RSUDZA Kini Mampu Bedah Jantung

Admin 2016-03-13 13:27:08

BANDA ACEH - Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUZA) kini mampu melakukan pelayanan jantung paripurna secara mandiri. Tidak lagi berada di bawah asistensi dan supervisi Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta. Hal itu diungkapkan Dirut RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Dr dr Hananto Andriantoro SpJP(K) FICA, saat penandatanganan nota evaluasi antara rsuza dengan rumah sakit pusat jantung nasional itu, Jumat (11/3) di Auditorium rsuza. Dr dr Hananto Andriantoro SpJP(K) FICA mengatakan, rsuza telah mampu melakukan pelayanan kardiovasculer (jantung dan pembuluh darah) paripurna yang meliputi spesialis jantung , intervensi kardiologis, dan berakhir pada bedah jantung. â€œKami sudah bisa menyatakan bahwa rsuza merupakan tim kardio, spesialis jantung , dan spesialis bedah torax cardio. Hal itu dibuktikan rsuza dengan pelaksanaan operasi jantung dengan severity-1,” ujar Hananto, seraya menyebut severity-1 merupakan operasi jantung tanpa kelainan ginjal dan pompa jantung. Menurutnya, sejak enam bulan terakhir, tim bedahjantung Harapan Kita hanya membantu 10 persen, sedangkan sebagian besar pelayanan jantung dilakukan pihak rsuza. “Kami telah melakukan supervisi selama dua tahun sejak 2014. 

Saat ini kami menilai rsuza sudah mampu melakukannya sendiri, jadi sudah bisa kami tinggal,” kata dia.Hananto menceritakan, ide pelayanan jantung paripurna berawal dari kunjungan Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah dan dr Fachrul Jamal SpAN KIC yang saat itu menjabat Wakil Direktur Pelayanan Medis rsuza pada tahun 2012 ke RS Jantung Harapan Kita. “Ini komitmen saya dengan Gubernur Aceh pada medio 2012. Dalam dua tahun sejak 2014 tugas kami melakukan supervisi selesai. Alhamdulillah, Aceh sudah bisa bedah jantung mandiri,” katanya. Selain itu, Pembina Kardiovaskuler Seluruh Indonesia itu berharap ke depan rsuza terus meningkatkan sumber daya manusia (SDM) untuk menunjang tim bedah yang ada. “Melakukan operasi jantung harus benar-benar fresh, konsentrasi tinggi, dan tak bisa dipaksakan. Kesalahan sedikit saja bisa fatal akibatnya. Maka dari itu, tingkatkan SDM dengan penambahan  cardiac anastesi, perfusionis, tim intensive curative unit (ICU), dan dokter bedahnya agar tim semakin kuat,” ujarnya. 

Sementara itu, Direktur rsuza Banda Aceh, dr Fachrul Jamal SpAn KIC mengibaratkan supervisi yang dilakukan Tim RS Harapan Kita seperti bayi yang telah “disusui” selama dua tahun. “Mulai hari ini kami disapih, namun kami berharap bimbingan ini terus berlangsung sampai kami layak brjalan. Kami bersyukur atas kepercayaan tim Rumah Sakit Harapan Kita kepada kami untuk melaksanakan pelayanan jantung paripuna secara mandiri,” kata Fachrul. Menurutnya, fasilitas dan kemampuan tim bedah jantung. RSUZA saat ini mampu melakukan pelayanan jantung secara optimal. “Kamar operasi Hybrid yang kami miliki mengombinasikan antara diagnosis dan tindakan operasi di satu ruang saja. 

Dengan keunggulan tersebut, kami berharap minat masyarakat untuk berobat ke luar Aceh jadi berkurang, sebab rsuza kini melakukan hal tersebut,” ujarnya. RSUZA kini memiliki dua dokter spesialis bedah jantung, di antaranyadr Yopie Afriandi Habibie SpBTKV. Adapun penandatanganan nota evaluasi itu kemarin dilakukan Direktur rsuza Banda Aceh, dr Fachrul Jamal dengan Dirut RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Dr dr Hananto Andriantoro SpJP-(K) FICA. Prosesi itu disaksikan Kepala Divisi Bedah Toraks Kardiovaskular/SMF Bedah rsuza , dr Yopie Afriandi Habibie SpBTKV. Juga tampak hadir Wadir Pelayanan Medis rsuza  Banda Aceh, Dr dr Azharuddin SpOT-(K) Spine FICS, dan Dosen Fakultas Kedokteran Unsyiah, Dr dr Mohd Andalas SpOG.  Acara tersebut dihadiri puluhan petugas medis, khususnya dari unit pelayanan bedah rumah sakit daerah itu.