaini, saat ini terus mendorong agar setiap RSUD melakukan inovasi untuk peningkatan kualitas pelayanan bagi pasien. “Pemerintah juga komit memberikan dukungan terhadap pembangunan kesehatan kepada seluruh Kabupaten/Kota di Aceh,” kata Zaini Abdullah.
Saat ini lanjut Gubernur, Pemerintah Aceh sedang mempersiapkan hadirnya 5 (lima) unit rumah sakit regional di kawasan Timur, Utara, Tengah, dan Barat Selatan Aceh, yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan rujukan, sehingga sampai ke daerah terpencil dan daerah miskin.
Kelima rumah sakit yang akan menampung pasien rujukan dari rumah sakit daerah (kabupaten/kota) ini masingmasing berada di Kota Langsa, Bireuen, Takengon (Aceh Tengah), Meulaboh (Aceh Barat), dan Tapaktuan (Aceh Selatan).
Dari lima unit RS regional yang akan dibangun itu, tiga unit di antaranya yaitu di Bireuen, Meulaboh, dan Takengon, serta 1 unit RS Kanker RSUZA, direncanakan dibangun dengan menggunakan pinjaman luar negeri. Sementara, untuk pembangunan RS regional di Langsa dan Tapaktuan akan didanai APBA dan APBN. (rd) dr H Zaini Abdullah Gubernur Aceh pokja yang harus kita siapakan saat itu agar bisa dinilai tim dan semua bidang itu terintegrasi secara keseluruhan. Penilaian ini juga fokus pada bagaimana rumah sakit bisa menjamin pelayana bermutu dan menjunjung tinggi keselamatan pasien,” kata Direktur RSUZA, dr Fachrul Jamal diruang kerjanya.
Menurut Direktur RSUDZA itu, dengan Sertifikat Paripurna yang diraih rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut, pasien tidak perlu khawatir. Sebab berbagai layanan yang diberikan kini telah berstandar nasional. “Jika sudah ada logo Kars setiap pelancong dari berbagai provinsi lain pasti tidak akan khawatir lagi jika ingin berobat di RSUZA, karena pelayanan yang diberikan berstandar nasional,” katanya.
Apabila dalam pelayanan di rumah sakit ada pasien yang harus menunggu, dalam mendapatkan penanganan medis, itu merupakan bagian yang harus dilalui. Sebab seriring dengan peningkatakan status tersebut, jumlah pasien yang dilayani juga akan meningkat. Direktur RSUDZA mencontohkan, apa bila ada pasien yang datang untuk mendapat perawatan atau berobat jalan, maka harus menunggu proses antrian dan saat berada poliklinik juga akan dilayani sesuai dengan jenis penyakit yang diderita pasien. Ia mengatakan dalam setiap bidang memiliki sub dan sub tersebutlah yang menangangi setiap pasien yang datang ke rumah sakit tersebut untuk dilakukan penangan medis.”Bukan berarti saat datang ke klinik jantung pasien akan dilayani dokter jantung, Namun akan dilihat dulu apakah pasien tersebut menderita penyakit jenis apa dan sub bagian mana yang akan diperiksa atau di rawat,” katanya.
Fachrul mengatakan dengan kategori rumah sakit berstandar nasional tersebut, maka setiap prosedur yang ditangani juga sesuai dengan SOP yang dimiiki dalam melakukan penangan pasien sesuai dengan penyakit yang diderita.(if)