RSUDZA dapat pendampingan operasi jantung level severity 1 dan 2
RSUDZA dapat pendampingan operasi jantung level severity 1 dan 2Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) mendapat pendampingan Tim Harkit dan Kemenkes RI untuk operasi jantung level severity 1 dan 2.
Kasi Pelayanan spesialis dan rujukan RSUDZA, dr Novita di Banda Aceh mengatakan sejauh ini ada beberapa kasus yang telah ditangani oleh rumah sakit tersebut untuk pelayanan jantung yang mendapat pendampingan dari Tim Harkit dan Kemenkes RI. “Saat ini kita masih membutuhkan pendampingan untuk tindakan-tindakan advanced di cath lab yang kita belum ada alat serta sumber daya manusia yang cakap seperti IVUS, penutupan defek jantung bawaan dengan device. Ia menyebutkan kunjungan Poliklinik di RSUDZA sebelum COVID-19 250 -300 pasien dan saat ini 100 -150 orang.
Ada pun untuk tindakan cath lab 5 pasien / hari dengan antrian mencapai 6 bulan, pemeriksaan echo 40-50 pasien per hari, pemeriksaan TEE 2-3 pasien per minggu, Holter monitoring/ reprogram ppm 5-6 pasien per minggu, pemeriksaan doppler vaskular 5-6 pasien per mgg, treadmill 3-5 pasien per hari. Selanjutnya pada chek up musiman seperti Pilkada maka mutlak diperlukan dan Kasus rawatan di raudah 1 , tingkat keterisian tempat tidur penuh. Pihaknya terus melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan layanan jantung di RSUDZA.
Ada pun fasilitas pendukung pelayanan jantung di RSUDZA seperti penambahan cath lab beserta perangkat yang diperlukan untuk berbagai tindakan yang memerlukan cath lab Selanjutnya memaksimalkan peranan dan fungsi cath lab untuk penyakit jantung bawaan dan right heart kateterisasi, tidak hanya simple koroner seperti selama ini, perlu diagnostik sendiri uuntuk echocardiografi, tee, holter monitoring , treadmill karena termasuk dalam tindakan bukan konsul rawat jalan biasa sehingga dapat memperbaiki klaim BPJS dan alat untuk elektrophisiology study, karena SDM sudah ada alat belum ada.
Direktur RSUDZA, Isra Firmansyah di Banda Aceh mengatakan cathlab RSUDZA telah melayani intervensi jantung secara invasive selama 13 tahun. Pihaknya menyampaikan terima kasih kepada Tim Harkit dan Kemenkes RI yang telah memfasilitasi pelayanan jantung dan pembuluh darah intervensi coroner dengan metode terkini. “Semoga kegiatan supervisi ini dapat berlanjut ke depannya,” katanya. Ia menambahkan kegiatan supervisi tersebut akan semakin meningkatkan kemampuan SDM di RSUDZA untuk melakukan pelayanan jantung secara mandiri di masa mendatang. “Sebagai rumah sakit rujukan utama di Provinsi Aceh kami juga terus berbenah dan meningkatkan berbagai layanan unggulan yang saat ini sudah ada,” katanya.
Artikel ini telah tayang di aceh.antaranews.com dengan judul RSUDZA dapat pendampingan operasi jantung level severity 1 dan 2, https://aceh.antaranews.com/berita/252789/rsudza-dapat-pendampingan-operasi-jantung-level-severity-1-dan-2
Pewarta : M Ifdhal