FGD RANCANGAN PROYEK PERUBAHAN Dr. ABDUL FATAH DI RSUDZA

Admin 2025-09-04 13:20:00

Banda Aceh, 04 September 2025 – Wakil Direktur Penunjang dr. Ira Maya, M.Kes memimpin kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Rancanagn Proyek Perubahan PKN TK II yang disampaikan oleh Wakil Direktur Aministrasi dan Umum dr. Abdul Fatah, MPMM. Kegiatan berlangsung pada Jumat 29 Agustus 2025 di Ruang Multazam 1 RSUDZA, dihadiri oleh seluruh manajemen dan tim efektif rancangan proyek perubahan.


Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari proyek perubahan yang diinisiasi oleh dr. Abdul Fatah, sebagai peserta dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II provinsi Aceh yang mengusung tema "Transformasi Digital RSUD dr. Zainoel Abidin: Integrasi SIMRS untuk Layanan Unggul dan Efisiensi Operasional". 


FGD ini  bertujuan untuk mengidentifikasi masalah dan pemetaan kebutuhan data dan proses untuk pengembangan proyek tersebut. 


Kegiatan dibuka oleh Plh. Direktur RSUDZA, dr. Ira Maya, dilanjutkan penjelasan arah proyek perubahan oleh dr. Abdul Fatah.   


Dr. Abdul Fatah menjelaskan arah proyek perubahan ini terletak pada optimalisasi dan integrasi (Sistem Informasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sebagai bagian dari transformasi digitas RSUDZA. 


Identifikasi masalah akan dilakukan melalui pendekatan fishbone, mencakup aspek teknologi, metode/ prosedur, SDM, manajemen organisasi, lingkungan eksternal, serta data dan informasi. 


Analisis berbasis Strengtht, Weaknesses, Opportunities, dan Threats (SWOT) akan digununakan untuk merumuskan strategi penyelesaian masalah dalam proyek perubahan ini. 


Kegiatan berlangsung sangat interaktif, banyak masukan dari tim yang turut menyampaikan terkait masalah, usulan, dan dukungan penyelesaian yang terhubung langsung dengan proyek perubahan ini. 


Proyek perubahan yang mengusung tema digital ini tentu akan mengikuti perkembangan teknologi. Termasuk Artificial Intelegence (AI).


Penggunaan AI untuk mendukung proyek perubahan ini dapat dipertimbangkan akan tetapi tidak sepenuhnya dapat digunakan. dr. Ika Marlia, Sp.S, dari bagian Spesialistik dan Rujukan menegaskan bahwa AI tidak dapat sepenuhnya menggantikan tenag medis, karena keterbatasan dan memahami kondisi fisik dan emosional pasien. AI hanya dapat berfungsi sebagai alat bantu, bukan pengganti keputusan klinis berbasis empati dan pengalaman.

  

Usulan lain masuk dari Hera yang bertugas di Unit Rekam Medis, mengusulkan agar RSUDZA mulai menerapkan tanda tangan elektronik dokter penanggung jawab pasien (DPJP) untuk mempercepat proses verifikasi rekam medis dan klaim BPJS, serta menungkatkan efisiensi dan akuntabiltas. 


Dr. Fuad, Sp.PD, K-HOM dari bidang Diklat RSUDZA menyampaikan bahwa untuk mendukung percepatan proses perubahan diperlukan perangkat baru yang sesuai standar pelayanan digital. Saat ini banyak ditemukan perangkat keras yang sudah usang di Poliklinik yang berdampak pada lambatnya akses SIMRS dan ini berpotensi untuk menghambat layanan.


Terkait tindak lanjutnya, dr. Abdul Fatah akan memulai strategi prioritas yaitu dengan menjalankan optimalisasi modul SIMRS melalui integrasi berbasis AI, dengan mempertimbangkan kesiapan infrastruktur unit kerja. 


Pelaksanaan proyek perubahan ini akan melalui bebrapa tahapan, yaitu; jangka pendek (0-2 bulan) dengan melakukan audit SIMRS. Jangka menengah (6-12 bulan) dengan melakukan uji coba modul SIMRS, dan jangka pangjang (1-2 tahun) yaitu implementasi penuh SIMRS terintegrasi. 


Dalam proyek perubahan digital ini akan dilakukan pengembangan inovasi “Sistem Infomrasi Terintegrasi RSUDZA” (Sinergi ZA). Yang akan sepenuhnya mendukung efisiensi operasional dan tata Kelola RSUDZA secara digital. 


Seluruh peserta menyatakan dukungan terhadap proyek perubahan ini. manajemen RSUDZA menyampaikan kesiapan untuk terus mengawal pelaksanaan proyek secara kolektif dan berkelanjutan di bawah kepemimpinan dr. Abdul Fatah, MPPM.


Tanpa dukungan dan keterlibatan aktif seluruh tenaga kesehatan dan administratif, system digital ini tidak akan berjalan optimal. Untuk itu komitmen SDM menjadi faKtor kunci dalam keberhasilan implementasi SIMRS di RSUDZA, tutup Mustafa dari Pusdiklat RSUDZA.  


Rangkaian kegiatan ini menunjukkan keseriusan RSUDZA dalam mengawal transformasi digital melalui pendekatan kolaboratif, terukur, dan berbasis data. Proyek perubahan yang diinisiasi oleh dr. Abdul Fatah tidak hanya menjadi bagian dari pelatihan kepemimpinan nasional, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam mewujudkan pelayanan rumah sakit yang unggul, efisien, dan terintegrasi secara digital. (E_Yusuf)