Kesuksesan Tidak Memandang Gender

TAK dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi informasi terus berkembang pe sat, be riringan dengan laju perkem bangan zaman. Teknologi informasi memang tidak bisa di jauhkan dari tata kehidupan masyarakat modern hari ini.

Jagat teknologi pun tidak hanya diramaikam oleh kiprah kaum pria saja, karena kini makin banyak kaum permpuan yang terjun dan bergelut di bidang ini. Nurul Huda, adalah salah satu contoh konkret untuk ini. “Saya suka karena dunia IT menarik, selalu ada perkembangan dari dunia teknologi dan menarik untuk diikuti,” kata Nurul Huda (28) dalam sebuah wawancara khusus dengan Kru Lam Haba RSUDZA, pekan lalu.

Nurul Huda atau yang akrab dipanggil Nurul adalah staf di Bagian Instalasi Sistem Informasi RSUDZA Banda Aceh.

Sehari-­hari, perempuan yang gemar membaca artikel ini bertugas sebagai helpdesk aplikasi. “Kalau diibaratkan, ya seperti costumer service. “End ­user atau pengguna aplikasi yang menemui kendala dalam penggunaannya akan menelpon ke helpdesk IT, lalu kita respo dan kita atasi permasalahan tersebut,” ungkap Nurul Huda.

Banyak yang beranggapan bahwa dunia Informasi Teknologi menjadi momok bagi kaum perempuan. Karena komputer itu cuma urusan reparasi atau hardware saja.

Padahal, kata Nurul, Informasi Teknologi jangkauannya sangat luas. “Juga banyak cabang-cabang dari bidang IT yang bisa di explore sesuai minat masing­-masing,” terang putri pertama dari 2 bersaudara ini.

Ada juga yang mempersepsikan bahwa pekerja IT mengandalkan logika dan diklaim adalah dunia kaum pria. Karena perempuan dianggap lebih menggunakan emosi dalam bekerja. Bahkan jarang, perempuan merasa takut kalah bersaing dengan laki­laki, sehingga profesi di bidang IT masih didominasi oleh kaum adam.

Nah, semua pernyataan itu juga ditepis oleh Nurul. Perempuan cantik kelahiran Lhokseumawe, 7 Oktober 1990 ini telah membuktikan bahwa perempuan juga mampu berkecimpung di dunia Teknologi Informasi, sekaligus bergelut dengan barisan coding yang dianggap horor bagi kaum feminim.

Nurul mengatakan bahwa siapa saja bisa menggeluti dunia IT tanpa memandang gender. ”Jika kita berpikir bisa, maka kita pasti bisa,” tandasnya.

Nurul mengisahkan awal ketertarikannya dalam dunia IT yakni bermula saat ia suka mengotak-­atik blog pribadinya. So, dari sanalah minat itu muncul hingga ia pun mendambakan suatu ketika bisa melanjutkan studi di jurusan teknologi informasi. ”Awalnya punya blog pribadi yang saya rajin kotak­-katik isi tampilannya, CCS HTML dan lain­lain, nah mulai dari situlah ketertarikan saya berkembang sampai dengan memutuskan untuk kuliah di bagian IT,” kata Nurul, yang kemudian berhasil meraih gelar ’B.IT (Hons)’ pada jurusan Information Systems Engineering, di Multi Media University (MMU) Cyberjaya Malaysia tahun 2013 lalu.

Dirinya sudah terlanjur cinta dengan dunia IT, buktinya tahun 2014 Nurul nekat mengundurkan diri sebagai Teller di Bank Permata Syariah Banda Aceh. Padahal menjadi karyawan Bank adalah sebuah profesi yg membanggakan.

Iya, sebagai Teller Bank, Nurul tidak bertahan lama alias merasa kurang enjoys dengan pekerjaan yang dijalaninya itu, lalu ia pun mengundurkan diri. “Merasa kurang cocok dengan pekerjaan saya, dan sekarang alhamdulillah udah dapat pkerjaan yang sesuai,”ungkapnya, sumringah.

Nurul Huda adalah sosok yang mumpuni dan konsern.

Hal ini tentunya saat dibutuhkan untuk mengimbangi kerja teknis di era yang terus berinovasi ini, apalagi kini Rumah Sakit Umum dr Zainoel Abidin sudah mengaplikasika Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) yang berbasis komputer dan terintegrasi, mulai dari pelayanan diagnosa dtindakan untuk pasien, medical record apotik, gudang farmasi, penagihan , database personalia, penggajian karyawan, proses akuntansi sampai dengan pengendaliannya.

Nurul membuktikan bahwa perempuan pun berhak bekerja untuk profesi apapun jika memiliki kemampuan dan keahlian. Kesuksesan mem tidak pernah memandang gender, maka tak sedikit perempuan mampu meraih kesuksesan dan prestasi tinggi di bidang IT.”Jangan lupa meminta do’a dari orang tua,” tukasnya. Di akhir bincang­-bincang, Nurul berpesan: Do good and be kind, berbuatlah baik dan jadilah orang yang