Pelayanan Home Care untuk Pasien Cangkok Ginjal

TIM medis Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh kembali me nuai suk ses, melakukan operasi cang kok (transplantasi) ginjal un tuk kedua kalinya. Kali ini, operasi cangkok ginjal dilakukan terhadap Handriyani (41), pa da 1 Mei 2017 lalu di Banda Aceh.

Pasca menjalani operasi, kondisi Handriyani, ibu dua anak asal Kota Langsa itu sudah berangsur membaik. Namun, masih berada di bawah pengawasan ketat dari tim dokter RSUDZA, khususnya selama satu bulan pertama.

dr Dahril SpU, spesialis bedah urologi yang ikut terlibat langsung sejak awal menangani Handriyani mengakui jika setelah pasien dibenarkan pulang atau menjalani rawat jalan, ia tetap berada dalam pengawasan ketat tim medis RSUDZA. “Selama satu bulan pertama, pasien dipantau ketat.

kita memberikan pelayanan home care, tim dokter bersama perawat turun langsung ke rumah untuk melakukan pengecekan terhadap kondisi pasien,” ujar dr Dahril.

Tim yang bertugas melakukan pelayanan home care, terdiri dari dokter spesialis ginjal (nefrologi), spesialis urologi yang memastikan saluran kemih bekerja dengan baik, serta dokter ahli psikologi dan perawat yang bertugas untuk memastikan kecukupan gizi.

Tim gabungan ini berkunjung ke rumah secara rutin mingguan, guna memastikan tidak terjadi infeksi pada pasien pasca operasi. Pada fase penyembuhan ini, pasien sangat direkomendasikan untuk menjaga kebersihan makanan, minuman dan lingkungan, terutama yang tinggal di lingkungan padat penduduk. “Sebaiknya gunakan masker saat berinteraksi, karena kuman paling gampang masuk lewat udara,” tutur pakar urologi ini.

“Kita juga menyarankan kepada pasien yang baru selesai menjalani cangkok ginjal, untuk menjaga betul kondisi kesehatan. Harus dapat menghindari sekecil apapun luka, flu dan batuk. Karena dampaknya akan lebih berat dari pada orang normal,” tandas dr Dahril SpU, spesialis bedah urologi.

Dirinya juga mengingatkan agar daya tahan tubuh tetap terjaga, maka jangan lupa kon trol kesehatan dan minum obat secara teratur.

Dokter Dahril melanjutkan, proses penanganan pasien yang kedua, hampir ti dak ada hambatan apapun, berjalan normal hingga pasien dibolehkan pulang. Berbeda dengan kondisi pasien yang pertama, karena infeksi tidak terkontrol membuat kondisi kesehatannya terus me nurun.(sl)