Edukasi Pentingnya Merawat Gigi Anak Sejak Dini
MASALAH kebersihan dan pencegahan penyakit pada gigi anak masih luput dari perhatian orang tua, bahkan kerap dianggap sepele. Tak jarang pula, banyak orang tua yang acap membawa sang buah hatinya ke dokter gigi kalau sudah mengeluh sakit, padahal kunjungan ke dokter gigi bukan hanya mengobati tapi juga sebagai upaya perawatan.“Pencegahan lebih baik dan lebih mudah daripada mengobati,” ungkap dokter gigi Spesialis Bedah Mulut di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh, Dr. drg. Chairunas, M.Kes, Sp.BM.
Pencegahan menjadi salah satu kunci untuk menjaga kesehatan gigi anak dengan baik. Ada banyak dampak yang ditimbulkan oleh kerusakan pada gigi anak, salah satunya ialah berubahnya bentuk mulut dan tatanan gigi pada saat anak dewasa nanti. Dokter gigi lulusan Universitas Baiturrahmah Padang, Sumatera Barat ini, menekankan pentingnya orang tua untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut di masa awal pertumbuhan bayi.“Kesehatan gigi anak tidak boleh diremehkan. Sebaiknya bawalah anak-anak anda ke dokter gigi ketika gigi pertama mulai terlihat. Saat gigi pertama muncul inilah, perawatan gigi anak harus segera dimulai,” ”ujar pria murah senyum kelahiran Duri, Riau, 8 Agustus 1967 itu.
Gigi pertama atau yang biasa disebut ‘gigi susu’ atau gigi sulung, merupakan bagian penting dalam tumbuh kembang anak. Selain untuk fungsi pengunyahan dan bicara, gigi sulung memiliki peran penting bagi susunan gigi permanen kelak. Tak hanya itu, membiasakan si kecil untuk merawat gigi sulungnya sejak dini akan melatih kebiasaan baik untuk menjaga kesehatan gigi dan gusi, serta kebersihan rongga mulut. “Ada beberapa risiko yang dapat terjadi jika gigi susu tidak dirawat sejak dini, misalnya risiko gigi berlubang atau risiko infeksi,” ujar Chairunas.
Gigi susu, biasanya muncul pada anak usia 6 bulan. Namun ada juga sebagian bayi tumbuh lebih cepat yaitu dibawah usia 5 bulan atau bahkan ada anak yang sudah mencapai usia 1 tahun namun belum juga tumbuh giginya. Variasi yang terjadi ini, terang Chairunas, merupakan variasi normal terjadi, yang dipengaruhi beberapa faktor seperti nutrisi, hormonal dan genetik. Meskipun gigi susu adalah gigi sementara yang akan digantikan oleh gigi tetap, namun kesehatan gigi susu sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya gigi permanen di kemudian hari. Sebab apa? Karena gigi susu juga memiliki fungsi yang sama dengan gigi tetap seperti fungsi pengunyahan, esthetic (keindahan), fonetik (berbicara) dan satu fungsi yang tidak kalah penting yaitu fungsi petunjuk arah bagi gigi tetap yang kelak akan tumbuh.
Drg Chairunas menegaskan bahwa saat gigi anak sehat maka anak tidak akan mengalami kesulitan dalam mengunyah makanan. Dengan demikian, nutrisi yang didapatkan anak akan tercukupi. “Kesehatan pencernaan juga berawal dari mulut. Mulut merupakan gerbang bagi makanan sebelum sampai ke organ pencernaan lainnya,” tutur alumni Spesialis Bedah Mulut FKG Unpaddokter gigi bisa dilakukan sedini mungkin yaitu setelah tumbuhnya gigi susu. Gigi susu yang sehat dapat memudahkan anak saat belajar berbicara. Nah untuk mendapatkan gigi yang sehat, orangtua perlu menerapkan kebiasaan baik dalam menjaga kesehatan gigi. Kunjungan balita ke dokter gigi lebih ke arah memeriksa ada atau tidaknya masalah pada gigi susunya seperti gigi berlubang dan lain sebagainya.
