Hari Keselamatan Pasien Sedunia 2024 dan Komitmen RSUDZA Meningkatkan Diagnosis Demi Keselamatan Pasien

Admin 2024-09-20 10:07:43

Hari Keselamatan Pasien Sedunia ditetapkan oleh WHO (Word Health Organitation) pada 17 September. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keselamatan pasien dan upaya pencegahan terhadap bahaya atau kerugian yang dapat dialami pasien, selain itu peringatan ini juga diperlukan untuk meningkatkan kesadaran publik serta mendorong kolaborasi antara pasien, petugas kesehatan, pembuat kebijakan,  maupun pemimpin perawatan kesehatan guna meningkatkan keselamatan pasien.

 WHO melansir bahwa empat dari sepuluh orang pasien yang mendapat perawatan di rumah sakit mendapatkan bahaya dari proses perawatannya, namun kasus yang membahayakan tersebut dapat dihindari. Fakta ini mendorong WHO untuk mengingatkan pentingnya budaya keselamatan pasien dalam momentum peringatan hari keselamatan pasien sedunia, tidak ada seorangpun yang boleh merasa terancam akibat sedang menjalani perawatan di fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan.

Peringatan Hari Keselamatan Pasien Sedunia Tahun 2024 mengusung tema “Meningkatkan diagnosis demi keselamatan pasien” dengan slogan “Lakukan dengan benar, buat aman!”, yang menyoroti pentingnya diagnosis yang benar dan tepat waktu dalam memastikan keselamatan pasien  serta meningkatkan hasil kesehatan.

Diagnosis mengidentifikasi masalah kesehatan pasien merupakan kunci untuk melakukan perawatan dan pengobatan yang mereka butuhkan. Kesalahan diagnosis adalah kegagalan dalam menetapkan penjelasan yang benar dan tepat waktu tentang masalah kesehatan pasien, yang dapat mencakup diagnosis yang tertunda, tidak benar, terlewat, atau kegagalan untuk mengomunikasikan penjelasan tersebut kepada pasien.

Keamanan diagnostik dapat ditingkatkan secara signifikan dengan mengatasi masalah berbasis sistem dan faktor kognitif yang dapat menyebabkan kesalahan diagnostik. Faktor sistemik adalah kerentanan organisasi yang menjadi predisposisi terjadinya kesalahan diagnostik, termasuk kegagalan komunikasi antara petugas kesehatan, atau petugas kesehatan dan pasien, beban kerja yang berat maupun kerja tim yang tidak efektif. Faktor kognitif melibatkan pelatihan dan pengalaman klinisi serta predisposisi terhadap bias, kelelahan, dan stres.

Gerakan Keselamatan Pasien (Patient Safety) merupakan upaya Kementerian Kesehatan dan Persi untuk mendorong pengelola rumah sakit meningkatkan mutu layanannya dengan berpatokan pada prinsip-prinsip keselamatan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien merupakan aksi nyata yang dapat dilakukan untuk menghindari insiden yang tidak menyenangkan maupun yang membahayakan terjadi kepada pasien.

Selaras dengan tema tahun ini RSUDZA berkomitmen untuk meningkatkan ketepatan diagnosis dengan menciptakan lingkungan kerja yang positif, memastikan kelengkapkan sarana dan prasana penunjang medik untuk menegakkan diagnosa pasien. Mengingatkan professional pemberi asuhan  dengan melakukan evaluasi melalui pertemuan rutin mingguan,  sehingga prinsip keselamatan pasien dapat berjalan sesuai dengan harapan.

Komitmen yang tinggi ini juga dibuktikan dengan survei budaya keselamatan pada tahun 2022, yang hasilnya menunjukkan dukungan managemen RSUDZA yang meningkat dari tahun sebelumnya, survei ini merupakan tolak ukur kepatuhan pelaksanaan keselamatan pasien pada rumah sakit.(rnz)

Berikut link untuk twitbonize : Twitbon Patient Safety RSUDZA



Sumber : Komite Mutu Sub Komite Insiden Keselamatan Pasien RSUD dr. Zainoel Abidin

Editor : Ns. Rikanurrizki, S.Kep.,M.Kep