RSUD dr. Zainoel Abidin Optimalkan Rekam Medis Elektronik Terintegrasi SATU SEHAT

Banda Aceh, 1 September 2025 – RSUD dr. Zainoel Abidin (RSUDZA) resmi meluncurkan Program Optimalisasi Rekam Medis Elektronik (RME) Rawat Inap Terintegrasi dengan SATU SEHAT sebagai langkah strategis memperkuat transformasi digital layanan kesehatan. Program ini merupakan bagian dari Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) yang digagas oleh Kausar Hanum, SE, MM, Kepala Bagian Bina Program dan Pemasaran RSUDZA.
Melalui program ini, RSUDZA berkomitmen menghadirkan pelayanan kesehatan yang lebih cepat, akurat, dan terintegrasi. Sebelumnya, implementasi RME di RSUDZA masih berjalan secara parsial. Namun dengan integrasi melalui platform SATU SEHAT milik Kementerian Kesehatan RI, seluruh data rekam medis kini dapat tercatat secara digital dan tersinkronisasi langsung dengan sistem nasional. Konsep One Patient One Record menjadi dasar pengembangan, memastikan setiap data pasien—mulai dari asesmen dokter, tindakan keperawatan, farmasi, hingga hasil laboratorium dan radiologi—terhimpun dalam satu sistem terpadu.
Dalam pengembangan RME rawat inap, RSUDZA menyusun 47 formulir standar rekam medis dan 117 formulir tambahan untuk kebutuhan pasien khusus, serta merancang alur digitalisasi data yang terhubung ke SATU SEHAT Gateway. Sejumlah fitur turut diperkenalkan, seperti Digital Reminder & Alert System untuk memastikan kelengkapan pengisian data, dashboard monitoring real-time, E-learning RME bagi tenaga medis, serta integrasi penuh dengan SIMRS yang memungkinkan akses data pasien secara cepat, aman, dan terkoordinasi di berbagai unit pelayanan.
Agar digitalisasi berjalan optimal, RSUDZA melaksanakan berbagai pelatihan kepada tim IT, tenaga medis di unit percontohan rawat inap, serta tim rekam medis sebagai pengguna utama. Pelatihan ini bertujuan meningkatkan literasi digital dan memastikan pemanfaatan RME berjalan konsisten serta efektif di seluruh lingkungan rumah sakit.
Optimalisasi RME terintegrasi memberikan banyak manfaat bagi pasien maupun rumah sakit. Pelayanan menjadi lebih cepat dan efisien, penggunaan dokumen kertas berkurang (paperless), keamanan dan kelengkapan data meningkat, serta proses penelusuran rekam medis menjadi lebih mudah. Selain itu, mutu pelayanan dan keselamatan pasien turut diperkuat melalui akses data yang akurat dan real-time, diikuti kemudahan pelaporan digital bagi manajemen dan pemangku kebijakan. Bagi pemerintah daerah, integrasi ini juga memperkaya ketersediaan data kesehatan Aceh yang dapat dimanfaatkan untuk analisis dan perencanaan berbasis bukti.
Dengan implementasi ini, RSUDZA menegaskan langkahnya menuju rumah sakit rujukan berbasis digital di Aceh. Memiliki sistem yang semakin terintegrasi, SDM yang kompeten, serta infrastruktur yang terus diperkuat, RSUDZA siap menjadi model penerapan SATU SEHAT bagi rumah sakit kabupaten/kota lainnya, sekaligus menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam memberikan pelayanan yang berkualitas dan berorientasi pada keselamatan pasien.
Penulis: Ade
Editor: Wenny