Begitu pun untuk tindakan pencabutan gigi susu, harus segera dilakukan agar gigi tetap bisa segera menempati posisi yang seharusnya. Sebagai alat pencernaan mekanik, gigi berfungsi untuk merobek, memotong dan mengunyah makanan sebelum makanan tersebut masuk ke kerongkongan. Gigi mempunyai struktur keras yang sehingga memudahkan untuk menjalankan fungsinya. Struktur gigi, terang Chairunas, terdiri dari 4 lapisan.
Pertama Email Gigi, yaitu lapisan pelapis mahkota gigi, yang dibentuk oleh kalsium. Fungsi lapisan yang keras ini adalah untuk melindungi gigi dari bagian luarnya. Kedua, Sementum Gigi yaitu lapisan yang berfungsi melindungi akar gigi, namun strukturnya tidaklah setebal dan sekeras email gigi. Dalam keadaan normal lapisan ini tidak tampak dari luar karena ditutupi oleh rahang dan gusi, namun beberapa penyakit dapat menyebabkan sementum terlihat. Ketiga, Dentin. Lapisan ini terletak setelah lapisan email di bagian mahkota dan setelah lapisan semen di bagian akar gigi. Dentin merupakan lapisan terluas pada bagian gigi, strukturnya meliputi seluruh panjang gigi, mulai dari mahkota sampai akar. “Strukturnya mirip tulang namun lebih keras sebab memiliki kandungan kalsium yang lebih banyak,” beber Chairunas.Dentin juga berfungsi sebagai pelindung kedua setelah email dan sementum gigi. Warna dari bagian ini biasanya kekuningan. Keempat, Rongga Gigi/ Pulpa, yang merupakan jaringan lunak yang membentuk rongga pada bagian dalam gigi. Rongga ini berisi pembuluh darah dan pembuluh saraf.
“Pulpa berfungsi sebagai pemberi nutrisi gigi karena memiliki pembuluh darah,” terang dokter ramah yang berdomisili di Lamteumen Timur, Banda Aceh. Bagian pulpa gigi, sambung Chairunas, mengandung sel-sel saraf yang jika terbuka dan mendapat tekanan, akan langsung terasa nyeri. Kasus gigi susu yang berlubang sangat parah, tegas Doktor lulusan Pascasarjana Fakultas Kedokteran Unpad Bandung ini, dapat mengikis seluruh lapisan email gigi dan tulang gigi. Akibatnya, pulpa menjadi tidak terlindungi dan terasa nyeri.
Lalu jika rongga gigi (pulpa) dibiarkan terbuka dan tidak terlindungi, maka akan menyebabkan banyak gangguan, seperti kesulitan dan nyeri saat mengunyah makanan, menurunnya kemampuan bicara, nyeri saat mengunyah, bau mulut dan mengalami pembengkakan gusi.Lubang gigi, disebut juga karies gigi, disebabkan karena infeksi bakteri. Jika tidak dirawat, lubang gigi akan semakin besar dan dalam hingga akhirnya infeksi mencapai persyarafan gigi.
Lama kelamaan gigi menjadi mati (non-vital). Jika ada gigi yang berlubang, anak pun akan mengalami kesulitan mengunyah makanan. Apabila kejadian ini berlanjut, bisa berujung pada penurunan nafsu makan dan dalam jangka panjang anak dapat mengalami kurang gizi. Selain itu infeksi gigi yang berlanjut ke jaringan lunak dapat menyebabkan terjadinya abses (seperti bisul berisi nanah). Nah pada kasus yang lebih parah, lubang pada gigi bisa menjadi jalan masuknya bakteri penginfeksi dan menyebabkan penyakit lain pada tubuh anak. Mengapa demikian? “Karena bakteri akan masuk ke dalam sirkulasi darah, lalu beredar ke seluruh tubuh dan masuk ke organ-organ tubuh lain,” jelas Chairunas.
Yuk, secara rutin kita rawat kesehatan gigi anak sedini mungkin, agar sang buah hati kelak memiliki gigi yang indah, sehat nan kuat. Membiasakan si kecil merawat gigi sulungnya sejak balita, juga akan melatih kebiasaan baik dalam menjaga kesehatan gigi, gusi dan kebersihan rongga mulut. “Ada beberapa risiko yang dapat terjadi jika gigi tidak dirawat sejak dini, misalnya risiko gigi berlubang atau risiko infeksi,” tutup ayah tiga anak, yang juga alumnus program Doktor Universitas Padjadjaran, Bandung ini.(rid)