Berobat ke RSUDZA, Kini Cukup Bawa KTP

KELENGKAPAN data kependudukan baik itu kartu tanda penduduk (KTP), Kartu Keluarga dan berbagai identitas diri lainnya menjadi hal yang lumrah dan harus dilengkapi dalam setiap urusan di tengah proses digitalisasi pelayanan RSUDZA selama ini.

Selama ini, kekurangan salah satu identitas yang dipersyaratkan membuat pengurusan, akan sedikit melambat atau harus menunggu sehingga syarat yang ditentukan tersebut dilengkapi.

Dalam meminimalkan keterlambatan pelayanan tersebut, Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh kini memiliki inovasi baru yaitu hanya cukup dengan memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk berbagai data pasien sudah terkoneksi dalam sistem tersebut secara nasional sehingga dapat diakses di seluruh Indonesia.

Tepatnya pada awal April 2018, Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin Banda Aceh Provinsi Aceh telah mulai menggunakan Integrasi Data Kependudukan dengan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), yang secara resmi telah dilakukan launching oleh Wakil Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah MT.

Aplikasi yang baru diluncurkan ini juga merupakan sebuah terobosan dari RSUDZA dalam rangka mendukung visi dan misi Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Aceh Nova Iriansyah

Fachruddin AR, S.IP, M.Si
Wadir Administrasi dan Umum

Peluncuran aplikasi tersebut juga menjadi sebuah sistem manajemen yang saling terintegrasi antara pelayanan kesehatan dan juga pelayanan administrasi dan umum yang ada di rumah sakit rujukan utama provinsi milik Pemerintah Aceh tersebut.

Seiring perkembangan teknologi, maka semua data tersimpan secara sistem dan ini juga akan memberikan sebuah dampak dan perkembangan besar terhadap pelayanan dan tindakan yang dilakukan oleh berbagai divisi di rumah sakit.

Dalam hal administrasi dan umum, manajemen rumah sakit juga tidak pernah absen dalam menerapkan beragam inovasi dan terobosan yang dilakukan agar saling terintegrasi satu sama lain.

“Antara satu sistem dengan sistem lainnya saling berkaitan. Jika kita bicara rumah sakit maka kita bukan hanya berbicara petugas medis tapi juga didukung oleh tenaga lainnya salah satunya bagian administrasi,” kata Wakil Direktur (Wadir) Administrasi dan Umum RSUDZA, Fakhruddin AR, S.IP M.Si kepada Kru Tabloid RSUDZA Lam Haba di ruang kerjanya.

Persiapan administrasi merupakan hal yang lumrah dalam setiap kegiatan. Tanpa adanya data yang lengkap akan berdampak terhadap proses tindakan yang akan dilakukan oleh setiap bidang.

Ketersediaan administrasi yang cukup juga berlaku di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Provinsi Aceh, dimana setiap pasien yang akan berobat diwajibkan harus menyiapkan surat rujukan.

Ia menjelaskan RSUDZA merupakan rumah sakit rujukan dari rumah sakit yang ada di Aceh, termasuk juga Puskesmas sehingga surat rujukan merupakan hal yang penting untuk berobat baik di poliklinik maupun di instalasi gawat darurat (IGD).

Menurut dia berbagai data yang masuk ke bagian administrasi RSUDZA akan diproses secepatanya sehingga setiap pasien yang memang harus dilakukan penanganan segera, maka akan dilakukan tindakan cepat.

Ia mengatakan SIMRS yang diterapkan dalam manajemen rumah sakit tersebut bekerja sama dengan Dinas Registrasi Kependudukan Aceh (DRKA) sebagai penyedia data dan Dinas Komunikasi, Informasi dan Persandian Aceh sebagai pihak yang menyiapkan sarana penunjang dalam menyukseskan program integrasi data kependu dukan tersebut.

Menurut dia, kehadiran apli kasi tersebut memberikan kemudahan dan dapat mempercepat proses administrasi setiap pasien sehingga penanganan yang dilakukan juga akan lebih cepat menyusul data yang dimiliki dapat diinput secara lengkap melalui sistem.

Ditambahkanya, beragam aplikasi yang ada di rumah sakit tersebut terhubung ke segala bidang yang merupakan wujud dan komitmen manajemen RSUDZA dalam memberikan kemudahan dan layanan terbaik kepada masyarakat. “Aplikasi yang baru diluncurkan ini juga merupakan sebuah terobosan dari RSUDZA dalam rangka mendukung visi dan misi Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Aceh Nova Irian syah,” katanya.

Dalam mengoperasikan ber agam sistem tersebut, tentu sangat didukung oleh tenaga­tenaga terampil, handal dan menguasi terhadap berbagai data yang tersimpan secara baik dalam sistem data yang dimiliki oleh rumah sakit tersebut.

“Kami memberikan kesempatan kepada staf guna meningkatkan sumber daya manusia dengan mengikuti berbagai pelatihan dan juga pendidikan dalam dan luar negeri,” katanya.

Pihak yang menaungi bidang administrasi dan umum tersebut akan bekerja optimal untuk memproses secara langsung setiap data pasien baik yang berobat jalan dan rawat inap. “Setiap data yang masuk akan diproses pada hari itu juga. Pekerjaan hari ini dikerjakan hari ini bukan untuk hari esok,” katanya.

Fakhruddin AR menambahkan aplikasi yang telah beroperasi di Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Aceh tersebut merupakan buah karya dari tim informasi teknologi (IT) yang ada di rumah sakit tersebut sehingga pihaknya sangat mudah untuk mengembangkan aplikasi tersebut. “Ini merupakan buah karya dari tenaga yang ada di lingkungan RSUDZA dan kita dapat terus mengembangkan secara lebih baik sebab SDM­nya berasal dari rumah sakit, bukan menggunakan SDM dari luar,” kata Fakhruddin.

Integrasi data kependudukan pasien yang terhubung langsung dengan data kependudukan merupakan sebuah sistem aplikasi yang akan mempermudah dan mempercepat layanan kepada masyarakat.

“Data kependudukan yang terintegrasi ini tentunya untuk mempercepat dan permudah layanan bagi pasien yang berobat,” sebutnya.(mif)