KUNJUNGAN TIM KESEHATAN UNICEF KE RSUDZA “KOMITMEN BERSAMA UNTUK MUTU LAYANAN IBU DAN ANAK”

Rabu, 5
November 2025, RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh
menerima kunjungan Tim Kesehatan UNICEF Indonesia sebagai bagian dari
rangkaian kegiatan monitoring dan advokasi program kesehatan anak di Provinsi
Aceh. Kunjungan ini merupakan bagian dari kerja sama antara Pemerintah
Indonesia dan UNICEF dalam siklus program 2021–2025, yang bertujuan
memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak melalui pendekatan berbasis mutu dan
kolaborasi lintas sektor.
Kegiatan
berlangsung di Ruang Multazam 2 dan dibuka oleh Plh. Direktur RSUDZA, dr.
Arifatul Khorida, MPH, FISQua, yang menyampaikan sambutan selamat datang
kepada delegasi UNICEF. Dalam sambutannya, beliau menekankan pentingnya sinergi
antara rumah sakit, pemerintah daerah, dan mitra internasional dalam
mewujudkan layanan kesehatan yang aman, responsif, dan berpusat pada kebutuhan
pasien. Sambutan dari pihak UNICEF disampaikan oleh dr. Mrunal Shetye,
selaku Chief of Health UNICEF Indonesia, yang mengapresiasi komitmen
RSUDZA dalam menjalankan berbagai inisiatif peningkatan mutu layanan, khususnya
di bidang maternal dan neonatal.
Pertemuan ini
dihadiri oleh jajaran manajemen RSUDZA, Komite Mutu, Pokja AMPSR, perwakilan
dokter spesialis anak dan obgyn, serta perwakilan Dinas Kesehatan Aceh dari
Bidang Kesmas dan Yankes. Delegasi UNICEF yang hadir antara lain Andi Yoga
Tama, dr. Artha Camelia, dr. Bobby Syahrizal, dr. Tira
Aswitama, Rustini Floranita, dan dr. Dita Ramadonna.
Dalam sesi
pemaparan, tim RSUDZA menyampaikan perkembangan pelaksanaan program AMP-SR
(Audit Maternal Perinatal - Surveilans and Respons) serta berbagai proyek POCQI
(Point of Care Quality Improvement) yang sedang berjalan di unit-unit
layanan. Pemaparan pertama disampaikan oleh dr. Suheir Muzakkir, Sp.PD,
yang menjelaskan pelaksanaan audit kematian ibu dan anak di RSUDZA. Beliau
menyampaikan bahwa proses notifikasi dan pelaporan MPDN telah berjalan,
namun masih menghadapi tantangan teknis dan kapasitas SDM, terutama dalam
pengisian ringkasan medik dan penentuan penyebab kematian. Upaya peningkatan
pemahaman dan integrasi lintas ruangan menjadi fokus perbaikan ke depan.
Selanjutnya, dr.
Yusra Septivera, Sp.OG memaparkan proyek POCQI maternal yang mencakup
pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), pemantauan perdarahan pasca
operasi sesar, dan pencegahan hipotermi neonatal. Beliau
menyampaikan bahwa pelaksanaan IMD telah menunjukkan peningkatan pasca
pelatihan dan sosialisasi SOP, sementara pemantauan perdarahan dan suhu tubuh
bayi terus diperkuat melalui monitoring ketat dan edukasi petugas.
Pemaparan ketiga
disampaikan oleh dr. Darni Fayanti, Sp.A(K), yang menjelaskan kondisi di
ruang NICU terkait pelaksanaan bundle VAP pada pasien ventilator. Target
peningkatan kepatuhan dari 70% menjadi 90% dilakukan melalui siklus PDSA,
dengan fokus pada praktik kebersihan tangan, oral hygiene, posisi kepala, dan
manajemen sekresi. Beliau juga menekankan pentingnya dokumentasi dan evaluasi
rutin sebagai bagian dari proses peningkatan mutu.
Sebagai penutup,
dr. RR. Rima Aulia Fiska, Sp.A memaparkan proyek POCQI di ruang PICU
yang berfokus pada peningkatan kepatuhan tatalaksana pencegahan syok septik.
Data menunjukkan bahwa 40% kematian balita di PICU disebabkan oleh syok
septik, dan tim berupaya meningkatkan kepatuhan melalui penerapan protokol
bundle, pelatihan rutin, dan penyediaan alat resusitasi yang memadai.
Kegiatan ini
ditutup dengan arahan dari Direktur RSUDZA yang menegaskan pentingnya menjaga semangat
perbaikan mutu secara konsisten. Kunjungan ini menjadi momentum untuk
memperkuat sinergi antara RSUDZA, UNICEF, dan Dinas Kesehatan Aceh dalam
mewujudkan layanan kesehatan yang lebih berkualitas dan berkelanjutan bagi ibu
dan anak di Aceh.
Penulis: Rolan
Editor : Cut Eka