Kemudahan Pengambilan Obat Kronis bagi Peserta JKN: Digitalisasi Iterasi Resep

Antrian
memadati ruangan, beberapa pasien menunggu giliran pengambilan obat. Menanti
dengan sabar, sesekali melirik ke arah jarum jam dinding, yang terasa sangat
lambat bergerak. Sebuah potret keadaan yang lazim di fasilitas layanan farmasi,
namun itu dulu.
Kini
dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi antrean di fasilitas
kesehatan, khususnya bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan
penyakit kronis, telah meluncurkan digitalisasi iterasi resep obat kronis di
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Inovasi ini memberikan
kemudahan bagi pasien yang membutuhkan obat rutin setiap bulannya, terutama
bagi pasien yang masih memerlukan pengobatan dan belum dapat mengikuti Program
Rujuk Balik.
Digitalisasi
iterasi resep adalah program yang memungkinkan pasien mengambil obat kronis
tanpa harus bertemu dokter. Program ini bertujuan untuk mempermudah pasien
mendapatkan obat dan mengurangi antrean di rumah sakit. Berikut ini adalah
manfaat digitalisasi iterasi resep: Pasien tidak perlu mengantre atau meminta
resep ulang, pasien dapat mengambil obat di farmasi tanpa harus bertemu dokter,
alur pelayanan obat lebih sederhana dan efisien, kebutuhan obat pasien dapat
dipenuhi lebih cepat.
Pasien
dapat mengakses digitalisasi iterasi resep melalui Dokter spesialis atau sub
spesialis meresepkan obat untuk kebutuhan 30 hari. Dokter dapat memberikan
tanda "iter" pada resep untuk dua kali iterasi. Peserta dapat
menggunakan resep iterasi sebelumnya untuk mengambil obat di layanan farmasi
rumah sakit. Pelayanan obat iterasi akan didigitalisasi, pencatatan resep
dilakukan secara real-time untuk memverifikasi status peserta. Program ini
membantu pasien yang memiliki riwayat sakit kronis, seperti hipertensi dan
jantung dengan kondisi stabil.
Alur
layanan digitalisasi iterasi resep obat kronis yaitu pada bulan pertama, pasien
dapat mengunjungi rumah sakit untuk mendapatkan Surat Eligibilitas Peserta
(SEP) dan resep obat dari dokter. Selanjutnya proses pengambilan obat menjadi
lebih praktis. Pada bulan kedua dan ketiga, pasien cukup membawa salinan resep
dari bulan sebelumnya ke instalasi farmasi rumah sakit untuk mengambil obat.
Obat
yang dapat di iter adalah obat –obat yang termasuk ke dalam daftar obat kronis
sesuai ketentuan penjaminan BPJS
Layanan
iterasi bertujuan untuk mengurangi antrean, karena pasien tidak perlu lagi
mengantre panjang setiap bulan untuk mendapatkan resep baru, sehingga waktu
tunggu di rumah sakit menjadi lebih singkat. Selain itu dapat mewujudkan
efisiensi waktu, dimana pasien dapat mengambil obat dengan lebih cepat tanpa
perlu berkonsultasi ke dokter.
Layanan iterasi juga memudahkan pasien, terutama yang memiliki keterbatasan mobilitas atau tinggal jauh dari rumah sakit, untuk mendapatkan obat rutin mereka, sehingga diharapkan peningkatan kualitas layanan dapat diwujudkan. Digitalisasi iterasi resep obat kronis merupakan bentuk peningkatan kualitas layanan JKN, yang berfokus pada kebutuhan dan kenyamanan pasien. Sistem ini mewujudkan gotong royong antara pihak rumah sakit dengan pasien, sehingga semua tertolong. Inovasi ini adalah langkah maju dalam pelayanan kesehatan di Indonesia dengan digitalisasi iterasi resep obat kronis, memungkinkan pasien dapat lebih fokus pada usaha pemulihan kesehatan mereka tanpa terbebani oleh proses pengambilan obat yang rumit. (rnz)
Instagram: https://www.instagram.com/reel/DHpd7gdTu7w/?igsh=MTZubnN1dDR4YjdqcA==