Sebuah Sisi Lain Layanan Bermutu

PELAYANAN bermutu ter nyata tidak hanya ditunjukkan karyawan lini depan Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh. Tim gizi dan dapur juga berperan penting dalam menyiapkan makanan enak, sehat dan higienis kepada pasien.

Dalam sehari, Tim Gizi RSUDZA menyiapkan tiga kali makanan utama dan dua kali cemilan kepada semua pasien.

Orang paling bertanggung jawab untuk mengurusi itu semua adalah Devi Yuliani, DCN, M.Kes selaku Kepala Instalasi Gizi RSUDZA.

Saban hari, Devi dan stafnya tidak pernah jauh dari dapur. Ruang kantorpun bersebelahan dengan dapur, berada di bagian belakang rumah sakit.

“Di sinilah tempat dilakukan pengolahan semua makanan pasien. Kita penuhi sesuai dengan diet masing masing pasien,” kata Devi Yuliani membuka pembicaraan.

Sebelum memberikan penjelasan lebih lanjut, Devi menjabarkan terlebih dahulu apa itu tugas dan tanggung jawab ahli gizi, yaitu terdiri dari tiga.

Devi Yuliani, DCN, M.Kes
Kepala Instalasi Gizi RSUDZA

“Di sinilah tempat dilakukan pengolahan semua makanan pasien. Kita penuhi sesuai dengan diet masing masing pasien.”

Pertama, bertugas memberikan asuhan atau konseling gizi kepada pasien rawat inap.

Biasanya, di setiap ruangan ada ahli gizi bertugas untuk memastikan diet kepada semua pasien.

Kegiatan mereka, dimulai dari asesmen atau pendataan terhadap pasien, setelah itu, membuat diagnose gizi. Baru setelahnya masuk tahapan intervensi, menentukan diet apa yang cocok untuk pasien.

Kemudian, membuat pesanan diet dan mengusulkan ke bagian instalasi gizi. “Jadi dari ruang rawat inaplah dibuat amprahan ke bagian instalasi, kira kira dengan nama pasien ini, dietnya apa,” ujarnya. Barulah tahapan berikutnya pesanan tadi diolah di bagian instalasi gizi, sesuai dengan diet masing­masing pasien.

Tahapan pengolahan makanan, dilakukan oleh pihak ketiga, mulai dari tenaga dan bahan bakunya mereka sediakan. Namun, semua aktivitas itu dilakukan di rumah sakit, berada di bawah pengawasan langsung instalasi gizi.

“Kita juga harus awasi, karena mereka orang umum yang tidak punya kualifikasi untuk diet, jadi ada ahli gizi kita dua orang, khusus mendampingi, dan mengawasi pengolahan makanan,” terangnya.

Setelah makanan jadi, baru distribusikan ke setiap pasien. Ahli gizi di ruang rawat inap tadi, bertugas melakukan pengecekan kembali, apakah benar atau tidak makanan diantar, sesuai dengan permintaan mereka. “Inilah fungsi yang pertama ahli gizi di ruang rawat inap,” ucapnya.

Sedangkan kedua, bagian pengolahan, meskipun makanan tidak diolah sendiri oleh rumah sakit, tapi harus selalu dipantau dan dimonitoring.

Tugas ketiga, adalah fungsi manajemen, dimana seluruh proses administrasi dijalankan.

Namun tidak semua menjadi tanggungjawab bagian instalasi gizi, seperti bagian rawat jalan ada juga ahli gizi.

Namun fungsinya, tetap sebagai ahli gizi. Bisanya rawat jalan butuh konsultasi, direkomendasikan ke poli endoktrin.

Disebutkan, di ruang hemodialisa atau HD juga ada satu orang ahli gizi juga berfungsi sebagai ahli gizi bagi pasien hemodialisa.(sl)