Abstract
Rinitis merupakan masalah kesehatan global, walaupun tidak bersifat serius namun rhinitis alergi harus dipikirkan sebagai keadaan yang cukup serius karena dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita akibat beratnya gejala yang dialami dan juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Prevalensi rinitis alergi terus meningkat sepanjang 50 tahun terakhir. Peningkatan ini disebabkan karena faktor genetik dan lingkungan. Penegakan diagnosis rinitis alergi dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kadar IgE serum, kadar eosinofil darah tepi dan eosinofil mukosa hidung. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan kadar Immunoglobulin E pada penderita rinitis alergi dan non alergi dengan predisposisi genetik. Hasil dari penelitian ini didapatkan kadar Ig E lebih tinggi dan signifikan pada pasien rinitis alergi dibandingkan non-rinitis alergi. Kesimpulan dari penelitian ini terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar Ig E pada pasien dengan rinitis alergi dengan non rinitis alergi.
References
Borish, L. (2003) ‘Allergic rhinitis: systemic inflammation and implications for management’, Journal of allergy and clinical immunology. Elsevier, 112(6), pp. 1021–1031.
Bousquet, J. (2003) ‘Allergic rhinitis and its impact on asthma (ARIA)’, Clinical & Experimental Allergy Reviews. Wiley Online Library, 3(1), pp. 43–45.
Celikel, S. et al. (2008) ‘Risk factors for asthma and other allergic diseases in seasonal rhinitis’, Journal of Asthma. Taylor & Francis, 45(8), pp. 710–714.
Girish, V. V., Cleveland, M. M. and Raghubir, K. M. (2004) ‘Allergic rhinitis and asthma severity’, Journal of the World Allergy Organization, 16(1), pp. 15–19.
Kay, A. B. (2001) ‘Allergy and allergic diseases’, New England Journal of Medicine. Mass Medical Soc, 344(1), pp. 30–37.
Koning, H. et al. (1996) ‘Development of immune functions related to allergic mechanisms in young children’, Pediatric research. Nature Publishing Group, 40(3), p. 363.
Max Kjellman, N. (1982) ‘Prediction and prevention of atopic allergy’, Allergy. Wiley Online Library, 37(7), pp. 463–473.
Ng, T. P. and Tan, W. C. (1994) ‘Epidemiology of allergic rhinitis and its associated risk factors in Singapore’, International journal of epidemiology. Oxford University Press, 23(3), pp. 553–558.
Suprihati (2005) ‘The prevalence of allergic rhinitis and its relation to some risk factors among 13-14 years old students in Semarang’, Indonesian J Otorhinolaryngology, Head and Neck Surg, 35, pp. 64–70.
YENENCY, T. T. Y. M. (2005) ‘Prevalensi dan faktor risiko alergi pada anak usia 6-7 tahun di Semarang’. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.