Mengenal Steroid “Obat Dewa” di Tengah Masyarakat

dr. Hendra Zufry, Sp.PD
dr. Hendra Zufry, Sp.PD

Sejarah Penemuan Steroid

Penelitian tentang steroid awal mulanya dilakukan seorang ilmuwan bernama Berthold pada tahun 1849. Ketika itu, Berthold ingin membuktikan rasa penasarannya tentang steroid, dan fungsinya dalam metabolisme tubuh.

Berthold lalu melakukan uji coba pada ayam jantan muda. Ia membuang testis ayam tersebut dan melihat adanya perbedaan karakteristik pada ayam itu, termasuk fungsi-fungsi seksualnya setelah diberi perlakuan tersebut.

Penelitian Berthold itu kemudian menjadi pondasi utama perkembangan steroid selanjutnya. Satu abad kemudian, tepatnya pada tahun 1936, Ilmuwan lain bernama Ruzicka mulai melakukan sintesis produksi testeron dari kolesterol sebagai mana yang pernah dilakukan ilmuwan lainnya yaitu Butenand dan Hanisch.

Berawal dari penelitian Ruzicka itulah, konon, Nazi yang dipimpin Adolf Hitler menggunakan steroid untuk memperkuat kondisi fisik pasukannya. Di tahun yang sama, penggunaan steroid untuk meningkatkan berat badan anjing peliharaan marak juga dilakukan. Tahun 1948-1954, dua perusahaan obat-obatan yaitu Searle dan Ciba tertarik melakukan eksperimen terhadap ribuan sintesis steroid. Hasil penelitian mereka kemudian diikuti dengan banyaknya penggunaan steroid pada atlet-atlet Olimpiade. Termasuk atlet-atlet Uni Soviet yang ketika itu sangat mendominasi jalannya olimpiade dan banyak memecahkan rekor dunia.

Sejarah ringkas di atas menceritakan sekilas sejarah penemuan steroid yang digunakan dalam olahraga sebagai “obat kuat”. Tulisan ini membatasi pembicaraan hanya pada steroid yang sering dikomsumsi oleh masyarakat, serta efek sampingnya akibat penyalahgunaan yang cukup tinggi untuk mendapatkan kesembuhan penyakit

Mengenal Steroid

Obat golongan steroid tekenal dengan sebutan obat anti radang, karena obat jenis ini mempunyai efek yang sangat baik dalam mengatasi radang, apapun penyebab radangnya dan di manapun lokasinya. Beberapa penyakit peradangan yang kerap diobati dengan steroid adalah asma, radang rematik, radang usus, radang ginjal, radang mata, dll.

Selain itu, obat ini juga digunakan pada penyakit gangguan sistem kekebalan tubuh, seperti berbagai jenis alergi, dan lupus.

Dengan sifatnya yang menurunkan sistem kekebalan, steroid juga dapat digunakan untuk pasien yang baru menjalani transplantasi organ tubuh. Untuk mencegah reaksi penolakan tubuh terhadap organ yang dicangkokkan.

Obat ini bahkan digunakan juga pada pasien kanker, yaitu untuk mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi. Juga pada terapi kanker itu sendiri, sebagai terapi pendukung kemoterapi.

Steroid juga digunakan untuk ibu hamil yang memiliki resiko melahirkan prematur. Yaitu untuk mematangkan paru-paru janin, sehingga jika harus lahir prematur, paru-paru bayi sudah cukup kuat dan bekerja dengan baik.

Obat ini bisa diperoleh dalam bentuk tablet untuk di minum, dihirup sebagai inhalasi maupun disuntikkan lewat pembuluh darah.

Begitu banyaknya penggunaan steroid, sempat menjadi primadona dunia kedokteran pada saat awalnya. Keefektifannya dalam membantu penyembuhan beberapa macam penyakit membuat namanya kian melambung.

Efek yang diberikan oleh obat ini sangat mengejutkan dan dramatis.

Bahkan saking terkesannya, para pasien dan para penggiat dunia medis menyebutnya obat dewa.

Namun seiring dengan kegunaannya yang sakti, lambat laun orang mulai menemukan beberapa akibat buruk atau tenar disebut efek samping dari penggunaan jenis obat ini. Tidak tanggungtanggung jika digunakan dalam jangka waktu yang lama atau tidak dengan resep dokter, obat ini malah akan membawa pengkonsumsi obat ke dalam kondisi kesehatan yang lebih runyam. Bahkan disinyalir steroid lah yang mengakibatkan beberapa penyakit justru timbul setelah rutin menggunakan obat ini. Tetapi dalam beberapa kasus, steroid merupakan satu-satunya pilihan obat terbaik, sehingga mau tidak mau harus digunakan.

