Remaja Putri Tertelan Jarum Pentul, Dokter RSUDZA Berhasil Angkat dari Paru Pasien
BANDA ACEH - Team dokter Paru Intervensi RSUDZA Banda Aceh didampingi oleh dokter anestesi dan perawat ahli berhasil mengambil jarum pentul yang bersarang di paru pasien, Kamis (3/8/2023).
Berdasarkan informasi yang diterima Serambinews dari dr Hulaimi, dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis), seorang remaja putri berusia 15 tahun yang berasal dari Bireuen tertelan jarum pentul.
Pasien mengaku tertelan pentul ketika hendak memakai jilbab untuk pergi ke sekolah.
Ia mengaku selama ini selalu menggigit jarum pentul saat merapikan jilbabnya.
Team dokter Paru Intervensi RSUDZA Banda Aceh didampingi oleh dokter anestesi dan perawat ahli berhasil mengambil jarum pentul yang bersarang di paru pasien, Kamis (3/8/2023)
Setelah tertelan pentul, remaja putri ini panik dan merasakan sesak napas.
Seakan-akan tidak bisa bernafas lagi dan napas seperti mengganjal. Ia juga mengeluhkan nyeri dada setelah tertelan jarum.
dr. Teuku Zulfikar Sp. P (K) di dampingi oleh dr Rosalia Yuliana, Sp.An-TI dan Dani indra perawat ahli dan terlatih bronkoskopi menyampai bahwa kasus tertelan benda asing memang sudah sangat sering ditangani.
Alhamdullah dengan modalitas alat yang sudah ada sehingga bisa mengambil benda asing yang tertelan oleh pasien.
Pasien ini dikonsulkan ke bagian Intervensi Pulmonologi dan Ke dokteran Respirasi karena dari rontgen daerah memang sudah sangat jelas terlihat jarum pentul yang bersarang di paru kanan.
“Saat kami melakukan pemeriksaan pasien memang agak sedikit ketakutan jika kita melakukan tindakan.
Akhirnya kami berkerja sama dengan dokter ahli anestesi RSUDZA untuk melakukan bronkoskopi dengan general anestesia atau bius umum yang membuat pasien tidak sadar,” ujarnya.
dr Teuku Zulfikar yang juga dosen Pulmonologi dan Ke dokteran Respirasi USK mengatakan, tertelan jarum pentul bukan yang pertama kali terjadi.
Sebenarnya proses tertelan benda asing sering terjadi pada anak-anak terutama di bawah 3 tahun dan usia 10 tahun.
Hal ini disebabkan susunan gigi yang belum lengkap dan koordin