Nutrisi Yang Tepat Untuk Pasien Stroke

DALAM dua puluh tahun terakhir ini telah terjadi banyak perubahan perilaku hidup masyarakat Indonesia, termasuk kebiasaan makan dan diet yang tidak sehat.

Pada tahun 1990, stroke masih me nempati urutan keempat sebagai beban penyakit di Indonesia, setelah infeksi pernapasan, tuberkulosis dan diare. Namun, berdasarkan data yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan tahun 2010, stroke menempati uru tan teratas sebagai penyebab kematian paling banyak di Indonesia. Data Annual Scientific Meeting of Indonesia Heart Association 2013 menunjukkan bahwa 27 persen kematian di Indonesia disebabkan oleh stroke (CVD yang mempengaruhi otak).

Stroke adalah kerusakan pada bagian otak yang terjadi bila pembuluh darah yang membawa oksigen dan zat-zat gizi ke bagian otak tersumbat (infark) atau pecah. Akibatnya, dapat terjadi beberapa kelainan yang berhubungan dengan kemampuan makan pasien, seperti dysphagia (sulit menelan) dan ketidakmampuan makan sendiri karena parese (kelumpuhan). Stroke ju ga dapat memengaruhi perilaku makan pasien melalui perubahan kognitif serta gangguan sensori. Halhal tersebut dapat mengakibatkan penurunan status gizi pada pasien stroke. Untuk mencegah penurunan status gizi dan mencapai gizi yang optimal, diperlukan penatalaksanaan asupan gizi yang tepat pada penderita stroke.

Tujuan Pengaturan Makan

  1. Memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan memperhatikan keadaan komplikasi penyakit
  2. Memelihara keseimbangan cairan & elektrolit (banyak pasien stroke yang mengalami dehidrasi maupun kekura ngan Natrium)
  3. Menurunkan BB jika berlebih
  4. Meminimalkan kegiatan mengunyah & menggigit
  5. Menyediakan serat untuk men cegah konstipasi

Rekomendasi Diet

  1. Pasien dengan gangguan ke sa daran/menelan diberi makanan cair melalui NGT
  2. Bentuk makanan ditingkatkan jika kondisi pasien membaik
  3. Pada dysphagia, hindari makanan yang dapat menimbulkan rasa tercekik/tersedak, seperti makanan yang liat dan keras
  4. Pasien dengan penurunan pro duksi saliva diberi maka nan bersaus/lembab
  5. Jenis diet tergantung penyakit penyerta

Stroke dapat dicegah dengan cara menjalani pola hidup yang sehat. Pencegahan pri mer stroke adalah menghindari/ berhenti merokok, menghindari stress mental, menghindari alkohol, tidak mengonsumsi garam secara berlebihan, dan menghindari kegemukan. Pada para penderita penyakit degeneratif seperti hipertensi, Diabetes Mellitus, penyakit jantung dll,se baiknya mengendalikan penyakit tersebut agar tidak beresiko terkena stroke. Salah satu pencegahan stroke yang lain adalah menjalani pola makan yang sehat dan seimbang. Tentunya pola makan yang sehat juga harus diimbangi dengan aktivitas fisik secara rutin.

Berikut adalah jenis-jenis makanan yang berpengaruh dalam prevensi stroke:

  • Serat larut yang banyak terdapat dalam biji-bijian
  • Oat (beta glucan) akan me nu runkan cholesterol total dan LDL-C
  • Kacang kedelai beserta produk olahannya dapat menurunkan cholesterol total, LDL-C dan trigliserida
  • Kacang-kacangan lain termasuk biji kenari dan kacang mete dapat menurunkan LDL-C
  • Makanan/zat gizi yang dapat memecah homocystein seperti asam folat, riboflavin, vitamin B6 dan B12
  • Susu skim, susu kedelai dan kalsium mempunyai efek protektif terhadap stroke

Berikut adalah jenis-jenis bahan makanan yang dianjurkan dan dibatasi untuk para penderita stroke:

  1. Sumber Karbohidrat
    Dianjurkan
    Beras, kentang, ubi, singkong, terigu, hunkwe,tapioka, sagu,gula,madu, serta produk olahan tanpa garam dapur seperti makaroni,mie, bihun,roti,biskuit, kue kering
    Tidak dianjurkan
    Produk olahan yang dibuat dengan garam dapur, kue-kue yang terlalu manis dan gurih
  2. Sumber Protein Hewani
    Dianjurkan
    Daging sapi dan ayam tak berlemak, ikan, telur ayam (terutama bag putihnya), susu skim, dan susu penuh dalam jumlah terbatas
    Tidak dianjurkan
    Daging sapi & ayam berlemak, kuning telur (batas 3 btr/mgg), jerohan, otak, hati, ikan banyak dari,susu penuh,keju,es krim,& produk olahan protein hewani yang diawet (ham,daging asap, dendeng,kornet)
  3. Sumber Protein Nabati
    Dianjurkan
    Semua kacang-kacangan dan produk olahan yang dibuat dengan garam dapur, dalam jumlah terbatas
    Tidak dianjurkan
    Selai kacang (peanut but ter) dan semua produk olahan kacang-kacangan yang diawet dengan garam natrium atau digoreng
  4. Sayuran
    Dianjurkan
    Sayuran berserat : bayam, kangkung, kac panjang, labu siam, tomat, taoge, wortel
    Tidak dianjurkan
    Sayuran bergas : sawi putih, kol, lobak; Sayuran berserat tinggi: daun singkong, daun katuk, daun melinjo, pare; sayuran mentah
  5. Buah-buahan
    Dianjurkan
    Buah segar yang dibuat jus : jeruk, mangga, nenas, jambu biji (tanpa pengawet)
    Tidak dianjurkan
    Buah bergas : nangka, durian, buah yang diawetkan dengan natrium seperti : buah kaleng, asinan.
  6. Sumber Lemak
    Dianjurkan
    Minyak jagung dan minyak kedelai; margarin, mentega tanpa garam untuk menumis atau setup; santan encer
    Tidak dianjurkan
    Minyak kelapa, minyak kelapa sawit; margarin, mentega biasa; santan kental, krim, dan produk gorengan
  7. Bumbu masakan
    Dianjurkan
    Bumbu yang tidak tajam: garam (terbatas), gula, bawang merah, bawang putih, jahe, laos, asem, kayu manis, pala (rempa-rempah alami lainnya)
    Tidak dianjurkan
    Bumbu yang tajam : cabe, merica, cuka, makanan berbahan pengawet garam natrium : kecap, terasi, petis, vetsin, penyebab, soda, baking powder.

Sayuran dan buah mempunyai efek pada penyakit kronis.

  • Asupan sayuran hijau & kuning setiap hari berhubungan dengan penurunan 26% resiko kematian akibat stroke
  • Asupan buah setiap hari berhubungan dengan penurunan 35% risiko kematian akibat stroke.

(@eka ubit. sumber: Ancelma Rayi Sari Pranasti, S.Gz)