Menu Bervariasi Disiapkan Sejak Dinihari

Mawardi
Kepala Pengelola
Dapur RSUDZA

KEBERSIHAN dan higienitas merupakan poin utama dalam proses memasak, dengan bahan bahan baku makanan yang terseleksi ketat sehingga terjamin kesegarannya. Para petugas masak juga dilengkapi alat pelindung diri.

Makanan sehat, yang meru pakan sumber nutrisi akan memberikan energi untuk men dapatkan kesembuhan bagi para pasien. Begitupun, dalam menuntun pasien menuju kesembuhan diperlukan pemenuhan kebutuhan gizi yang cukup setiap hari.

Kepala Pengelola Dapur RSUDZA, Mawardi mengatakan, ada beberapa tahapan pe nyiapan makanan yang dilakukan di Instalasi Gizi RSUDZA sebelum didistribusikan ke pada pasien, yang rata­rata perharinya berkisar 500 hingga 600 pasien.

Artinya penggantian menu makanan dilakukan secara berkala, dengan siklus 10 hari dan setelah 10 hari menu akan berulang.

Di antaranya, penegakan asuhan gizi berdasarkan anamnesa, gejala klinis dan biokimia tubuh agar sesuai kondisi tubuh pasien. “Tahapan ini dilakukan oleh tim ahli gizi, sedangkan kami hanya men jalankan dan menyiapkan menu berdasarkan rekomendasi atau tiket yang dikeluarkan oleh ahli gizi,” terangnya, sembari menjelaskan bahwa Bagian Instalasi Gizi RSUDZA terdiri dari beberapa ruang berbeda, seperti bagian penerima bahan makanan, persiapan, penyimpanan, pengolahan, pendistribusian dan penyucian.

Lebih lanjut, pria yang kerap disapa Bang Wardi ini menjelaskan, proses memasak di instalasi gizi dilakukan tiga kali sehari, yakni persiapan makan pagi pasien, makan siang dan makan sore. “Sehari ada tiga me nu dan untuk menu makan siang dan sore ditambah dengan buah­buahan,” ujarnya.

Menurut Mawardi, makanan yang bervariasi adalah sa lah satu faktor penentu ke puasan pasien selama masa perawatan.

Nah untuk menghindari kebosanan makanan pada pasien, Instalasi Gizi me ng gunakan siklus menu 10 hari dimana penyajian makanan akan berbeda setiap harinya. “Artinya penggantian menu makanan dilakukan secara berkala, dengan siklus 10 hari dan setelah 10 hari menu akan berulang,” ungkap pria yang berdo misili di Geuceu Komplek ini.

Pergantian atau variasi menu, sebut Mawardi, ditujukan agar pasien tak bosan menyantapnya, layanan optimal dari dapur masak juga disadari betul pihaknya, sehingga mereka menetapkan siklus menu.

“Para pasien mendapat menu yang bervariasi selama dirawat, hal ini kita lakukan disamping untuk menggugah selera, juga untuk kepuasan pasien selama masa perawatan,” tukasnya.

Untuk makan pagi, para petugas masak mulai melakukan persiapan sejak dini hari.

Dilanjutkan proses memasak pukul 03.00. Selanjutnya, proses memasak untuk makan siang pasien akan dimulai pukul 07.00 pagi dan persiapan makan sore pasien pukul 12.00 Wib. “Kalau pola distribusinya seorang petugas bertanggungjawab untuk dua ruangan.

Makan pagi pasien diantar pukul 6.30, untuk makan siang jam 12.00 sedangkan makan sore pasien setiap harinya didistribusikan pukul 17.00 Wib,” tutur Mawardi.

Ia menambahkan, terdapat beberapa jenis makanan yang dimasak di Instalasi Gizi, seperti makanan biasa, makanan lunak dan makanan diet.

Untuk menghindari terjadinya kesalahan pendistribusian makanan, setiap makanan diberi label (kode) sesuai jenis makanan yang dibutuhkan pasien. Selain bahan makanan, hal yang tidak kalah penting yaitu alat pelindung diri (APD) petugas masak yang terdiri dari masker, cup (topi), baju kerja, apron, sepatu boot dan sarung tangan. “Bahan makanan untuk esok hari akan dipersiapkan seharisebelumnya. Sedangkan untuk bahan makanan jenis sayuran akan diterima Instalasi Gizi setiap hari untuk menjamin kesegaran sayur,” pungkas Mawardi sumringah.(rd)