RSUDZA Dapat Menangani Semua Kasus Kanker

USIA seseorang tidak ada yang bisa menebak, seorang dengan usia muda, bisa saja dijemput maut akibat penyakit mematikan. Itulah yang menimpa seorang remaja New Zealand, yang menyampaikan pidato yang mengharukan di acara kelulusannya, setelah ia dinyatakan tinggal menunggu waktu akibat serangan kanker mematikan.

Jake Bailey, salah satu murid SMA khusus laki-laki Christchurch di New Zealand, yang didiagnosa dengan kanker limfa ganas. Dokter mendapati penyakitnya itu hanya satu minggu sebelum upacara kelulusan.

Dokternya memberitahu bahwa ia tidak punya waktu lama untuk hidup, dan kemungkinan besar tidak bisa menghadiri upacara kelulusan SMAnya tersebut, karena harus menjalani kemoterapi intensif.

Toh dengan tekad yang luar biasa, Jake berhasil berada di tengah-tengah teman dan gurunya. “Ini perihalnya, tidak ada dari kita yang hidup selamanya. Jadilah seorang yang pemberani, hebat, pemurah, dan bersyukurlah atas kesempatan yang kalian miliki,” kata Bailey disambut tangis teman-temannya.

“Kita tidak pernah tahu dimana kita akan berakhir, dan kapan akan berakhir.

Terima kasih sudah menjadi bagian dari hidup saya,” tutup Bailey yang pergi selama-lamanya tak lama usai diwisuda.

Kanker adalah momok bagi semua orang, karena itu dibutuhkan penanganan secara konprehensif. Seperti disampaikan Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, saat berbicara soal pentingnya penanganan kanker secara komprehensif di Markas PBB.

Menurutnya penanganan kanker harus dimulai dari pencegahan lewat deteksi dini hingga rehabilitasi bagi pengidap kanker.

Hal ini disampaikan Nila saat menjadi keynote speech di Peringatan Hari Kanker Sedunia yang bertajuk ‘A Roadmap to A Cancer-free World’ yang digelar oleh International Atomic Energy Agency (IAEA) di Markas PBB, Wina, Austria pada 2 Februari 2018 lalu.

Berdasarkan data WHO, Nila menyebut kanker sebagai penyakit yang menjadi penyebab 16 persen kematian di seluruh dunia pada 2015 silam. “Indonesia menyadari bahwa program pengendalian kanker harus dilakukan secara komprehensif, mulai dari pencegahan, deteksi dini dan screening, diagnosis dan terapi, pengawasan, penelitian, hingga rehabilitasi.

Oleh karena itu, kami mengintegrasikan program pengendalian kanker ke dalam sistem kesehatan nasional,” kata Nila seperti dikutip dari keterangan tertulis siaran pers KBRI Wina, Sabtu (3/2).

Seperti diketahui, penyakit kanker saat ini masih menduduki peringkat per tama penyakit paling mematikan di dunia. Menurut catatan terbaru lembaga kesehatan dunia (WHO), penyakit ini berkontribusi sebesar 13% sebagai penyebab kematian di seluruh dunia saban tahun. Lembaga ini menaksir 84 juta orang meninggal akibat kanker dalam rentang 2005-2015.

Selain itu, 80% dari kematian akibat kanker terjadi di negara yang masih memiliki tingkat penghasilan rendah. Kemudian, seperempat dari 80% kematian itu terjadi pada usia di bawah 60 tahun.

WHO sebagai lembaga kesehatan dunia telah mendata bahwa ada lebih dari 100 jenis kanker di dunia ini. Dari jumlah itu, setidaknya ada lima jenis kanker paling ganas.

Yang pertama adalah kanker payudara. Kanker jenis ini lebih sering menyerang kaum wanita. WHO mencatat ada lebih dari 460.000 kematian akibat kanker payudara. Di Indonesia, kanker payudara masih menjadi penyakit mematikan nomor satu bagi wanita.

Lalu yang kedua adalah kanker kulit yang menyerang bagian tubuh paling luar.

Penyakit ini akibat terlalu banyak zat oksidan di dalam tubuh.

Menurut WHO kanker ini juga bisa terjadi akibat tubuh menerima pancaran sinar radio aktif atau sinar ultraviolet secara berlebihan, sehingga kekebalan tubuh menjadi lemah. Penderita juga patut waspada karena kanker ini bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Kemudian yang ketiga adalah kanker mulut rahim (serviks). Penyakit ini paling dibenci kaum hawa lantaran menyerang bagian paling intim. Penyebabnya virus human papilloma virus (HPV). Pada masa awal, tidak ada gejala khusus. Namun pada stadium lebih lanjut, kanker ini baru bisa dilihat memakai alat pap smear.

WHO mencatat kanker serviks umumnya menyerang wanita di negara dengan penghasilan rendah. Wanita yang terkena kanker ini lebih berisiko mengalami kematian.

Keempat, kanker kolon dan rektum (kolorektal). Ini merupakan kanker peringkat dua yang paling mematikan setelah serviks dengan 610.000 kematian.

Kanker ini tumbuh dari usus besar (kolon) atau rektum (ujung usus besar).

Semula kanker ini jinak, namun berkembang cepat jadi ganas. Bahkan, kanker ini bisa menyebar ke organ tubuh yang jauh seperti paru-paru. Pria berusia 50 tahun lebih rentan.

Kelima, kanker prostat, yang terjadi lantaran sel prostat bermutasi dan berkembang di luar kendali oleh imunitas tubuh.

Sel menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lain, terutama tulang dan lymph node. Akibatnya, pria akan kesulitan buang air kecil, sehingga dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Pria di atas 65 tahun paling rentan kanker ini.

Ada hal yang dapat kita lakukan agar terhindar dari kanker, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat untuk hindari kanker. Berikutya adalah dengan melakukan deteksi dini, pengobatan untuk semua pasien kanker, dan meningkatkan kualitas hidup.

Dengan menghindari faktor-faktor yang bisa memicu kanker, kemungkinan terserang oleh penyakit ini bisa diperkecil.

Inilah solusi jitu menghindari jerat kanker yang siap membawa lonceng kematian bagi penderitanya.