SIMRS, Memangkas Antrian Mempercepat Pelayanan

BAGI Anda yang akan berobat di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Provinsi Aceh saat ini, tidak perlu lagi berlama­lama terkait kelengkapan administrasi. Semua itu karena data pasien kini telah terintegrasi dalam sebuah sistem.

Keluarga pasien cukup memperlihatkan Kartu Tanda Penduduk (KTP), semua data pasien akan langsung terlihat dan dapat diakses oleh petugas pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) setempat.

Buah karya dari bidang Teknologi Informasi (IT) RSUDZA tersebut patut mendapat apresiasi, karena kehadiran inovasi tersebut merupakan bagian dari komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat di Tanah Rencong. “Sistem integrasi data kependudukan dengan SIMRS pada RSUDZA menjadi solusi memangkas antrian dan mempercepat pelayanan saat pasien berobat di rumah sakit kita ini,” kata Direktur RSUDZA, dr Fachrul Jamal Sp.An, KIC di ruang kerjanya.

Menurut Fachrul Jamal, dengan sistem tersebut setiap pasien kini hanya perlu mengantri sekitar 1 hingga 2 menit saja, karena semua dapat dilakukan dengan data yang telah ada dalam sistem tersebut.

Ia mengatakan, seluruh data pasien yang berobat ke Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin tersimpan dalam sistem informasi manajemen rumah sakit, sehingga para petugas khususnya tidak memerlukan waktu untuk membuka file-file secara manual. “Selain mempersingkat waktu antrian, sistem ini juga akan memudahkan tenaga medical record saat mendaftarkan pasien,” kata spesilis anastesi tersebut.

Ia mengatakan jika pun pasien kehilangan kartu berobat, mereka bisa mendaftar berobat hanya dengan kartu penduduk karena secara otomatis rekam medik akan muncul dengan sendirinya.

Sistem integrasi data kependudukan dengan SIMRS pada RSUDZA menjadi solusi memangkas antrian dan mempercepat pelayanan saat pasien berobat di rumah sakit kita ini.”

dr Fachrul Jamal Sp.An, KIC Direktur RSUDZA

Orang nomor satu di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin tersebut mengatakan SIMRS yang dilakukan dalam manajemen rumah sakit tersebut bekerja sama dengan Dinas Registrasi dan Kependudukan Aceh sebagai penyedia data dan Dinas Informasi dan Persandian Aceh sebagai pihak yang menyiapkan sarana penunjang dalam menyukseskan program inte grasi data kependudukan tersebut. “Setiap hari RSUDZA dapat mengakses sebanyak 2.500 data penduduk yang telah terhubung dalam sistem tersebut dan saat ini jumlah pasien yang berobat setiap harinya 1.000 lebih,” katanya.

Direktur RSUDZA itu menambahkan, inovasi yang dikembangkan dan kini diterapkan di RSUDZA, merupakan wujud dan komitmen dari manajemen dan juga salah satu program unggulan dari Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah melalui program Sistem Informasi Aceh Terpadu (SIAT).

Ia mengatakan sebagai satu­satunya Rumah Sakit Ru jukan Utama di Provinsi Aceh, manajemen dan seluruh staf di rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut berusaha untuk memberikan pelayanan paripurna kepada pasien yang menggunakan fasilitas di rumah sakit tersebut.

Pihaknya terus melakukan berbagai terobosan dan juga inovasi agar rumah sakit tersebut mampu memberikan pelayanan terbaik kepada pasien di seluruh kabupaten/kota yang dirujuk ke rumah sakit tersebut. “Kita terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi­inovasi yang menjadikan RSUDZA semakin maju dengan penggunaan layanan berbasis teknologi salah satunya pen daftaran online dan juga pemanfaatan data secara terintegrasi,” katanya.

Menurut dia inovasi yang dilakukan tersebut tak lain dan tak bukan semata­mata hanya memberikan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat di Tanah Rencong serta meminimalisir keluhan pasien dalam mendapat pelayanan kesehatan.

Pihaknya sangat menyadari kepuasaan, kenyama nan dan keamanan bagi pasien merupakan hal utama yang sangat dikedepankan oleh seluruh staf di lingkungan RSUDZA dalam memberikan dan melakukan tindakan medis kepada setiap pasien.

(mif)