Daftar Berobat Cukup Via Android

dr Fachrul Jamal, Sp.An (Kic)
Direktur RSUDZA

PERKEMBANGAN teknologi informasi membawa perubahan pesat terhadap berbagai pelayanan yang diberikan terutama untuk sektor layanan publik yang diberikan oleh seluruh lembaga dan instansi pemerintahan di berbagai tingkatan kepada masyarakat.

Kemajuan teknologi yang terus berkembang seiring perkembangan zaman itu, barang tentu menjadi hal yang wajib diikuti oleh semua lembaga pemerintah dalam meningkatkankan pelayanan publik.

Dengan langkah cepat tapi pasti, manajemen Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh mengoptimalkan potensi tenaga informasi dan teknologi (IT) yang ada di rumah sakit milik Pemerintah Aceh tersebut untuk menghadirkan sebuah inovasi baru dalam rangka memberikan kemudahan kepada pasien.

Kemudahan yang ditawarkan itu merupakan sebuah sistem aplikasi registrasi online pasien yang akan berobat di RSDUZA.

Sistem aplikasi registrasi pasien secara online tersebut diluncurkan secara resmi oleh Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah pada 31 Oktober lalu.

“Kita ingin pasien dimudahkan saat menggunakan fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah milik Pemerintah Aceh yakni RSUDZA,” kata Direktur RSUDZA Banda Aceh, dr. Fachrul Jamal, Sp.AN, KIC kepada kru Tabloid RSUDZA Lam Haba di ruang kerjanya.

Ia menjelaskan, selama ini pasien yang mendaftar secara manual harus datang lebih awal agar bisa mendapat nomor antrian yang lebih cepat agar bisa berobat pada poliklinik yang ada di rumah sakit rujukan utama di Provinsi Aceh tersebut.

“Mereka yang awalnya datang jam 06.00 WIB pagi atau jam 07.00 WIB pagi untuk mendapat nomor antrian yang lebih cepat, kini pasien yang akan menggunakan fasilitas kesehatan RSUDZA tidak perlu bersusah payah yakni tinggal memanfaatkan ponsel Android yang ada,” katanya.

Orang nomor satu di rumah sakit milik Pemerintah Aceh itu menuturkan pihaknya saat ini telah memiliki sistim aplikasi untuk pendaftaran secara online kepada setiap masyarakat yang akan menggunakan fasilitas kesehatan di RSUDZA.

Aplikasi yang dimaksud tersebut adalah sebuah sistem pendaftaran elektronik yang tersedia pada telepon genggam yang terkoneksi dengan jaringan internet dan dapat mendaftarkan langsung menjadi calon pasien dengan terlebih dahulu mengunduh registrasi online RSUDZA di play store.

Menurut dia, dengan aplikasi elektonik yang baru diluncurkan pada akhir Oktober 2017 tersebut, kini masyarakat di Tanah Rencong sangat dimudahkan jika ingin menggunakan sarana kesehatan di rumah sakit Umum Daerah Zainoel Abidin.

Dimana para pasien yang akan berobat pada poliklinik yang ada di RSUDZA tinggal mengisi biodata pada sistem aplikasi yang sudah tersimpan pada masing-masing telpon genggam yang terkoneksi langsung dengan jaringan internet.

“Saat membuka aplikasi tersebut sudah ada beragam list yang harus diisi oleh para calon pasien yang akan berobat pada poli kesehatan yang ada di RSUDZA,” katanya.

Menurut Fachrul, saat ingin mengunjungi fasilitas kesehatan di Rumah Sakit Zainoel Abidin, calon pasien dapat mendaftar langsung pada hari atau malam harinya melalui telepon genggam yang terkoneksi internet dengan membubuhkan secara lengkap identitas sesuai dengan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Setelah semua data terisi secara lengkap, maka nantinya akan keluar barcode yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah terdaftar sebagai calon pasien yang akan berobat pada poli kesehatan di RSUDZA.

“Saat berobat, pasien tinggal membawa barcode-nya saja dan nanti tinggal disesuaikan dengan fasilitas elektronik yang ada di Rumah Sakit Zainoel Abidin,” katanya.

Apabila ada masyarakat yang tidak memiliki telepon genggam yang tidak terkoneksi melalui jaringan internet, maka dapat meminta bantuan pada saudara terdekat yang dapat didaftar melalui telepon genggam milik familinya tersebut dengan mengisi data sesuai dengan identitas yang dimiliki calon pasien.

“Saat mengunjungi fasiltias kesehatan di RSUDZA calon pasien tinggal memperlihatkan barcode yang telah dimiliki,” kata Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh ini.

Menurut dia, dengan adanya pendaftaran secara online itu, akan memberi kemudahan kepada pasien dalam mengakses secara cepat fasilitas kesehatan di rumah sakit milik pemerintah provinsi ujung paling barat Indonesia itu.

“Kita sudah meluncurkan sebuah layanan yang memberikan kemudahan kepada pasien dan jika tidak mau menggunakan aplikasi tersebut masyarakat juga masih bisa menggunakan layanan secara manual,” katanya.

Sistem aplikasi secara elektronik yang diluncurkan tersebut merupakan sebuah inovasi yang dilahirkan oleh manajemen RSUDZA dalam upaya menjawab keluhan masyarakat akan antrian panjang di loket pendaftaran.

Fachrul mengatakan, ada dua mekanisme berobat di rumah sakit tersebut yakni poliklinik dan instalasi gawat darurat (IGD), pasien yang akan dirawat di rumah sakit tersebut juga tergantung dari hasil yang diperoleh pada pemeriksaan yang dilakukan oleh tim dokter di rumah sakit ini.

Ia juga mengingatkan untuk setiap pasien yang akan berobat di rumah sakit tersebut tetap membawa surat rujukan, sebab RSUDZA merupakan rumah sakit rujukan utama yang ada di provinsi berpenduduk sekitar lima juta jiwa itu.

“Kami terus berupaya melakukan terobosan dengan beragam inovasi guna memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat di Aceh yang menggunakan layanan kesehatan di RSUDZA,” katanya.

Sebagai orang nomor satu di Rumah Sakit Zainoel Abidin, dirinya memberikan porsi besar terhadap peningkatan layanan baik dengan ketersediaan sarana penunjang yang memadai dan juga sumber daya manusia yang mumpuni diberbagai bidang dan sub bidang ilmu kedokteran.

Ia manambahkan inovasi registrasi pasien secara online juga bagian dari program Sistem Informasi Aceh Terpadu (SIAT), dan juga bagian mewujudkan program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) Plus yang merupakan program unggulan dari Gubernur Aceh Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Aceh, Nova Iriansyah. (if)