RSUDZA Gelar Edukasi Kesehatan Jantung dan Pelatihan Bantuan Hidup Dasar “Don't Miss a Beat” – Memperingati World Heart Day 2025

Banda Aceh, 18 September 2025. Dalam rangka memperingati Hari Jantung Sedunia
yang jatuh pada tanggal 29 September 2025, RSUDZA menyelenggarakan kegiatan
edukatif bertajuk “Don't Miss a Beat”. Acara ini
dilaksanakan di Auditorium RSUDZA pada pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan diikuti
oleh peserta dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa hingga keluarga
pasien yang datang dari berbagai daerah di Aceh.
Kegiatan ini
menggabungkan dua fokus utama: edukasi kesehatan jantung dan pelatihan Bantuan
Hidup Dasar (BHD) untuk masyarakat awam. Tujuannya adalah meningkatkan
kesadaran publik terhadap pentingnya deteksi dini penyakit jantung serta
keterampilan dasar dalam memberikan pertolongan pertama.
Acara dibuka dengan sambutan dari dr. Muhammad Muqsith, Sp.JP(K)-FIHA, selaku Ketua KSM Jantung dan Pembuluh Darah RSUDZA, yang menekankan pentingnya edukasi dan kolaborasi antara tenaga medis dan masyarakat dalam mencegah komplikasi penyakit jantung. Ia juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari komitmen RSUDZA dalam mendukung gerakan global untuk kesehatan jantung yang lebih baik.
Sesi pertama
diisi oleh dr. Aris Munandar ZI, Sp.JP-FIHA, FISQua, yang membawakan materi
bertema “Gagal Jantung: Mengenali, Mengelola, dan Mencegah Komplikasi”. Dalam
paparannya, beliau menjelaskan bahwa gagal jantung merupakan kondisi kronis
yang tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, namun komplikasinya dapat dicegah. Ia
menekankan pentingnya minum obat secara teratur, melakukan kontrol berkala ke
rumah sakit, serta tidak takut mengonsumsi obat karena kekhawatiran terhadap
fungsi ginjal. Menurutnya, deteksi dini terhadap faktor risiko seperti
hipertensi, diabetes, dan kolesterol sangat penting, dan gaya hidup aktif
seperti olahraga rutin selama 30 menit setiap hari dapat membantu mencegah
kondisi ini sejak awal.
Sesi kedua
dilanjutkan oleh dr. Said Qadaru Alaydrus, Sp.JP-FIHA, yang menyampaikan materi
mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD). Dalam sesi ini, dr. Said tidak hanya
memberikan penjelasan teoritis, tetapi juga melakukan demonstrasi langsung
teknik BHD, termasuk cara melakukan pijat jantung dan resusitasi pada kondisi
darurat. Peserta diajak untuk memahami langkah-langkah praktis yang dapat
menyelamatkan nyawa dalam situasi kritis, dengan pendekatan yang mudah dipahami
dan aplikatif.
Sesi tanya jawab
berlangsung interaktif dan penuh semangat. Salah satu peserta bertanya mengapa
pasien gagal jantung sering merasa lebih sesak saat tidur dibandingkan saat
duduk. Dokter menjelaskan bahwa saat tidur, posisi berbaring datar menyebabkan
cairan menumpuk di paru-paru karena lemahnya pompa jantung, yang diperparah
oleh gravitasi mengurangi aliran balik darah ke jantung, sehingga memperburuk
sesak. Ketika pasien duduk, gravitasi membantu cairan turun ke bagian
bawah, meringankan sesak napas dan membantu pernapasan menjadi lebih
mudah. Pertanyaan lain seputar prosedur Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada
kasus tertusuk dan kondisi ibu hamil dengan gejala bengkak dan mengorok juga
dijawab dengan jelas dan edukatif. Dokter menegaskan bahwa keselamatan penolong
tetap menjadi prioritas utama sebelum memberikan pertolongan.
Salah satu
peserta dari Kota Sabang menyampaikan rasa syukur bisa mengikuti acara ini
sambil menemani suami berobat di poli jantung RSUDZA. Ia merasa lebih paham
tentang pentingnya deteksi dini dan perubahan gaya hidup untuk mencegah
penyakit jantung. Ia juga mengungkapkan kekhawatiran pasien tentang pemasangan
ring jantung. menanggapi hal ini, dokter menjelaskan bahwa ring berfungsi untuk
menjaga aliran darah tetap optimal, terutama bila terjadi penyumbatan akibat
faktor risiko seperti hipertensi atau kolesterol.
Kegiatan ini turut
didukung oleh Prodia sebagai sponsor, yang memberikan empat bingkisan cantik
kepada peserta terpilih sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi aktif mereka
dalam sesi edukasi dan pelatihan.
Melalui kegiatan
ini, RSUDZA menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan literasi kesehatan
jantung di masyarakat. Edukasi yang inklusif dan pelatihan yang aplikatif
menjadi kunci dalam membangun kesadaran kolektif akan pentingnya menjaga
kesehatan jantung sejak dini. Tema “Don't Miss a Beat” atau “Jangan
Lewatkan Satu Detak Jantung” menjadi pengingat bahwa setiap detak adalah
kehidupan. Jangan biarkan satu detak pun terabaikan, karena dengan menjaga
kesehatan jantung dan menguasai keterampilan dasar pertolongan darurat, kita
sedang menjaga harapan, menyelamatkan nyawa, dan memberi masa depan yang lebih
baik bagi banyak orang.
Satu tindakan kecil yang dilakukan dengan cara yang tepat dapat menjadi penentu bagi keselamatan seseorang. Dengan semangat itu, RSUDZA berharap pesan “Don’t Miss a Beat” tidak berhenti di ruang auditorium RSUDZA, tetapi terus hidup dan menjadi bagian dari langkah masyarakat dalam menjaga kesehatan jantung setiap hari.
Penulis: Cut Eka
Putri Ubit
Editor: Eva
Wirna