Efek samping Steroid

Efek samping steroid ternyata cukup luas, antara lain; meningkatkan resiko diabetes, tulang mudah patah atau osteoporosis, menghambat pertumbuhan anak-anak. Menyebabkan kegemukan pada bagian tubuh tertentu (wajah, bahu, perut) atau seluruh tubuh, menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi. Selain itu juga bisa meningkatkan resiko hipertensi karena menahan garam di dalam tubuh, menyebabkan gangguan lambung (perdarahan lambung), dll.

Namun efek samping ini umumnya baru muncul pada penggunaan yang cukup lama (lebih dari sebulan secara rutin).

Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah cara penggunaan yang tepat.

Rangkaian efek samping yang ternyata demikian panjang itu, tidak bermaksud menakut-nakuti pembaca untuk menggunakan obat steroid. Namun lebih dari itu adalah untuk mengajak semua kita mengenal dan dapat menggunakan steroid dengan benar.

Penyalahgunaan Steroid

Mudah nya mendapatkan obat steroid hingga di warung, kios maupun depot obat, menjadi kendala utama dalam mengontrol peredaran obat steroid di tengahtengah masyarakat. Beberapa waktu lalu cukup gencar diberitakan adanya produsen jamu yang mencampur jamunya dengan obatobat sintetik, salah satunya dengan steroid.

Obat ini ditemukan banyak dicampurkan pada jamu anti rematik. Jelas saja jamunya jadi manjur, karena steroid mempunyai khasiat utama sebagai obat anti radang, seperti yang telah dijelaskan di atas. Bagi orang Indonesia, mengkonsumsi jamu tradisional adalah sebuah kebiasaan yang begitu sering dilakukan. Namun pernahkah Anda membayangkan bila jamu yang dicampur steroid dikonsumsi dan dijadikan kebiasaan? serta di konsumsi dalam jangka waktu lama dan berkelanjutan? Dan, seluruh efek samping steroid akan berpeluang besar terjadi.

Aturan Pemakaian dan Tips

Di negara maju seperti Inggris, pasien yang mengonsumsi obat steroid mendapat “Kartu Penggunaan Steroid” yang harus ditunjukan kepada apoteker maupun dokter yang menangani pengobatan pasien tersebut.

Obat steroid menurut aturannya hanya dapat diperoleh dengan resep dokter. Jika Anda mendapat resep dokter yang berisi steroid, pastikan Anda mengetahui informasi-informasi yang diperlukan tentang obat ini dan gunakan sesuai dengan petunjuk dokter. Pada penggunaan jangka panjang pada penyakit kronis yang diterapi dengan steroid, penggunaan obat tidak boleh dihentikan secara mendadak, karena akan mengganggu adaptasi tubuh.

Penghentian harus perlahanlahan dengan dosis yang makin lama makin berkurang. Mengapa demikian? Karena selama mengkonsumsi steroid, produksi hormon steroid tubuh secara alami dari tubuh akan berkurang atau terhenti, maka jika penggunaan dari luar tiba-tiba dihentikan, tubuh akan kekurangan hormon ini secara normal dan akan terjadi reaksireaksi yang tidak diinginkan.

Beberapa cara untuk mensiasati efek samping yang mungkin timbul antara lain:

  1. Bagi pasien dengan resiko diabetes, kurangi asupan gula/ karbohidrat
  2. Untuk mengurangi resiko osteoporosis, tambahlah suplemen kalsium dan Vitamin D
  3. Untuk mengurangi resiko hipertensi, kurangi asupan garam dalam makanan
  4. Untuk mengurangi kegemukan, bisa dilakukan diet yang sesuai
  5. Untuk menghindari terjadinya infeksi, hindarkan diri dari lingkungan hidup yang kotor dan polusi. Tambahkan suplemen makanan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  6. Untuk menghindari gangguan lambung, minumlah obat ini setelah makan atau bersama snack, jangan pada saat perut kosong.

Harapan

Steroid merupakan obat yang mempunyai efek cukup baik dalam mengurangi keluhan-keluhan pasien. Namun perlu diingat, steroid juga mempunyai segudang permasalahan bila digunakan dengan cara, waktu dan dosis yang tidak tepat.

Karena itu segera konsultasikan ke dokter anda mengenai progam pengobatan yang akan atau sedang anda jalani. Yang terpenting adalah selalu menjaga agar tidak terjadi kekambuhan penyakit dengan mengenali sebabsebabnya sehingga anda tidak perlu meminum steroid lagi. Sebagai penutup penulis ingin mengucapkan sebuah ungkapan: “Tidak ada obat yang aman, obat yang aman adalah obat yang kita ketahui efek samping dan cara menghindarinya” Semoga kita dapat lebih berhati-hati dan bijaksana dalam menggunakan steroid.

Salam sehat, semoga kesehatan selalu menjadi prioritas Anda.

Ridhalul Ikhsan,
Residen Ilmu Penyakit Dalam

Hendra Zufry,
Konsultan Divisi Endokrinologi, Metabolik and Diabetes Melitus

Department Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala
Rumah Sakit Umum dr.Zainoel Abidin