Abstract
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi penyakit jantung koroner sebagai etiologi utama sindrom koroner akut (SKA) di Indonesia sebesar 1,5%. Sekitar 5,4% pasien dengan penyakit arteri koroner (PAD) dan 0,9% pasien dengan SKA didiagnosis dengan trombositopenia. Menurut American Heart Association (AHA)/American College of Cardiology Foundation (ACCF) dan European Society of Cardiology (ESC), pemberian dual antiplatelet therapy (DAPT) yang terdiri dari aspirin dan antagonis reseptor P2Y12 adalah komponen mendasar dari manajemen SKA. Selain itu, terapi definitif berupa intervensi koroner perkutan (IKP), harus disertai dengan kombinasi obat antiplatelet dan antikoagulan untuk mencegah pembentukan trombus di lokasi intervensi koroner. Studi melaporkan bahwa trombositopenia yang diinduksi agen antiplatelet berkorelasi dengan mortalitas dan komorbiditas jangka pendek dan jangka panjang yang lebih tinggi pada pasien dengan SKA. Pada pasien dengan SKA dan trombositopenia, manajemen terapi pemberian antiplatelet masih sulit untuk dipertimbangkan dan saat ini tidak ada pedoman rekomendasi atau laporan konsensus untuk memandu dokter tentang manajemen pada kelompok ini. Oleh karena itu, kami berusaha untuk menjelaskan dari berbagai macam studi literatur tentang penggunaan DAPT pada pasien SKA dengan trombositopenia.
References
Alia D, Munadia, Aufie A. Gangguan Berbahasa pada Anak. Edisi pertama. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press; 2021.
Azwar. Deteksi Dini Gangguan Pendengaran pada Anak. Jurnal Kedokteran Syah Kuala. 2013;13(1):59-64.
Baker P, Kenny CL. Obstetrics by Ten Teacher. London: Ho Dder Arnold, An Imprint of Hodder Education, An Hachette UK Company; 2011.
Baron IS, Rey-Casserly C. Extremely preterm birth outcome: A Review of Four Decades of Cognitive Research. Neuropsychol Rev. 2010;20:430–52.
Corlson DL, Reeh HL. Pediatric audiology. Head and neck surgery-otolaryngology, Bailey. Edisi kedua. Philadelphia: Lippincott Raven; 1998.
Dewi YA, Agustian RA. Karakteristik gangguan dengar sensorineural kongenital pada anak yang di deteksi dengan BERA. MKB. 2011;43(2).
Hardani A, Goodarzi E, Delphi M, Badfar G. Prevalence and risk factors for hearing loss in neonates admitted to the Neonatal intensive care unit: a hospital study. Cureus. 2020;12(10).
Kusumagani H, Purnami N. Newborns Hearing Screening with Otoacoustic Emissions and Auditory Brainstem Response. Journal Community Mad Pub/Health Res. 2020;1:1-13.
Kolegium Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher. Modul Utama Tuli Kongenital Pada Bayi Dan Anak. Jakarta; 2015.
Krug E, Cieza A, Chadha S, et al. Childhood Hearing Strategies for Prevention and Care Contributors. World Health Organization; 2016.
Itano CY. Factors predictive of successful outcomer of deaf and hard of hearing children of hearing parents. USA: University of Colorado Website; 1998.
Jiang F, Kuper H, Bright T, dkk. Etiology of Childhood Bilateral Sensorineural Hearing Loss in Shandong Province, China. Am J Audiol. 2020;29(2):236–43.
Martin CR CJ. Neonatal Hyperbilirubinemia. Dalam: Manual of Neonatal Care. Edisi kelima. Boston: Lippincott Williams & Wilkins; 2004:185-222.
Musiek F, Baran J. Anatomy Physiology and Clinical Correlates, The Cochlea. Plur Publ; 2020.
Probst R. Anatomy and Physiology of The Ear. Dalam: Basic Otorhinolaryngology. Thieme Medical and Scientific Publisher; 2006:153-64.
Reddy MVV, Bindu LH, Rani PU, Reddy PP. Postnatal Risk Factors of Congenital Hearing Impairment: Otitis Media, Head Injuries and Convulsions. Int J Hum Genet. 2006: 6(3):191-3.
Tanuwijaya FF, Purnami N, Prajitno S, dan Etika R. Correlation between Prenatal, Perinatal, and Postnatal Factors with Congenital Hearing Loss. European Journal of Molecular & Clinical Medicine. 2021; 7(10): 2263-74.
Sari SNL, Memy YD, Ghanie A. Angka Kejadian Delayed Speech Disertai Gangguan Pendengaran pada Anak yang Menjalani Pemeriksaan Pendengaran di Bagian Neurootologi IKTHT-KL RSUP Dr. Moh. Hoesin. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2015;2(1):121-7.
Sarosa GI, Putranti HA, Setyarini TK, Pengaruh asfiksia neonatal terhadap gangguan pendengaran, Sari pediatri. 2011;13(1).
Shukla A, Hosamani P. Role of Hearing Screening in High-Risk Newborns. Indian Journal of Otolaryngology and Head & Neck Surgery. 2022;74(S1):593–9.
Zizlavsky S, Suwento R, Airlangga T, Hamdan F. Gangguan Pendengaran Pada Bayi Dan Anak. Dalam: Mangunkusumo E, Buku Teks Komprehensif Ilmu THT-KL. Edisi pertama. Jakarta: EGC; 2020:111.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2023 Elvia Haroen, Dina Alia, Gilbran Ayyubi Osman, Khalilullah