Kemudahan Pengambilan Obat Kronis bagi Peserta JKN: Digitalisasi Iterasi Resep

Admin 2025-03-26 11:00:00

Antrian memadati ruangan, beberapa pasien menunggu giliran pengambilan obat. Menanti dengan sabar, sesekali melirik ke arah jarum jam dinding, yang terasa sangat lambat bergerak. Sebuah potret keadaan yang lazim di fasilitas layanan farmasi, namun itu dulu.

Kini dalam upaya meningkatkan kualitas layanan dan mengurangi antrean di fasilitas kesehatan, khususnya bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan penyakit kronis, telah meluncurkan digitalisasi iterasi resep obat kronis di Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Inovasi ini memberikan kemudahan bagi pasien yang membutuhkan obat rutin setiap bulannya, terutama bagi pasien yang masih memerlukan pengobatan dan belum dapat mengikuti Program Rujuk Balik.

Digitalisasi iterasi resep adalah program yang memungkinkan pasien mengambil obat kronis tanpa harus bertemu dokter. Program ini bertujuan untuk mempermudah pasien mendapatkan obat dan mengurangi antrean di rumah sakit. Berikut ini adalah manfaat digitalisasi iterasi resep: Pasien tidak perlu mengantre atau meminta resep ulang, pasien dapat mengambil obat di farmasi tanpa harus bertemu dokter, alur pelayanan obat lebih sederhana dan efisien, kebutuhan obat pasien dapat dipenuhi lebih cepat.

Pasien dapat mengakses digitalisasi iterasi resep melalui Dokter spesialis atau sub spesialis meresepkan obat untuk kebutuhan 30 hari. Dokter dapat memberikan tanda "iter" pada resep untuk dua kali iterasi. Peserta dapat menggunakan resep iterasi sebelumnya untuk mengambil obat di layanan farmasi rumah sakit. Pelayanan obat iterasi akan didigitalisasi, pencatatan resep dilakukan secara real-time untuk memverifikasi status peserta. Program ini membantu pasien yang memiliki riwayat sakit kronis, seperti hipertensi dan jantung dengan kondisi stabil.

Alur layanan digitalisasi iterasi resep obat kronis yaitu pada bulan pertama, pasien dapat mengunjungi rumah sakit untuk mendapatkan Surat Eligibilitas Peserta (SEP) dan resep obat dari dokter. Selanjutnya proses pengambilan obat menjadi lebih praktis. Pada bulan kedua dan ketiga, pasien cukup membawa salinan resep dari bulan sebelumnya ke instalasi farmasi rumah sakit untuk mengambil obat. Obat yang dapat di iter adalah obat –obat yang termasuk ke dalam daftar obat kronis sesuai ketentuan penjaminan BPJS

Layanan iterasi bertujuan untuk mengurangi antrean, karena pasien tidak perlu lagi mengantre panjang setiap bulan untuk mendapatkan resep baru, sehingga waktu tunggu di rumah sakit menjadi lebih singkat. Selain itu dapat mewujudkan efisiensi waktu, dimana pasien dapat mengambil obat dengan lebih cepat tanpa perlu berkonsultasi ke dokter.

Layanan iterasi juga memudahkan pasien, terutama yang memiliki keterbatasan mobilitas atau tinggal jauh dari rumah sakit, untuk mendapatkan obat rutin mereka, sehingga diharapkan peningkatan kualitas layanan dapat diwujudkan. Digitalisasi iterasi resep obat kronis merupakan bentuk peningkatan kualitas layanan JKN, yang berfokus pada kebutuhan dan kenyamanan pasien. Sistem ini mewujudkan gotong royong antara pihak rumah sakit dengan pasien, sehingga semua tertolong. Inovasi ini adalah langkah maju dalam pelayanan kesehatan di Indonesia dengan digitalisasi iterasi resep obat kronis, memungkinkan pasien dapat lebih fokus pada usaha pemulihan kesehatan mereka tanpa terbebani oleh proses pengambilan obat yang rumit. (rnz)

Instagram: https://www.instagram.com/reel/DHpd7gdTu7w/?igsh=MTZubnN1dDR4YjdqcA==